▪️Is▪️

1.9K 418 32
                                    

Double up dalam rangka TXT yg baru comeback 😚

.

.


Memuncaknya emosi yang tercipta, membuat laki-laki bermarga Lee itu mengeram marah. Matanya begitu panas melihat adiknya—yang entah datang darimana—bercakap-cakap dengan rival yang sangat ia benci itu.

"Sedang apa kau disini?" Pertanyaan itulah yang ia ajukan saat tepat ditengah-tengah mereka.

"Akhirnya kau keluar. Aku menunggu mu."

"Untuk apa?"

Nameun menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Kau pucat sekali saat pergi, jadi aku khawatir." Felix memincingkan matanya curiga.

Ha, ekspresi Nameun sangat terbaca olehnya kalau itu bukan alasan yang sebenarnya.

Felix menatap Beomgyu dan Nameun bergantian. "Ayo pergi." Felix menariknya, tentunya Nameun tak terima. Dia ingin memberontak, tapi melihat tatapan tajam kakaknya itu mengurung niatnya.

Kedua saudara itu pun berlalu pergi tanpa pamit, meninggalkan Beomgyu yang masih terdiam dengan pikirannya.

Ketika kedua orang itu sudah cukup jauh dari sanggar tersebut, Nameun langsung menarik lengannya yang digenggam Felix dan berdecak sebal. "Kau ini kenapa tiba-tiba menarik ku tadi? Kau sangat menganggu." Katanya sangat kesal.

Felix menghentikan langkahnya, berbalik menghadap Nameun yang sudah terkejut karena pergerakan Felix yang tiba-tiba."Sekarang jawab yang jujur."

"Jawab apa?" Ucap Nameun gugup. Sial, ekspresi Felix sekarang benar-benar menakutkan.

"Apa tujuan kau datang ke sanggar ku tadi?"

"I-itu, alasan pertama sudah ku beritahu tadi. Jujur saja, aku takut melihat kau yang sangat pucat, aku takut kau pingsan di tegah jalan."

"Dan alasan kedua?"

Nameun tersenyum malu. "Sekalian ingin mengembalikan jaket yang ku pinjam dengan teman mu yang tadi. Aku tidak menyangka dia satu sanggar dengan mu, aku pikir kalian teman satu jurusan."

"Oh jadi itu alasan kau menghawatirkan ku, supaya aku beritahu keberadaan anak itu?"

"Hey! Aku memang khawatir, sungguh! Niat ku untuk mengembalikan jaket hanya berjaga-jaga. Mungkin saja kau sedang bersamanya."

Felix memutar matanya jengah, menyebalkan. "Ingat yah. Aku dengan dia bukan teman, mengerti?"

"Bukan teman? Jadi apa? Kekasih?"

"Hey!"

Nameun tertawa terbahak-bahak. "Habisnya kau tidak jelas. Kalau bukan teman, kalian apa hu?"

"Musuh."

"Musuh?" Felix mengangguk.

Nameun tentunya tercengang, bisa-bisanya kakaknya bermusuhan dengan orang yang akhir-akhir ini menarik perhatiannya. "Kenapa kalian bermusuhan?"

"Kau tidak perlu tahu alasannya. Ayo pulang." Felix kembali ke jalurnya. Baru saja ia melangkah, Nameun berujar.

"Aish, harusnya aku meminta nomornya tadi." Felix kembali menatap Nameun dengan bingung.

"Aku pikir kau ada nomornya, makannya aku tak masalah saat kau tarik aku pergi. Tapi, mendengar kalian musuh sudah dapat aku simpulkan kau tidak punya nomornya."

"Mwo?"

"Kau pulang duluan ya, aku mau kembali meminta nomornya dulu." Nameun mengedipkan sebelah matanya dan kemudian berlari ke arah yang ia lewati sebelumnya.

I'm ComebackWhere stories live. Discover now