Defense Twenty Seven

84 11 0
                                    

Selasa.

Aileen beserta teman-teman sekelasnya sudah mencak-mencak tidak jelas, banyak juga yang mengumpat pada guru Bahasa Indonesia yang baru saja keluar dari perpustakaan.

Karena jam istirahat mereka dipakai untuk memperpanjang jam pelajaran Bahasa Indonesia. Alhasil IPA 8 telat istirahat. Hari ini mereka belajar Bahasa Indonesia di perpustakaan, karena mengikuti materi.

Aileen juga sudah beberapa kali mengeluarkan umpatan bersama Caca. Bagaimana tidak? Perutnya sudah keroncongan dari jam pertama dan ketika waktunya istirahat, jam nya dipakai oleh guru menyebalkan itu.

"Ayo ah langsung ke kantin. Udah laper banget gue," kata Aileen.

"Kuy," sahut Caca.

Mereka pun berlajan ke kantin dan memesan makanan masing-masing.

Saat sedang asik menyantap makanan. Tiba-tiba Fayna datang ke meja mereka berdua.

"Aileen," panggil Fayna dengan suara yang menyebalkan di telinga Aileen dan Caca.

Aileen dan Caca saling menatap, seperti mengisyaratkan agar tidak menggubris cewek yang baru datang itu.

Merasa tidak ada respon dari Aileen, Fayna meninggikan suaranya.

"Woi. Denger gak sih lo? Masih punya kuping kan?" Bentak Fayna, wajahnya terlihat sangat kesal.

Darah tinggi kaya mama gue. Batin Aileen.

"Ai, masa gue kaya denger suara nenek lampir?" Kata Caca pelan, dan masih terdengar oleh telinga Fayna.

"Apa apan lo? Ngatain gue?!" Jawab Fayna tak suka.

"Lah Ai? Masa nenek lampir nya ngaku?" Ledek Cafa lagi.

Aileen menahan tawa setengah mati karena lelucon Caca itu.

Fayna yang sudah sangat kesal langsung menjambak rambut Aileen yang terkuncir kuda.

Aileen dejavu seketika, dulu ada seseorang yang seding menarik rambutnya. Namun tarikan itu berbeda, cewek yang baru saja menarik rambutnya lebih kasar dari orang itu.

"Woi nenek lampir! Gausah main tangan mulu gabisa napa?! lagian kan gue yang ngeledek lo! kenapa malah Aileen yang lo jambak? kenapa?! ga berani sama gue?" Caca menggebrak meja dan membentak Fayna karwna tak terima dengan perlakuan kasar cewek itu kepada sahabatnya.

Aileen tersadar dari lamunanya karena bentakan Caca.

"Ca, udah Ca," kata Aileen.

Aileen langsung berdiri dan berhadapan dengan Fayna.

"Mau apa sih lo?" Ketus Aileen.

"Gue cuma mau bilang sama lo. Mendingan lo cepet cepet deh pacaran sama Regan. Selama ini kalian deket kan?" Ujar Fayna bertanya.

Aileen sedikit tercengang dengan paparan dari Fayna.

"Urusannya sama lo apa sih? Lo siapa gue sampe ngatur ngatur begitu?"

"Jelas dong ada urusannya sama gue. Kalo lo punya pacar kan berarti lo gabisa lagi kegatelan sama Reynald"

"Astagaa. Fayna, yang bikin lo mikir gue kegatelan itu apasih? Emang gue pernah ngelakuin apa? Gue godain cowok lo gitu?" Jawab Aileen tak terima.

"Reynald suka ga sengaja nyebut nama lo pas lagi berdua sama gue. Pasti karena lo masih ngedeketn dia diam diam kan?"

Caca tertawa mendengar penuturan Fayna.

"Itu sih Reynald nya aja kali yang lagi kepikiran sama Aileen," sahut Caca yang masih tertawa.

"Iya. Cowok lo masih mikirin gue kali!" Aileen semakin memanasi Fayna yang wajahnya sudah memerah menahan marah.

DEFENSE✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora