🌻 Chapter 30 : Dark

41 12 76
                                    

Dark : Kegelapan.

"Bisakah aku menerangi hidupmu dengan kegelapanku? Karena, hanya kegelapan yang aku punya. Aku dapat merasakan cahaya ketika bersamamu. Jadi, tolong, tetaplah bersamaku."

🌻

Yora masih terpaku di tempatnya sambil memandangi punggung tegap Arka yang sudah menghilang dari pandangannya.

"Iya, gue suka sama lo! Dan, gue minta, lo nggak usah deket-deket lagi sama Reno!"

Benarkah tadi yang dikatakan oleh Arka!? Arka menyukainya!? Jangan-jangan ini mimpi!?

Untuk membuktikan ini mimpi atau kenyataan, Yora kemudian mencubit lengan kirinya. Sesaat kemudian dia meringis. Benar, ini bukan mimpi!

Tunggu. Arka bilang, Yora tidak usah dekat-dekat dengan Reno? Mana bisa, Reno adalah sahabat Yora. Tetapi, kalau itu mau Arka supaya Arka semakin suka pada Yora, akan Yora lakukan. Yora akan mencoba menjauh dari Reno.

"Yes! Ternyata usaha gue selama ini nggak sia-sia! KAK ARKA SUKA SAMA GUE!!" serunya sambil berlari menuju kelasnya. Yora siap memamerkan apa yang dikatakan oleh Arka tadi pada teman-temannya.

Sesampainya di kelas, senyuman lebar itu tidak luntur dari bibirnya. Yora kemudian berlari kecil dan langsung memeluk Reno yang tengah berdiri sambil menatap Jae dan Putra.

Yora bahkan tidak ingat pesan Arka pasal Yora harus menjauhi Reno. Dasar, Yora!

Reno terpaku. Mengapa Yora tiba-tiba memeluknya seperti ini? Sial! Yora membuat jantung Reno berdetak lebih kencang!

Oh! Apa jangan-jangan Arka melakukan sesuatu pada Yora, sehingga perempuan ini mencari ketenangan dengan cara memeluk Reno? Awas saja kalau itu benar! Reno, adalah orang pertama yang akan menemui lelaki ketus itu kalau benar Yora disakiti olehnya!

"Yor?" panggil Reno. "Lo nggak apa-apa, kan? Nggak diapa-apain sama Kak Arka tadi?"

Yora melepaskan pelukannya. Yora tersenyum lebar memandangi Reno, kemudian perempuan itu menggeleng. "Nggak. Kak Arka nggak apa-apain gue. Tapi, tadi, Kak Arka bilang, dia suka sama gue, Ren!"

Setelah mengatakan itu, Yora terkekeh dan kembali memeluk Reno. Tanpa tahu, ada sebuah hati yang remuk saat Yora mengatakan itu.

Reno terdiam. Hatinya hancur. Matanya mulai memanas! Sial! Dia tidak boleh menangis di sini!

Berterimakasihlah pada bunyi bel pulang, Reno. Karena, hal itu dapat dijadikan alasan untuknya segera pergi dari kelas ini. Lebih tepatnya, menjauhi Yora dulu untuk sementara ini.

"Sorry, guys. Gue pulang duluan," ucap Reno, kemudian dia melenggang pergi keluar kelas sambil menarik tasnya dengan terburu-buru.

"Reno!" panggil Yora. Namun, Reno tidak menoleh. Ada apa dengan lelaki itu? Harusnya seorang teman ikut senang kan jika temannya senang? Ini, kenapa Reno terlihat sedih dan kecewa?

Jae dan Putra. Sedari tadi hanya menjadi penonton, memandang miris ke arah luar kelas.

"Jadi, Kak Arka udah bilang kalau dia suka sama lo?" tanya Putra sambil bangkit dari duduknya.

Yora mengangguk dengan semangat. "Iya! Ya, ampun ini mimpi bukan, sih!? Put, coba lo cubit gue!"

Putra mencubit lengan Yora. Yora mengaduh. "Lo nggak lagi mimpi berarti, Yor."

"Gue balik duluan, deh. Ada janji sama Alena," ucap Jae berbohong. Dia tidak ada janji apa pun dengan Alena saat ini. Dia sudah membatalkan janjinya dengan Alena. Karena, Jae berniat untuk ke rumah Reno. Menemani sahabatnya itu. Miris sekali nasib sahabatnya itu, nasib Reno, lebih parah dari nasib Jae saat terjebak zona ini saat kelas sepuluh.

Sunflower (Completed)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon