▪️Chance▪️

1.8K 375 64
                                    

Brukk

Nameun meletakkan ponselnya dengan kasar keatas meja, membuat seluruh penjuru menatap tajam ke arahnya lantaran bunyi berisiknya.

"Shutt" tegur salah seorang yang duduk di sudut meja panjang yang ia huni.

Disinilah ia, di kawasan para kutu buku yang dimana daerahnya harus senyap tanpa suara.

Gadis itu menghela nafas panjang, dalam diam mengumpat seribu bahasa dan mengacak-acak rambutnya frustasi.

Dia hampir saja gila dengan semua pesan dari kakaknya, Felix. Laki-laki itu terus saja spam chat padanya, dengan isi yang selalu sama. Seperti,

'kau dimana?'

'sekarang kau sedang apa?'

'jam berapa kau pulang?'

'sekarang kau bersama siapa?'

Iya, semua pertanyaan itu Felix yang kirim. Nameun sampai frustasi menanggapinya.

Felix itu benar-benar aneh, ralat, sangat aneh. Tidak bisanya kakaknya seperti ini, malahan anak itu kadang tak peduli dengannya. Tapi ini? Wah, anak itu sedang salah obat sepertinya.

Ting

Ponselnya kembali berbunyi. Nameun ingin lenyap saja kalau notifikasi itu dari Felix lagi.

Dengan malas Nameun mengecek ponselnya. Kalau memang notif tersebut dari Felix, ia sudah siap mengirim kata-kata kebun binatang dan langsung mengeblok laki-laki itu.

Namun nyatanya ia mendapatkan pesan dari Hyunjin, isinya seperti pesan Felix. Dia yakin ini Felix yang membajak ponsel Hyunjin.

Nameun tak menanggapi pesan itu, hanya membaca karena sudah muak dengan pertanyaan seperti itu.

Dimasukkannya benda canggih itu ke dalam saku hoddienya, mematikan laptopnya yang mengganga lebar dengan menampilkan software Microsoft word.

Niatnya mengerjakan tugas sampai tuntas batal lagi, kali ini kendalanya dari gangguan Felix yang membuat ia tak fokus.

Kali ini Nameun hanya pasrah saja kalau nilai tugasnya akan dapat C, tidak, tapi D.

Ia pun mengembalikan buku-buku yang sempat ia ambil dari rak, setelahnya bergegas pergi lantaran sebentar lagi kelasnya akan mulai.

Ah ya, diperjalanan Nameun tak lupa mengumpat untuk si bedah Lee Felix.

🔓

"Dia mengabaikan pesan ku." Hyunjin memberitahu kepada sahabatnya yang duduk di seberangnya.

Dia—Felix mengendus kesal. Ayolah, siapa yang tidak kesal kalau pesannya tidak dibalas? Apa lagi hanya di baca.

"Ck, anak ini." Kesalnya, sembari mengumpat dalam hati.

"Mungkin saja dia ada kelas, jadi tunggu saja." Ucap Hyunjin menenangkan.

Felix hanya mengangguk, matanya masih setia menatap layar ponselnya yang masih hidup.

"Sebenarnya apa yang terjadi hu? Kenapa kau sebegitu khawatirnya dengan adik mu?"

Laki-laki manis itu membuang nafas gusar, sebenarnya alasan Felix lebih protektif dengan Nameun hanya satu.

Vampir

Dan juga kerena keterlibatannya dengan salah satu vampir yang ia temukan di hari ia bolos.

"Felix?" Hyunjin memanggil, membuat laki-laki bersurai peach itu tersadar. "Apa kau sedang ada masalah?"

I'm ComebackWhere stories live. Discover now