Catatan 23 Kencan Seharian

12.7K 1K 144
                                    

Mohon maaf lama nggak update. Sebenere belum mau update lagi karena sejujurnya masih nyelesain endingnya. Tapi ya udah deh, daripada nanti tambah kangen yekan? Saya kasih colongan aja nih ya 😊🤣 selamat baca semuanya.

21+
===

Tuhan selalu punya cara untuk menyisipkan keindahan dalam sebuah kehancuran. Seperti, ada pelangi sesudah hujan badai. Seperti nasi sudah menjadi bubur, tapi masih ada ayam suwir, cakwe, dan krupuk bawang. Tuhan takkan membiarkan hamba-Nya bersedih terlalu lama. Itu benar sekali, setelah kesialan demi kesialan say hi pada hidupku, sekarang berganti dengan senyuman setiap hari.

Walau baru saja kehilangan bayi dalam kandunganku, aku mulai bahagia dengan dukungan demi dukungan yang datang. Dari kedua orang tua, mertua, dan juga suami tercinta. Belum lagi dukungan dari teman terdekat macam Ara dan Mas Dyo. Si pengacau juga telah sadar dan mengakhiri kekacauan ini. Dia tak senekat Dika, masih tahu batasan. Buktinya, dia masih meneruskan pertunangannya dengan Gita. Baguslah, kasihan cewek itu.

Sejujurnya, aku juga memikirkan si Gentong. Mau gimana dong, aku kenal dia. Dia juga pernah sakit hati karena tunangannya dulu berpaling padaku. Ya meskipun aku bukan pelakor sih, tapi bisa dikatakan aku membuat Mas Dru berpaling. Sudahlah, membahas masa lalu tak ada habisnya. Kami telah memutuskan untuk menatap masa depan, ya di depanlah masa di belakang!

Masalah demi masalah pelik yang datang mulai menguar. Selesai begitu saja dengan mudahnya setelah aku merasa dewasa. Ya, aku merasa dua tingkat lebih dewasa sekarang setelah masalah menerjangku bertubi-tubi. Di usia 21 tahun aku merasa sudah berpikir lima tahun ke depan. Ajaib kan, ya!

Aku sekarang jadi lebih kuat, nggak gampang menangis, mudah berpikir jangka panjang, nggak gampang ngeluh dan siap mendampingi Mas Dru lagi. Kalau sikap manjaku, mungkin itu sudah pembawaan, ya? Jadi susah diubah. Manjaku kalau seputar urusan cinta doang kok, ke Mas Dru doang, wk wk wk.

Aduh, udah deh, mendingan diam dulu sambil melihat tingkahnya. Percaya nggak sih cowok yang abis mandi dengan rambut yang masih basah berantakan, terus pakai kaos polos warna hitam, dan celana pendek, terus masih ada tetesan air di wajahnya, itu tuu ganteeeeeng banget. Sumpah iya, aku menyaksikannya sekarang di wajah suamikuuuuuu.

“Ganteng banget,” selorohku begitu saja. Mas Dru yang sadar dengan diriku yang melongo langsung melemparku dengan handuk.

“Ngeces woy!” tegurnya sambil tersenyum. Aduh nggak ku ku, gantengnya nambah!

“Mas, sini bentar deh!” panggilku sambil melambai kecil.

“Sayang, mau sampai kapan kamu kayak gitu, penerbangan kita jam 10 siang! Ini udah jam 9 kurang 15 menit. Ayo bersiap!” buyar Mas Dru sambil menguyel-uyel pipiku.

“Kalau kita terlambat mau ditinggal pesawat?” imbuhnya lagi yang membuatku gemas.

Kulingkarkan tangan di pinggang rampingnya. “Mas, aku mau di sini dulu sama kamu.”

“Sayang!” panggil Mas Dru nggak percaya, “yakin kamu nggak mau ke Bandung? Liburan lho kita!”

“Iye-iyeee, Lana ganti baju deh!” aku menyerah karena Mas Dru tak menangkap sinyal manjaku. Lagian aku emang keterlaluan sih, orang lagi serius malah dibecandain.

“Mendingan ganti baju deh!” gumamku sambil bangkit menuju lemari pakaian. Memilah dan memilih baju yang nyaman buat perjalanan jauh.

Yaps, dapatlah blus katun strip warna pink selutut dan legging hitam, gitu ajalah. Rambut, dikuncir ajalah, malas.

“Aku akan membelaimu saat sampai di Bandung. Sekarang konsep kita kayak BFF aja, okay?” bisik Mas Dru di telingaku. Geliii sumpah!

Aku berbalik badan dan menatapnya manyun, “konsep BFF apaan?”

Catatan Dodol Mamah Muda (Serial Alana dan Drupada)/OngoingWhere stories live. Discover now