▪️Do Not Go▪️

1.6K 363 42
                                    

Senyap, gelap, dan hampa. Suhu udara pun begitu dingin, perabot rumah juga sama dinginnya lantaran tak di sentuh.

Ini sudah hari ketiga-setelah menyimpanan debu kakaknya-Nameun mengurung diri. Dia terus saja di atas sofa ruang tamu, tanpa beranjak ke mana-mana. Bahkan dia juga lupa kapan terakhir kali ia makan dan beraktifitas seperti biasa.

Pikirnya begitu kosong, semua yang ada dikepalanya seperti berhamburan entah kemana.

Klek

Pintu rumahnya terbuka, tak tahu siapa yang datang tanpa mengetuk. Nameun tak peduli.

"Nameun," namanya di panggil begitu parau.

Di lihatnya seorang wanita murahan yang sudah berdiri dihadapannya. Siapa lagi kalau bukan ibunya.

"Kau tidak apa-apa nak?"

"Pergi," usirnya.

"Kau pucat sekali, apa-"

"Cih, kenapa kau tiba-tiba mencemaskan ku hu? Bukannya kau datang kesini mau melihat keadaan rumah ini masih layak di jual atau tidak bukan?"

"Kenapa kau berpikir seperti itu hu?"

"Kau memang begitu. Setiap kali datang ke rumah kau pura-pura menceramahi kami, tapi nyatanya kau datang kesini hanya untuk melihat rumah ini dan mencari surat tanah."

Nameun menatap tajam wanita itu, tak peduli lagi rasa sopan santunnya kepada yang tua.

"Kalau kau mau uang, ambil sana uang asuransi kakak. Aku tidak butuh."

"Nameun! Jaga ucapan mu!"

"Untuk apa aku jaga ucapan ku? Kau bukan siapa-siapa."

"Dasar anak kurang ajar!" Melayangkan satu tamparan, kendati demikian tanganya langsung tertahan.

"Jika kau ibunya, tidak sepantasnya memukul anak sendiri." Suara rendah itu. Jelas sekali itu adalah Beomgyu. Entah sejak kapan laki-laki itu memasuki rumahnya.

"Ck,"-di tariknya tangannya yang ditahan kuat-"ibu pulang dulu." Ujar wanita itu, yang langsung melenggang pergi.

"Kenapa kau kesini?" Pertanyaan itulah yang Nameun ajuh kala ibunya pergi.

"Alasan ku tetap sama seperti kemarin." Ucapnya mendaratkan bokongnya tepat di samping Nameun.

Nameun mengendus kesal, ya... Beomgyu selalu saja datang di siang hari untuk memberinya makan selama ia mengurung diri. Hanya mengantar saja, karena setelah itu Beomgyu pergi lagi entah kemana.

"Kau tidak memakannya lagi." Sudah berapa kali Beomgyu temukan makanan yang ia bawa tak tersentuh sama kali di atas meja.

Dia pusing sendiri harus bagaimana lagi membujuk Nameun untuk makan.

"Aku tidak nafsu."

"Kasihan perut mu, setidaknya makan sedikit."

Nameun menggeleng pelan sebagai jawaban. Di pelukannya kedua kakinya sambil menatap kosong lantai yang berdebu. Lagi-lagi Nameun melamun.

Sudah lelah atas sikap Nameun, akhirnya Beomgyu pun pergi. Apa Nameun peduli? Tidak, dia tak mencegah Beomgyu pergi.

"Kenapa kau masih disini?" Nameun kaget.

Pikirnya Beomgyu sudah pulang, tapi nyatanya tidak. Laki-laki itu datang kembali dengan beberapa alat makanan ditangan.

"Kau makan dulu, baru aku pulang." Ujarnya sambil sibuk menyajikan makanan yang ia bawa.

"Aku bilang, aku tidak nafsu."

"Ini," Beomgyu memberikan sendok makan pada Nameun. Nameun tidak segera mengambil, yang hal hasil membuat Beomgyu kesal. "Apa mau aku suap?"

I'm ComebackWhere stories live. Discover now