Defense Fourteen

108 27 4
                                    

Senin.

Bel pulang sudah berbunyi. Murid-murid pun bubar setelah merapikan perlengkapan belajarnya. Seperti Aileen saat ini yang tengah merapikan buku-bukunya ke dalam tas.

"Reynald kemana sih? Ke Ida ko ga balik balik?" Tanya Aileen pada Caca. Saat jam istirahat kedua tadi, Reynald dan Ferall memang bilang ingin ke Bi Ida dengan alasan Reynald rindu dengan masakan Bi Ida. Tapi sampai bel pulang, kedua cowok itu belum juga kembali, dan anehnya Aileen merasa khawatir.

Takut terjadi yang tidak-tidak pada Reynald.

Berkelahi misalnya.

Atau Reynald sengaja untuk membolos?

Tapi kan dia tidak pernah membolos lagi, terakhir waktu bersama Aileen itu.

Untung saja pelajaran setelah istirahat kedua guru tidak masuk. Jadilah Reynald dan Ferall aman.

"Bolos kali," sahut Caca.

Saat Aileen dan Caca sedang berjalan keluar kelas. Ponsel Aileen berbunyi menandakan ada pesan masuk.

Ferall: P
Ferall: Ai, si Reynald abis berantem sama Regan. Lo ke Bi Ida bisa gak? Lo minta anterin dia pulang kek gitu. Soalnya abis ini dia mau ke tempat Regan nongkrong, Reynald mau hajar teman temannya Regan juga.

Aileen melotot tak percaya.

Tuhkan benar dugaannya!

Reynald berkelahi. Lagi, dan dengan Regan, lagi.

"Kenapa Ai?" Caca mengerutkan kening melihat ekspresi wajah Aileen.

"Ca. Lo duluan aja deh, gue ke Bi Ida dulu, kalo lo ketemu Ka Gava tolong bilangin dia ya gue mau kerkel. Jangan bilang gue ke Bi Ida."

"Ngapain ke bi Eem?"

"Reynald berantem lagi sama Regan."

"What?! Yaudah yaudah sana. Nanti Ka Gava gue yang urus."

"Oke. Jangan sampe ketauan ya Ca, bye."

Aileen bergegas menuju warung Bi Ida.

🍁🍁🍁

"Reynald," panggil Aileen saat sudah menapakkan kakinya di warung Bi Ida.

Reynald sedang diobati oleh Ferall.

"Aileen? Ngapain kesini?" Tanya Reynald dan langsung menurunkan tangan Ferall yang sedang mengobatinya.

"Ral, gue aja yang obatin," kata Aileen dan diangguki oleh Ferall.

Aileen pun duduk di tempat Ferall duduk tadi.

Lalu mengambil alih kapas dan alkoholnya, kemudian menekankan ke seluruh luka di wajah Reynald dengan telaten.

Reynald bingung kenapa Aileen tiba-tiba datang kesini. Dan tanpa bilang apapun ke dirinya, ia langsung mengobati luka Reynald.

Beberapa menit kemudian, Aileen selesai mengobati wajah Reynald.

"Karna gue udah ngobatin lo. Sebagai tanda terimakasihnya, lo harus antar gue pulang."

"Hah? Gue kan ga minta. Siapa yang suruh lo obatin luka gue? Lagian lo ngapain sih kesini?" Tanya Reynald bertubi-tubi.

"Bodo amat. Pokonya gue mau lo antar gue pulang Rey!"

DEFENSE✓Onde histórias criam vida. Descubra agora