Defense Eleven

130 34 5
                                    

Selasa.

Jam pelajaran kimia akan segera dimulai, tapi ini menjadi masalah untuk Aileen, Reynald, dan Ferall. Karena mereka bertiga belum mengerjakan tugas dari Bu Fatma, yaitu tugas untuk membuat soal dan jawaban sebanyak sepuluh. Tugas itu tidak bisa dapat dari teman karena soal dan jawaban harus berbeda dari masing-masing orang.

Aileen tidak mengerjakan karena semalam tertidur. Reynald juga tidak mengerjakan karena memang tidak mengerti sama sekali untuk pelajaran kimia, dan Feral? Jangan ditanya. Cowok itu lebih buta kimia dari Reynald.

"Udahlah mending kita bolos aja ke warung Bi Ida," usul Reynald karena sudah frustasi dengan Aileen yang cemas dari tadi.

Warung Bi Ida adalah kantin belakang sekolah, yang biasanya dipakai untuk anak-anak bolos atau semacamnya. Dan disana juga banyak teman-teman basket Reynald. Dulu waktu kelas sepuluh, Reynald dan Ferall juga sering bolos di warung Bi Ida. Tapi semenjak kelas sebelas, mereka tidak pernah lagi membolos.

"Lo serius ngajak gue ke warung Bi Ida?" Tanya Aileen.

"Terus mau bolos kemana?" Reynald membalas bertanya.

"Iya Ai, mendingan cari aman. Dari pada disuruh bersihin toilet," ujar Ferall.

Sebenarnya Bu Fatma termasuk guru yang santai, bahkan ketika muridnya bolos akan aman saja karena Bu Fatma tidak akan menyadari. Hanya saja ketika ada muridnya yang tidak mengerjakan tugas darinya, pasti hukumannya itu. Membersihkan toilet dan Aileen paling anti dengan toilet kotor.

Jangankan membersihkan, jika ingin buang air kecil dan toilet sekolah kotor saja, Aileen sampai rela menahannya atau bahkan menyiapkan masker mulut yang sudah disemprot parfum dulu. Lebay? Memang, tapi itulah Aileen.

"Yauda ah. Ayo sekarang aja, keburu Bu Fatma dateng," final Aileen akhirnya, setelah dibujuk oleh Reynald dan Ferall. Hari ini Caca tidak masuk karena ada acara keluarga.

"Dari tadi kek kampang!" Kesal Reynald sambil menarik ikat rambut Aileen.

"Langsung bawa tas aja. Jam pelajaran terakhir ini kan," usul Feral dan diangguki oleh Aileen dan Reynald.

Mereka bertiga pun sudah berada di taman belakang sekolah, tempat paling aman untuk memanjat jika ingin bolos.

Feral langsung memanjat dinding tinggi itu dengan lihai. Aileen yang melihat Feral sudah di atas membuatnya bergidik ngeri. Bagaimana jika nanti sewaktu Aileen memanjat dan jatuh, jatuh dari ketinggian yang agak lumayan.

Ferall pun loncat sampai dirinya hilang dari penglihatan Aileen dan Reynald karena dibatasi oleh dinding tinggi itu.

"Lo manjat duluan sana. Gue terakhir," ujar Reynald.

Aileen menggeleng kecil sambil menunduk. Reynald mengerutkan keningnya, diangkatnya dagu Aileen agar tidak menunduk dan melihat wajahnya.

"Kenapa lo?" Ucap Reynald bertanya.

"Ck Rey, gue takut. Kayanya ga mungkin manjat deh," jawab Aileen dengan jujur. Tadinya tidak ingin berkata seperti itu, takut Reynald akan mengejeknya.

Dan benar saja dugaannya. Mungkin bukan mengejek, tapi sekarang Reynald malah tertawa kencang.

"Apansi ketawa. galucuu." Aileen mencubit perut Reynald.

"Terus kalo gamau manjat, lo bisa terbang emang?"

"Awhh-" Ringis cowok itu dan memegangi perutnya yang dicubit.

Aileen tidak perduli akan ringisan cowok itu. Bibirnya mengerucut sebal.

Reynald terkekeh kecil dan menepuk pelan puncak kepala Aileen.

DEFENSE✓Where stories live. Discover now