🌻 Chapter 32 : Fatigue

57 13 121
                                    

Fatigue : Melelahkan.

"Hidup bukan hanya tentang pilihan. Namun, hidup juga tentang apa-apa yang harus dilepaskan walaupun sukar untuk dilepaskan."

🌻

Andra yang tengah mengikat tali sepatunya di teras rumah, seketika dia mengernyitkan keningnya dan menggosok-gosok kedua matanya saat melihat motor ninja putih memasuki pekarangan rumahnya yang dikendarai oleh lelaki yang sangat anti sekali kepada kakaknya.

"Itu bukannya Kak Arka? Kok? Dia bisa ke rumah? Mau ngapain?" tanya Andra pada dirinya sendiri. Apa Arka datang untuk menjemput Yora dan pergi bersama kakaknya itu ke sekolah?

Ah, itu sangat tidak mungkin, mengingat Arka kan anti sekali pada Yora. Apa Andra hanya berhalusinasi melihat Arka datang ke rumahnya?

"Yora-nya ada?"

Andra melongo saat mendapati Arka kini sudah berada di hadapannya. Dia beneran Kak Arka nggak, sih? Kok, beda? Kloningannya kali, ya?

"Lo kok diem?" Arka mengernyit menatap Andra.

Adiknya Yora ini, sepertinya terkejut melihat Arka datang ke sini. Mengingat, Arka kan tidak suka pada Yora, tetapi sekarang dia ke rumah Yora, bagaimana Andra tidak heran?

Andra mengerjapkan kedua matanya. "Eh! Ada! Y-ya udah bentar, Kak. Gue panggil Kak Yora dulu."

"Nggak usah dipanggil, gue denger kok," sahut Yora dari dalam rumahnya sambil memakai tas putihnya.

Yora hendak menyapa Arka, namun Andra tiba-tiba menarik lengannya menuju dapur. "Apa-apaan sih lo?!"

"Bentar, deh. Gue mau nanya dan lo harus jawab jujur!"

"Nanya apa, sih? Cepet! Gue udah ditungguin Kak Arka!"

"Kok, Kak Arka bisa dateng ke rumah kita?" tanya Andra dengan raut wajah yang sangat penasaran. Dia sangat penasaran, mengapa bisa Arka datang ke rumahnya. Tidak ada angin, tidak ada hujan. Mengapa bisa coba?!

Yora mencebik memandangi ekspresi penasaran adiknya itu. "Ekspresi lo udah kayak setannya orang mati yang arwahnya penasaran tahu nggak? Bisa biasa aja nggak ekspresinya?"

"Nggak bisa! Oh! Apa jangan-jangan lo pake guna-guna ya buat Kak Arka jadi suka sama lo? Makanya, Kak Arka jemput lo buat berangkat bareng ke sekolah sekarang."

Yora melotot. Gadis itu kemudian mencubit lengan Andra. "Mulut lo ya! Minta diiris!"

Andra meringis, cubitan Yora ternyata tidak main-main. "Ya terus, kenapa bisa Kak Arka ke rumah kita? Dia serius mau anterin lo ke sekolah emang?"

"Kak Arka mau nganterin Bi Tatih ke sekolah! Ya nggaklah, Andra sayangku! Kak Arka itu mau nganterin gue ke sekolah, lah! Pake nanya lagi lo! Makanya otak tuh dipake buat mikir, jangan dipake buat negatif thinking doang!" cerocos Yora sambil menerima roti bakar isi selai cokelat yang diberikan oleh Bi Tatih. Kemudian, gadis itu melangkahkan kakinya menuju teras rumah, menemui Arka.

Andra melongo melihat kepergian kakaknya itu. Dia kemudian mengintip lewat jendela dan dia melihat Arka yang tengah tersenyum sambil mengajak Yora berangkat bersama ke sekolah. "Wah, fix ini mah Kak Yora guna-gunain Kak Arka. Kak Yora belajar ilmu guna-guna dari mana ya?"

"Entos atuh, Den Andra. Mana mungkin atuh Non Yora teh guna-gunain ujang lalaki anu kasep eta," kata Bi Tatih sambil menyiapkan bekal makanan untuk Andra.

"Ya kan bisa aja, Bi. Kak Arka tuh tadinya nggak suka banget sama Kak Yora. Eh, sekarang malah kayak orang kasmaran gitu kalau ngeliat Kak Yora."

"Kan semua orang bisa berubah atuh, Den. Udah, Den Andra berangkat sana, jemput Non Cinta-nya."

Sunflower (Completed)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt