▪️ Warning for you ▪️

2K 396 27
                                    

"Arghh, sakit." Keluhan itu membuat gadis Lee itu resah dan dengan sengaja menekan kuat luka yang menjadi alasan laki-laki itu terus merengek.

"Ya! Kau sengaja ya?!"

Nameun menatap tajam kakaknya itu. "Habisnya aku kesal dengan mu! Kemarin seharian tidak ada kabar. Sekarang pagi-pagi begini memintaiku mengobati mu?" Ditaruhnya kapas bekas mengobati luka Felix di atas meja. "jam berapa kau pulang semalam?"

"Sembilan lewat."

"Ha? Aku juga sekitar jam segitu pulang. Tapi, kenapa aku tidak mendengar mu masuk rumah? Apa kau masuk lewat jendela seperti pencuri? Jujur!"

Felix mengangguk malas dan tentunya Nameun terkejut, padahal dia asal tebak.

"Sudah, aku ingin ke kampus sekarang." Ia beranjak dari tempatnya, tapi keburu Nameun yang menahan lengannya.

"Aku belum selesai bicara."

"Apa lagi yang ingin kau bicara, kan?"

"Pergi kemana kau kemarin?"

"Hanya jalan-jalan."

"Jalan-jalan? Sampai ponsel mu kau matikan?" Nameun membuang nafas panjang. "oppa tahu seberapa khawatirnya aku? Setidaknya oppa memberitahu ku." Kali ini nada Nameun sedikit memelas dan formal.

Felix hanya membuang nafas. "Iya, aku minta maaf. Sudah, aku mau pergi." Ia pun berlalu pergi, baru beberapa langkah Nameun kembali berujar.

"Oppa akhir-akhir ini agak aneh." Felix menghentikan langkahnya, menatap bingung adiknya itu. Sedangkan yang ditatap, menatap kosong kelantai. "Sebenarnya apa yang terjadi saat pertemuan mu dengan Chaerim? Oppa bilang hanya pertemuan biasa. Tapi aku tidak yakin, karena semenjak hari itu oppa bertingkah aneh."

"Aku sempat berpikir. Kalau hari itu Chaerim menyatakan cinta dan oppa menolaknya. Karena itu, Chaerim meninggal dan oppa malah menyalahkan diri sendiri."

Di tatapnya kakaknya itu intens. "Apa aku benar? Kalau tidak, tolong bantah dengan hal logis."

Felix terdiam, membasahi bibirnya yang kering. Mana mungkin ia mengatakan hal yang sebenarnya, dia tidak mau adiknya khawatir. Di tambah lagi ancaman dari vampir yang mengincarnya.

Dia tak mau Nameun ikut campur dalam urusan ini.

"Jawaban ku tetap sama. Dah, aku pergi." Felix pergi begitu saja. Sedangkan Nameun hanya memandangi punggung itu perlahan menghilang.

Ia harus melakukan apa biar Felix mau mengatakan yang sebenarnya?

🔓


Di pagi menjelang siang, Nameun baru menginjak kakinya ke gedung fakultasnya. Hari ini jadwal kuliahnya agak siang, dan entah mengapa ia malas menghadiri kelas.

Mungkin ini efek tadi pagi memaksa Felix berbicara membuatnya emosi sendiri.

"Permisi," terasa terpanggil, Nameun menoleh kearah samping—mendapati seorang laki-laki berjalan menghampirinya.

"Ya?"

"Aku ingin tanya, fakultas ilmu komputer ada dimana?"

"Eoh? Ada di timur universitas." Beritahunya. Tentu Nameun tahu karena itu fakultas kakaknya.

"Bisa kau mengantar ku kesana? Kalau tak bisa, tak apa."

"Tentu saja," Nameun menyambar cepat. "ikuti aku." Segera saja gadis itu berjalan terlebih dahulu, sedangkan laki-laki itu mengikutinya dari belakang.

I'm ComebackOù les histoires vivent. Découvrez maintenant