Catatan 9 Badai Datang Lagi

7.6K 750 46
                                    

"Dek, udah ditunggu ibu di ruang Persit."

Ini siapa sih yang bangunin tidur pagiku? Iseng amat ganggu kesibukanku molor merangkai mimpi. Ini masih jam delapan pagi! Mbak Maria? Hah, kantor Persit! Ditunggu ibu! Maksudnya bu Komandan gitu? Tunggu-tunggu ada apakah gerangan ini? Kok aku kayak kehilangan ingatan gini sih!

"Sayang, kamu nggak ada kegiatan? Itu ibu-ibu pengurus kok ngumpul di kansit," Mas Dru seperti memukul kepalaku pakai palu godam.

Aku langsung meloncat dari tempat tidur, "Lana disuruh ngumpul Mas. Udah ditunggu!"

"Duh, aku kok bisa kesiangan gini sih! Abis subuh ketiduran lagi sih. Dodol banget sih!" kutukku pada diri sendiri sambil sibuk mencuci muka. Nggak sempet mandi, semoga aku nggak bau iler.

Mas Dru menahan tubuhku, "bekas iler, Sayang."

"Duh, makasih Mas," balasku cepat-cepat sambil menggosok ujung bibir, "lha Mas kok nggak dinas?"

"Mas naik piket nih, jam sembilan baru ke depan," jawabnya santai.

"Besok pagi Mas harus terbang ke Bogor, penataran seminggu," ucapnya yang membuatku sejenak membatu.

"Apa? Lana lagi mimpi apa gimana sih ini? Alur ceritanya kok gini, kayak lompat-lompat," desahku bingung.

Mas Dru memegang kedua lenganku, "Silakan Alana berpikir sembari kegiatan. Kalau masih kurang jelas nanti sore Mas jelaskan."

"Lana bakal ditinggal ke Bogor seminggu?" tanyaku linglung.

"Iya, Sayang," Mas Dru mengecupku hangat. Ini bukanlah mimpi, kapan dia cerita kalau mau ke Bogor sih?

Sejauh perjalanan ke kantor Persit yang cuma dua menit dari rumah, aku berpikir. Ini di atas motor, ngomong-ngomong. Sambil mencium punggung Mas Dru yang wangi, aku ingat lagi. Bukankah kemarin dia bercerita kalau mau ke Bogor? Iya aku baru ingat dan sadar, dia akan penataran selama seminggu di sana. Sekaligus meninggalkanku sendiri yang sibuk di kota ini.

Hah, sibuk? Tunggu, bukankah kesibukan HUT satuan telah usai? Cuma tinggal baksos saja kan sih? Iye, udah selesai HUT satuan, tapi setelah ini adalah HUT Persit! Oh God, kemana aja sih aku nih. Ini kan bulan April saatnya istri prajurit merayakan ulang tahunnya. Sudah lewat beberapa hari yang lalu sih, tapi tetap dirayakan bersama rangkaian HUT satuan yang tersisa. Hiks, pengen nangis salto-salto, aku capek.

Belum-belum udah capek. Iya dong jelas aku pasti jadi seksi sibuk lagi. Apalagi di acara kemarin aku memuaskan banyak pihak. Jelaslah kali ini aku didapuk lagi buat ini dan itu, huwaa ogah Bunda! Mana Mas Dru tidak di sampingku selama seminggu ini. Gimana dong mobilitasku? Apa aku bakalan ringsekin mobilnya lagi? Nggak tahulah, pusing.

Asal kalian tahu ya Teman-teman, satu event di Persit itu bisa dirayakan sampai berminggu-minggu. HUT Satuan dan HUT Persit ini udah direncanakan sejak dua bulan yang lalu. Peringatannya lebih dari sebulan sendiri. Lomba-lomba dan lainnya, bakalan dilaksanakan setelah acara baksos esok. Tandanya kesibukanku akan berlangsung untuk waktu yang lama.

"Nanti Dek Lana anjangsana ke RST, ya? Mengunjungi anggota kita yang sedang sakit atau dirawat," suruh Bu Ivana yang membuatku gelagapan. Iya dong dari tadi aku ngalamun kok, plak!

"Siap Ibu," jawabku lemas.

"Dek Lana setelah ini presentasikan kemajuan kegiatan baksos ya? Udah seberapa jauh perkembangannya?" lanjut beliau lagi. Duh, kepalaku udah tuing-tuing ini. Banyak banget tugasnya, gimana dong sama skripsiku? Hwaaa, mendadak stres.

"Izin Ibu?" ulangku sambil melongo.

"Presentasi Dek!" Bu Ivana melotot cantik dong. Akhirnya, aku cuma bisa mengangguk lemas.

"Mumpung bapaknya lagi penataran kan, Dek. Sibuk dikit nggak apa dong." Iye nggak apa-apa kok, kan cuma 'dikit'. Banyaknya kayak apa dong ah!

"Siap," jawabku lirih. Nggak kesian apa sama aku nih! Aku lagi pengen hamil hoey, kecapekan terus. Aarrgghh!

Catatan Dodol Mamah Muda (Serial Alana dan Drupada)/OngoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang