🌻 Chapter 19 : Secret

98 16 105
                                    

Secret : Rahasia.

"Ini rahasiaku. Jika kamu ingin tahu, boleh. Tetapi, jagalah rahasiaku dengan baik."

🌻

Reno melangkah gontai memasuki kamar asramanya, dia kemudian menatap sekelilingnya. Kosong. Jae, Putra, dan Hans, ketiga teman sekamarnya itu mungkin sedang keluar sebentar. Entah ke mana, Reno tidak tahu dan tidak mau tahu juga.

Baguslah kalau mereka tengah keluar, Reno jadi bisa beristirahat sebentar tanpa gangguan dari mereka.

Reno melempar tubuhnya ke atas kasur asramanya yang bersprei biru tua dengan taburan bintang kecil berwarna kuning. Dia menghela napasnya. Kemudian, dia tertawa kecil.

"Gue goblok banget ternyata," ucapnya masih tertawa, namun lama-kelamaan tawa itu berubah menjadi tawa miris.

Reno kemudian mengambil ponselnya, lalu membuka galeri. Doa menemukan fotonya bersama seorang perempuan berambut pirang. Di foto itu, mereka berdua tersenyum sangat lebar sampai mata mereka berdua menyipit. Mereka saling merangkul juga.

Reno berdecih. "Dari kapan ya gue begini?"

Serasa hatinya diremat hanya karena melihat foto itu, lelaki itu kemudian menjatuhkan ponselnya di samping kepalanya.

"Sialan banget! Kenapa gue harus kejebak gini sih!?" Reno mengacak-acak rambutnya, frustasi.

"Baru nyadar kalo lo kejebak?"

Reno menoleh ke sumber suara, itu Jae. Dia tengah bersidekap sambil menyandarkan punggungnya di pintu, Jae menatap Reno yang tengah merebahkan dirinya.

Reno memutar bola matanya, kemudian dia mendudukan dirinya. "Apa?"

Jae mencebik. "Lo bisa boongin semua orang tentang perasaan lo, Ren. Tapi, nggak hati lo."

Reno terkekeh. "Tahu apa sih lo tentang perasaan, Jae?"

"Gue tahu, Ren. Gue tahu lo suka sama dia." Jae menekankan kata 'Dia'.

Reno membuang pandangannya ke arah lain. Kenapa Jae bisa tahu? Sial!

"See? Dari gelagat lo aja udah kebaca, Ren!" Jae menyeringai. Dia paham betul bagaimana sifat sahabatnya yang satu ini.

"Waktu beberapa hari lalu kita ngobrol di kantin dan dengerin cerita dia. Padahal gue udah nyegah dia buat cerita itu, eh lo malah suruh dia buat cerita. Lo tanggunglah itu akibatnya buat hati lo," lanjut Jae.

"Gue cuma penasaran sama ceritanya. Gue nggak bener-bener mau tahu. Karena, hati gue juga nggak nyaman," sahut Reno.

"Kalau hati lo nggak nyaman, kenapa lo terus-terusan minta dia buat cerita, sih!? Heran gue sama lo! Hati lo terbuat dari apa, sih!?" sungut Jae sambil mengacak-acak rambutnya untuk meredam kekesalannya pada sahabatnya yang satu ini.

Benar juga apa yang dikatakan oleh Jae. Reno sebenarnya tidak nyaman mendengar cerita 'Dia' tentang si lelaki ketus itu. Tetapi di satu sisi, Reno hanya ingin tahu ceritanya. Dan dia juga ingin tahu, sudah sedekat apa hubungan mereka.

Reno kembali tertawa miris. "Gue udah bilang kan tadi sama lo kalau gue itu cuma penasaran, Jae. Dan, kayaknya gue nemu fakta baru tentang dia. Dia bener-bener udah jatuh cinta sama cowok ketus itu."

Dalam penglihatan Reno, sepertinya perempuan barbar dan lelaki dingin itu sudah mulai dekat. Dan, mungkin salah satu alasannya itu menjadi sedikit ramah pada perempuan itu adalah karena dia itu telah menggagalkan rencana Thania waktu itu. Atau, ada alasan lain mungkin yang Reno tidak tahu?

Sunflower (Completed)Where stories live. Discover now