▪️Something▪️

1.6K 366 36
                                    

Choi Yeonjun—berjalan kesana kemari—pikirannya melayang kemana-mana, membayangkan semua keterpurukan apa lagi yang akan terjadi kedepan.

Saat ini teritorial klan Choi cukup kacau, tentu saja karena rumor itu, membuat dirinya tak bisa kemana-mana selain di istana.

Yeonjun ingin meminta saran sang ayah untuk mengatasi hal ini, namun ayah sedang tidur panjang untuk beberapa ratus tahun kedepan.

Harus bagaimana sekarang? Ia tidak mau turun tahta.

Jujur saja dalam egonya, Yeonjun tidak mau kekuasaannya diambil alih, meskipun dulu ia tak menginginkan sebuah kekuasaan.

Haruskah ia mengorbankan seseorang untuk mengalihkan isu ini?

"Hyung," Soobin memanggil, membuat Yeonjun tersadar.

"Apa?"

"Apa ada sesuatu yang mengusik mu?"

"Tidak ada."

"Terus, kenapa hyung mondar-mandir? Aku pusing sendiri melihatnya."

"Ya jangan dilihat bodoh." Yeonjun menggemaskan tubuhnya ke sofa besar berwarna merah darah. "Beomgyu belum bilang apa-apa tentang Sam itu?"

Soobin menggeleng. "Belum,"

Yeonjun menghela nafas berat, kepalanya makin pusing.

"Tuan," Kedua Choi menoleh, mendapati seorang pelayan di bibir pintu.

"Ada apa?"

"Ada surat."

Yeonjun langsung bangkit berdiri, mengambil cepat kertas lusuh di tangan pelayan itu. Ia membukanya dengan terburu-buru dan membaca beberapa frasa yang tertulis.

"Siapkan mobil ku cepat!" Perintahnya. Pelayan wanita itu terburu-buru pergi, dan Soobin tentunya bingung.

Kenapa tiba-tiba? Itu yang dipikirkannya.

"Hyung mau kemana?" Tanyanya.

"Menemui seseorang." Yeonjun meremas surat itu dan membuangnya asal.

"Sia—hyung!" Soobin tak sempat bertanya lantaran Yeonjun pergi begitu saja dengan kecepatan tinggi.

Soobin pun mengejarnya, Yeonjun tidak boleh pergi sendiri, bisa-bisa nyawanya dalam bahaya.

🔓

Nameun merasakan ngantuk yang cukup berat, semalam tak tidur nyenyak karena mimpi buruknya datang kembali. Entah mengapa mimpi itu terus saja datang seperti potongan-potongan pazzel.

Dan ia merasa seperti benar-benar hidup di masa itu, apa mungkin mimpinya itu adalah kehidupannya dulu? Mungkin/?

"Hey, kau melamun lagi." Nameun melirik ke arah kanannya sebentar.

Dia lagi

Hwang Hyunjin tentunya, entah sejak kapan seniornya ini jadi suka datang tiba-tiba disampingnya tanpa di minta.

"Untuk apa kesini? Kenapa tidak bersama sahabat seperjuangan mu itu, si Felix menyebalkan?" Ujar Nameun agak tidak ramah.

"Kakak mu tiba-tiba aneh."

"Maksudnya?"

"Dia menghindari ku, bukan hanya aku, tapi semua orang juga. Dia seperti ingin mengucilkan diri."

Nameun tentu saja agak sedikit terkejut, dipikirannya Felix cuman menghindarinya saja, tapi ternyata orang lain juga.

Felix benar-benar menjadi orang yang aneh akhir-akhir ini.

I'm ComebackWo Geschichten leben. Entdecke jetzt