Defense Sixteen

90 22 2
                                    

Senin.

Beberapa hari berlalu, Minggu kemarin SMA HILERS baru saja menyelesaikan Penilaian akhir semester. Dan kini, pembelajaran belum kembali efektif seperti semula.

Semuanya kembali sama. Hanya ada perbedaan dalam hari-hari Aileen untuk kedepannya. Yaitu tanpa di ganggu oleh Reynald.

Dua Minggu yang lalu, Reynald mengetahui bahwa Aileen menyukai dirinya. Ya, seiring berjalannya waktu apalagi setelah melewati drama bersama Reynald waktu itu, Aileen merasa ada yang aneh dengan perasannya. Tapi itu tidak lama, tidak bisa ia pungkiri bahwa Aileen memang mencintai Reynald.

Tapi, respon yang diberikan Reynald seakan merebut dunianya. Reynald menjauhinya, tidak ingin bicara dengannya. Cowok itu seakan mendirikan tembok kokoh untuk Aileen.

Aileen juga tidak ada keberanian lagi untuk berbicara pada cowok itu.

Berita bahwa Aileen menyukai Reynald juga begitu cepat tersebar ke seluruh teman kelasnya. Padahal ia hanya cerita pada Caca dan Meisa, dan mulut Caca yang agak comel itu pernah keceplosan sehingga teman temannya mendengar. Aileen juga tidak memperdulikannya, tidak perduli dengan teman-temannya  yang sangat terkejut.

Ternyata perkataan orang memang benar. Biasanya musuh bisa jadi cinta, dan sekarang. Aileen yang menjadi korbannya, sedangkah Reynald masih berada di zona nyaman.

Selamat Reynald. Aileen kalah, kalah dalam menjaga perasaan sendiri agar tidak masuk ke dalam jurang percintaan. 

Hari-hari Aileen sangat berbeda. Seperti sekarang, dengan sangat mudah ia bisa membaca novel. Padahal biasanya, Reynald akan menggangunya.

Menarik rambut Aileen yang terikat misalnya.

"Ai, nanti ke mall yoo. Lo suntuk banget dah," ujar Caca.

"Gas ayo, pulsek ya."

"Sipp."

"Mei, mau ikut gak?"

Aileen sedikit berteriak ke bangku belakang Reynald tempat Meisa duduk.

Tapi, pandangannya malah meleset ke sepasang mata Reynald yang sedang menatapnya. Sebelum terjadi eye contact, Aileen langsung menghadapkan kembali tubuhnya ke depan.

Canggung sekali, sangat canggung.

"Kemana Ai?" Tanya Meisa sambil berjalan ke bangku Aileen.

"Mall."

"Ayok ayok."

"Pulsek ya, ke rumah gue dulu aja. Gue lupa bawa dompet," kata Aileen dan diangguki oleh Caca dan Meisa.

🍁🍁🍁

Bel istirahat berbunyi.

"Ai, kantin ayo." ajak Caca saat Pak Wahyu sudah keluar.

Aileen menggelengkan kepalanya. "Lo aja sana. Gue ga laper, lagi juga ga bawa uang."

"Yaelah pake duit gue dulu."

"Galaper Caaa."

"Yaudah dah gue sama Meisa ya."

"Iya."

Entah kenapa hari ini Aileen sangat tidak mood. Ia ingin tidur saja rasanya, namun matanya sangat sulit untuk terpejam. Akhirnya yang ia lakukan hanya menelungkupkan wajah di lipatan tangan atas meja.

Keadaan kelas yang sepi karena teman-temannya ke kantin, termasuk Reynald, membuat Aileen gusar seketika. Fikirannya terus tertuju pada cowok yang kini menjauhinya.

DEFENSE✓Where stories live. Discover now