▪️Is Me▪️

2.3K 454 57
                                    

Berdiam diri adalah kedua insan itu lakukan. Tengelam dalam pikiran masing-masing sembari menunggu seorang yang penting bagi Nameun.

Cukup canggung suasana keduanya, tidak ada percakapan untuk  mencairkan suasanan karena keduanya memiliki sifat yang sama-sama kaku.

"Nameun!" Suara rendah memanggilnya dengan terbata-bata. Sudah bisa dipastikan, keringat yang bercucuran dengan nafas yang memburu, dia habis berlari.

"Oh? Sudah datang." Nameun akhirnya lega akhirnya kakaknya telah tiba. Tapi, rasanya atmosfer menjadi menegang kala kakak laki-lakinya itu menyadari sosok di sampingnya.

Kedua pemuda itu bertukar pandang, sama-sama terkejut dan sama-sama sulit memahami situasi, "Beomgyu?" Ucap Felix tak percaya.

"Kau kenal dia?" Tanya adiknya ingin memahami situasi.

"Dia kakak mu?" Beomgyu bertanya yang tentunya langsung mendapatkan anggukkan dari Nameun.

Cukup tak menyangka bagi Beomgyu, ternyata dikehidupan Nameun yang baru ini jauh lebih baik dari kehidupan lamanya. Dia memiliki keluarga sekarang, mungkin takdir menginginkan ia merasakan kebahagiaan.

Beomgyu bangkit berdiri, menatap kedua orang itu bergantian. "Aku pergi, kakak mu sudah datang. Oh ya,  kau harus lebih berhati-hati lagi saat bersepeda." Dan kemudian, ia melangkah pergi meninggalkan kedua saudara itu.

"Bagaimana bisa kau mengenal orang itu?" Tanya Felix mengintrogasi.

"Dia tadi membantu ku dari pria tua menyebalkan tadi."

"Begitu. Kau ada yang terluka?"

"Lengan ku terluka."

Felix langsung mengecek lengan Nameun. "Ini jaket siapa?" Felix bingung, setahunya Nameun tidak memiliki jaket seperti itu.

"Ini aku meminjam jaket teman ku. Omong-omong, nama anak tadi siapa?"

"Choi Beomgyu, kenapa kau bertanya?"

"Tidak apa, aku merasa tidak asing saja dengan orang itu."

Dahi Felix mengerut, ada yang aneh dengan nada bicara Nameun. "Jangan dekat-dekat dengannya." Felix memperingati.

"Kenapa tidak boleh? Kau dekat dengan banyak gadis saja aku tidak masalah."

"Pokoknya tidak boleh. Ayo pulang, kau harus segera diobati."

"Baiklah."

🔓


Interior yang cukup megah tertata begitu rapi. Di lorong yang menuntun, terlihat begitu jelas di sisi kanan dan kiri terdapat lukisan indah yang harganya tidak dapat dihitung dengan jari .

Rumah itu, tidak. Lebih tepatnya, istana itu begitu megah. Beomgyu sudah sering datang ketempat ini meski begitu, Beomgyu tetap tak terbiasa dengan suasananya.

"Hey Beomgyu." Itu sapaan dari orang yang begitu berperan penting di bagian istana vampir. Dia berjalan mendekati Beomgyu dengan gagah.

"Jangan sok ramah pada ku." Itu yang menjadi tanggapan Beomgyu.

"Kau masih dingin saja pada ku." Laki-laki itu tersenyum canggung, sudah cukup lama ia tak berpapasan dengan Beomgyu. "Omong-omong, kau di panggil hyung ya?" Tanyanya, Beomgyu hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kalau begitu, ayo, aku akan mengantarmu." Laki-laki itu—Soobin berjalan terlebih dulu untuk menuntun.

Untung saja ada anak jangkung itu, kalau tidak, sudah dipastikan Beomgyu tersesat. Pasalnya tempat ini terlalu luas, meskipun dia sudah beberapa kali datang, tetap saja lupa.

I'm ComebackWhere stories live. Discover now