▪️So Who?▪️

1.5K 359 52
                                    

Di buangnya nafas begitu panjang, kemudian menghirup kembali O2 dengan rakusnya. Air mata yang sempat muncul, kini hilang tinggal mengisahkan jejak.

Nameun menangis cukup lama, membuat orang-orang yang lewat melihatnya keheranan, mereka berpikir habis diputusi oleh laki-laki di sampingnya.

Orang itu adalah Beomgyu, ternyata laki-laki yang datang tiba-tiba menyeka air matanya bukanlah ilusi dan mengetahui fakta itu, Nameun malah tambah menangis kencang.

Beomgyu tentunya shock, terlebih lagi mendengar bisik-bisik aneh dari orang-orang yang melihat mereka.

Dia sampai bingung sendiri, dan berakhirlah membawa Nameun kedalam pelukannya. Tidak memperdulikan lagi tangannya yang diperban, ia tetap melakukannya untuk menenangkan Nameun.

"Apa kau sudah tenang?" Tanya Beomgyu.

Mereka masih ditempat yang sama, Beomgyu sudah tidak memeluknya lagi. Hanya elusan lembut di punggung yang Nameun dapat.

"Iya," Jawabnya begitu lemah.

"Baguslah, jika masih ada yang mengganjal, lepaskan saja." Nameun mengangguk dengan mata masih setia menatap aspal.

"Omong-omong, kenapa kau kesini? Mencari kakak mu?"

Mendengar perkataan Beomgyu, rasanya Nameun ingin menangis lagi. Dia begitu khawatir dengan kakaknya sekarang.

"Aku bukan mencari kakak ku," Katanya dengan suara serak, ciri khas orang sehabis menangis. "Tapi aku sedang mencari mu." Nameun menatap Beomgyu dengan mata sembabnya.

"Untuk apa mencari ku?"

Nameun menautkan kedua tangannya memohon. "Tolong... tolong bantu aku." Ucapnya.

Dahi Beomgyu mengerut, tak mengerti apa maksud gadis satu ini. "Minta tolong apa?"

"Selamatkan kakak ku."

Beomgyu makin heran. "Kakak mu kenapa?" Tanyanya.

Nameun buru-buru mengeluarkan ponselnya, menampilkan pesan misterius yang membuat dirinya ketakutan.

Beomgyu membaca pesan itu dengan baik, yang setelahnya membuat raut wajahnya menjadi terkejut bercampur bingung karena pesan itu. Ada tiga pesan yang terkirim dari nomor tak di kenal, isinya;

Pertama, mengatakan Felix dalam bahaya.

Kedua, 'di sebuah hutan pinus yang lembab terkurung lah dia disana.'

Dan yang terakhir, 'jangan lapor polisi jika ingin nyawanya selamat.'

"Kau bisa membantu ku?"

Di tatapnya Nameun lekat, memperhatikan mata indah yang berkaca-kaca itu. "Aku akan membantu mu." Ucapnya bersamaan dengan senyuman.

"Kau serius?"

Beomgyu mengangguk mantap. "Asalkan kau jangan menghindari ku lagi, dan... kumohon terimalah jati diri ku yang sebenarnya."

Ah... Nameun baru ingat kalau laki-laki yang ada di hadapannya ini adalah vampir. Harus bagaimana dia bersikap sekarang? Jujur saja, dia masih belum menerima tamparan kenyataan itu.

"A-akan ku coba."

🔓


Jisung merintih kesakitan, memuntahkan cairan kental ke lantai lumayan banyak. Pukulan dari algojo istana tak main-main sakitnya, seperti siksa kubur.

"Ini balas ku karena kau hampiri membuat nyawa ku hilang." Ucap sang raja vampir, Yeonjun.

"Sekarang, jelaskan pada ku maksud klan kalian merusak reputasi ku. Ingin merebut tahta lagi seperti Huening kai?"-Yeonjun tertawa renyah-"Bahkan orang terhebat dari klan kalian saja mati, apa lagi orang seperti mu? Mau sama juga akhirnya seperti Kai?"

I'm ComebackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang