▪️ Memory ▪️

1.7K 373 15
                                    

Kecemasan seorang Lee Felix terpancar, lantaran melihat wajah adiknya—Nameun begitu pucat, tapi tetap memaksakan diri untuk kuliah.

"Kau serius mau kuliah?" Ujarnya begitu khawatir.

Nameun mengangguk lemah. "Iya,"

"Pulang saja, kau pucat sekali."

"Ck, kita sudah di kampus. Aku tidak mau pulang."

Nameun pun berjalan pergi menuju gedung fakultasnya. Dan Felix masih mengikuti, dia risau karena Nameun yang pingsan tiba-tiba semalam dan baru terbangun di pagi buta.

"Nameun, sekali saja menurut pada ku!"

Seakan angin yang hanya lewat sekilas. Nameun tidak memperdulikan ucapan Felix, dia terus saja berjalan tanpa terusik.

"Nanti kau pingsan bagaimana?" Felix masih memaksa dan Nameun tetap pada pendiriannya. "Ayolah, kita pulang." Kali ini Felix sedikit menekan.

Nameun? Ya masa bodoh, bahkan ia sudah berjalan masuk kedalam ruang kelasnya. Felix yang kesal terus-menerus diabaikan, pun ikut masuk tanpa memperdulikan tatap aneh teman-teman sekelas Nameun.

"Ayolah, jangan buat aku cemas begini."

"Tidak ada yang menyuruh mu cemas." Ujar Nameun sambil mengeluarkan buku-bukunya.

"Kau ini! Dengar ya, kau itu pucat sekali seperti mayat. Kalau ada apa-apa kemungkinan aku tidak bisa membantu karena ada kelas."

"Ya sudah, lagian ada orang lain juga."

Sungguh keras kepala sekali, padahal sedang sakit. Tapi, sikap menyebalkan Nameun begitu menyusahkan.

"Terserah kau saja." Finalnya, Felix menyerah. Ia pun beranjak pergi meninggalkan kelas dan bertepatan saat itu pula dosen datang.

Nameun membuang nafas panjang. Ia berharap, semoga tidak berakhir pingsan seperti Felix katakan.

🔓


"Taehyun sunbae!"

Si pemilik nama merotasikan matanya jengah, kala namanya dipanggil dengan sangat lantang oleh seorang gadis yang berlari menghampirinya.

"Akhirnya kita bertemu lagi, sunbaenim." Ujar gadis itu ketika tepat di hadapannya.

"Ada apa lagi kali ini?" Ucap Taehyun begitu dingin.

Gadi itu—Park Jiyeon terseyum tipis, menutup rasa gugupnya. "Ini, aku mau konsultasi." Gadis itu memberikan sebuah map berisi tugasnya.

Jadi Jiyeon memiliki tugas yang menyuruh berkerja sama dengan kakak tingkat sebagai mentor dan gadis itu memilih Taehyun yang terkenal dingin di fakultas tersebut. Alasannya sik bukan karena pintar saja, tapi karena dia menyukai seniornya itu dari jaman ospek dulu.

"Bukannya sudah selesai ya? Kenapa lagi konsultasi begini?" Taehyun mengambil map tersebut, membacanya dengan cepat.

"Aku pikir ada yang kurang..."

Tak

Taehyun menutup map tersebut kasar. "Ini sudah bagus," dikembalikannya map tersebut, namun tak kunjung diambil oleh sang pemilik.

"Benar, kah? Aku pikir ada yanh salah."

"Kau melakukan ini untuk mendekati ku, bukan?"

Jiyeon kelagapan "T-tidak! aku memang datang kesini untuk tugas."

"Sudahlah Jiyeon, aku tahu kau suka pada ku. Alasan mu meminta ku jadi mentor mu terlihat jelas untuk mendekati ku. Tapi, aku menahan diri saja."

Jiyeon terhenyak, Taehyun menebaknya dengan sangat tepat. Membuat gadis itu jadi gugup harus mengatakan apa lagi sekarang.

I'm Comebackحيث تعيش القصص. اكتشف الآن