▪️ Puzzle ▪️

1.7K 376 28
                                    

"Huuaa"

"Ahhhh"

Teriak dari dua makhluk itu berhasil menggema di ruangan tersebut.

Alasan kedua orang itu berteriak adalah si pelaku pertama—si gadis— teriak karena mimpi buruknya, sedangkan si pelaku kedua—si laki-laki—teriak karena kaget dengan teriak si pelaku pertama secara tiba-tiba.

"Astaga kau benar-benar membuat ku kaget." Ujar laki-laki itu, memungut bukunya dilantai yang terlempar dari tangannya karena terkejut.

"Dimana aku?" Gadis itu memposisikan dirinya duduk menyender ke kepala kasur, menatap kanan kirinya yang sangat asing dimatanya.

"Di rumah orang." Jawab laki-laki itu kelewatan ketus.

"Eh? Kau?" Gadis itu menatap laki-laki yang duduk di kursi samping kasur yang ia huni sedang menepuk-nepuk bukunya untuk menghilangkan debu.

Tidak asing, pikirnya.

"Kau laki-laki yang di kereta itu bukan? Ehmm..." Gadis itu mencoba mengingat-ingat, pasalnya ia lupa namanya.

"Soobin, Choi Soobin." Beritahu laki-laki itu.

"Ah ya, dimana aku? Kenapa bisa disini? Oh! Beomgyu, dimana dia?" Tanyanya secara cepat dan beruntun

"Ck, tolong kalau ingin mengajukan pertanyaan satu persatu.

Gadis itu—Nameun hanya mengendus kesal. Menjengkelkan menurutnya.

"Kau ada di rumah orang tentunya, aku tidak mau memberitahu mu siapa orangnya." Soobin menaruh bukunya ke atas nakas samping kepala kasur. "Kau bisa disini karena si tukang bertindak sesuka hati yang membawa mu kesini. Beomgyu. Dan dia sekarang pergi keluar." Ujarnya, menjawab semua pertanyaan Nameun.

Ya meskipun pada awalnya kesal ditanya banyak begitu.

"Kemana?"

"Sudah ku katakan dia itu si tukang bertindak sesuka hati. Jadi aku mana tahu menahu."

Nameun membuang nafas panjang, membuang pandang pada lukisan kerajaan Yunani di tembok depannya. Sembari mengingat apa yang terjadi  sebelumnya.

"Nameun, kau kenapa tadi teriak begitu?"

Nameun menoleh ke arah Soobin. Dia teringat kembali dengan mimpinya yang sangat aneh, dimana ia berdiri menyaksikan pertumpahan darah di sebuah rumah megah di tegah hutan.

"Hanya mimpi buruk biasa." Jawabnya menunduk kepala— memainkan jari jarinya.

"Oh," Hanya itu respon Soobin.

Hening

Beberapa sekon mereka terdiam, sampai sosok yang Nameun cari datang dengan wajah sedikit terkejut melihat Nameun yang sudah sadar.

"Nameun, kau sadar juga." Ujar laki-laki itu penuh kelegaan.

"Apa kau merasa pusing?" Beomgyu duduk di pinggir kasur, mengambil jarak mendekat untuk mengecek suhu gadis itu. Kendati demikian, Nameun malah menghindar. Menunduk takut, enggan menatap Beomgyu.

Nameun tiba-tiba teringat mimpinya. Dimana ia melihat Beomgyu bermata merah dengan kuku tajam yang mengerikan.

"Kau-"

"Aku tak apa." Jawab Nameun dengan mata masih enggan menatap lawan.

Ada yang aneh, Beomgyu pun menatap Soobin yang sedari tadi menemani gadis itu.

"Aku tidak tahu." Kata laki-laki jangkung itu dengan sebenar-benarnya. "Hmm sebaiknya aku pergi dulu. "Soobin mengundurkan diri, merasa kehadirannya akan menjadi nyamuk antara keduanya.

I'm ComebackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang