🌻 Chapter 03 : Cacophpny

276 35 26
                                    

Cacophpny : Bunyi hiruk-pikuk.

"Sepertinya, tidak akan ada yang bisa ditampik jika kita memilih untuk saling berhenti."

🌻

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam dan Arka kini tengah merebahkan dirinya di ranjang asrama khusus lelaki.

Pada dasarnya, SMA Gemintang ini sudah sangat cukup membuat Arka nyaman untuk tinggal di sini. Asramanya juga tidak seperti bayangan Arka saat mendaftar dan pindah sekolah di sini.

Arka kira, asramanya akan terlihat kuno. Tetapi tidak, asrama dan kamarnya semua sesuai dengan keinginan Arka. Sepertinya, Arka akan betah menghabiskan satu tahun terakhir masa sekolahnya di sini.

"Belum tidur, Ka?" tanya Bayu sambil menutup pintu kamar mandi.

Arka menyeringai. "Gue bukan tipe cowok yang suka tidur jam segini."

Bayu terkekeh. "Oh, iya! Lo kan cowok strong ya?"

"Gitulah." Arka menggidikkan kedua bahunya.

Bayu lalu mendudukkan dirinya di ranjangnya, dia kemudian membuka ponselnya. "Gimana hari pertama di sini, Ka? Udah betah?"

"Gue coba buat betah-betahin," sahut Arka. Lelaki itu kemudian bangkit dari duduknya. "Gue keluar bentar, ya? Batas keluar jam sembilan, kan?"

Bayu mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya. "Iya."

Arka lalu melangkah menuju pintu keluar. Dia seperti membutuhkan sebuah udara malam yang menurutnya segar. Tetapi, baru saja satu langkah dia keluar dari kamar, ada satu pemandangan yang membuat dia kembali masuk pada kamarnya.

Namun, itu urung karena pemandangan itu memanggilnya dan langsung menghampirinya.

"Arka. Kamu apa kabar, Sayang? Mama kangen banget sama kamu," ucap Serli, Mama Arka.

Arka hanya menatap datar pada wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini. "Ngapain Mama ke sini?"

Serli hendak menyentuh sebelah pipi Arka, namun segera ditepis oleh si pemilik pipi. Serli tersenyum miris. "Mama kangen sama kamu, Raf."

Arka menghela napasnya, panggilan itu lagi. Serli memang lebih suka memanggil Arka dengan nama depannya, yaitu Rafi.

"Ma, aku ngantuk. Mau tidur. Mama pulang aja," ucap Arka tanpa menatap Serli. Ini adalah suatu kebohongan, jelas-jelas Arka sama sekali belum mengantuk.

Kini, Serli yang menghela napasnya. "Ya, udah. Kalau gitu Mama pulang. Kamu baik-baik di sini ya, Sayang? Mama selalu sayang kamu."

"Hm."

Serli mencoba menarik kedua sudut bibirnya untuk putra semata wayangnya, putranya sudah mulai banyak berubah. Putranya sangat tampan sekarang, apakah Aldi-mantan suaminya-membesarkan Arka dengan baik?

Sepertinya, iya. Karena sekarang buktinya, Arka sudah dewasa. Namun, Arka masih belum mengerti tentang keadaan ini.

"Mama pulang dulu ya, Sayang?"

"Iya."

Setelahnya, Arka dengan cepat masuk ke asramanya. Dia menahan sesuatu yang hampir tumpah di kedua matanya.

"Gak jadi keluar, bro?"

Dengan cepat Arka berbalik memunggungi Bayu, kemudian mengusap kedua matanya yang basah.

Bayu mengernyit. "Lo kenapa, Ka?"

Segera Arka berbalik untuk memastikan pada Bayu bahwa dia baik-baik saja. "Nggak apa-apa, Bay. Gue tadi mau keluar, tapi kelilipan debu. Jadi masuk lagi buat ngucek mata gue."

Sunflower (Completed)Where stories live. Discover now