Catatan 25 Tok, Tok! Aku Datang!

12.3K 1K 79
                                    

Tubuhku terasa dingin sekali. Telingaku mulai menangkap banyak suara. Apalagi hidungku mencium banyak aroma yang aneh, paling dominan aroma minyak kayu putih dan parfum Mas Dru. Aku tahu benar itu milik Mas Dru tercinta karena aroma apelnya yang kuat. Okay, perlahan ingatanku kembali. Aku sedang ada di tengah pertengkaran hina itu, iya pertengkaran Bang Ranu, Mas Dru dan dokter bejat, eh, dokter Daniel. Jangan bilang aku pingsan!

“Ya Sayang, kamu pingsan,” jawab Mas Dru sambil menata kembali wajahnya yang berantakan. Kutahu dia sesak napas karena cemas denganku.

“Siapa yang nolongin aku, Mas? Bukan dia kan!” maaf kalau pertanyaanku absurd saat pertama kali sadar.

Mas Dru menggeleng tegas. “Regina yang nolong kamu. Dia ditarik Gita pergi. Kamu nggak apa-apa Sayang? Kita ke rumah sakit saja yuk!”

“Nggak usah Mas,” aku menggeleng pelan. “Aku nggak apa-apa kok. Tenang Mas.”

“Gimana Mas bisa tenang kalau kamu yang sehat tiba-tiba pingsan. Kita ke rumah sakit aja, okay!” putus Mas Dru yang langsung kutahan cepat.

“Nggak perlu Mas, Lana cuma takut aja sama situasi macam itu. Lana kan punya trauma kalau dipermalukan atau ada keributan,” jelasku pelan sambil menarik tangannya ke pelukanku.

“Sini Sayang Mas peluk,” Mas Dru membenamkanku dalam dada bidangnya yang hangat dan wangi. Rasanya nyaman sekali berada di sana.

“Mas, Lana pengen maem batagor,” pintaku manja. Ya ampon semoga aku nggak dilempar batu bata. Masih sempetnya sih aku nih.

“Apa?” Mas Dru menatapku geli. “Batagor? Lapar, ya?”

Aku mantuk-mantuk dong jelas. “Kayaknya pingsan karena kelaparan juga.”

“Ya udah bentaran ya, Mas suruh orang belikan batagor. Tapi beneran nggak apa-apa kan?”

“Ya Mas, Lana nggak apa-apa kok.” Jawabanku akhirnya diterima Mas Dru dengan lega. Kulihat wajahnya mulai cerah karena aku masih koplak seperti biasa.

“Kamu kalau sakit beneran ngomong lho Sayang. nanti kita ke dokter langsung,” imbuhnya sambil mengacak rambutku.

“Siyap, Mas!”

Tik tok tik tok, menunggu setengah jam akhirnya batagor yang kuidamkan selama pingsan datang juga. Kok masih ada kang batagor yang buka di jam 23.30 malam? Monmaap emang dari tadi pengen itu, kebayang-bayang pas aku lagi di awang-awang. Plak, jangan tampar aku plis. Aku cuma seorang wanita yang lemah tak berdaya hiks. Sumpah ya setelah keguguran aku jadi gampang capek dan kehilangan kesadaran. Apakah kabel di otakku ikut korslet gitu? Ya semoga nggak, tapi kalau mengenai koplak ya emang udah putus dari dulu, wk wk wk.

“Enak nggak?” tanya Mas Dru sambil meneliti wajahku.

“Uenakk Mas, bumbunya pas. Batagornya kriuk. Ini batagor terenak di Bandung ya, Mas?” tanyaku girang sambil mengunyah riang.

“Enak mana sama Mas Dru?” tanyanya alih-alih menjawab pertanyaanku.

Aku menatapnya sebel, “paan sih. Ya enakan Mas … lah.”

“Hem,” Mas Dru mesem menyebalkan. “Emang Mas nggak ada duanya sih.”

“Ya ampun tolong, Mas cemburu sama batagor juga! Bandingin diri sama batagor juga?” sindirku nggak abis pikir. Dia hanya ngakak nggak ketulungan. Nih orang kenapa ya?

“Kalau Lana habis pingsan gini, Mas jadi ragu mau nerusin konsep selanjutnya.”

“Emang apa konsepnya? Apa pasangan doyan panjat tebing? Sampai Lana harus fit bener?”

“Manjat aku,” jawabnya singkat tapi sukses bikin aku merinding dangdut.

“Nggak usah bahas itu!” tolakku kuat.

Catatan Dodol Mamah Muda (Serial Alana dan Drupada)/OngoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang