🌻 Epilogue

44 15 115
                                    

"Dan, pada akhirnya, kita bersama. Jalan terjal dan berliku sudah kita lewati. Terima kasih sudah bersedia menemani sampai akhir cerita."

🌻

Gadis berambut pirang dengan gaun putih selutut itu tampak mengotak-atik ponselnya dengan gelisah. Bahkan, kini gadis itu berjalan mondar-mandir sambil menempelkan ponselnya ke telinganya.

Saat ini, Yora, Reno, Putra, Jae, dan Alena tengah berada di luar aula. Mereka belum masuk ke aula SMA Gemintang untuk mengikuti acara prom night yang mungkin sebentar lagi akan dimulai.

"Ya elah, Yor! Lo ngapain sih mondar-mandir gitu? Udah kayak setrikaan aja. Nungguin Kak Arka lo?" tanya Putra. Lelaki dengan setelan jas berwarna biru tua itu mencebik memerhatikan Yora yang sedari tadi mondar-mandir tidak jelas.

"Iyalah! Nungguin siapa lagi gue," sahut Yora sambil kembali mengotak-atik ponselnya. Mencoba menghubungi Arka, namun hasilnya nihil.

Padahal, malam ini tepat diadakannya prom night SMA Gemintang angkatan Yora. Dan, Yora sudah mengundang Arka untuk ke sini. Namun, ketika Yora mencoba menghubungi Arka, lelaki itu sama sekali tidak mengangkat telepon ataupun membalas pesan Yora.

Satu jam yang lalu, Yora meminta Arka untuk menjemputnya di rumahnya. Namun, Arka berkata kalau Yora berangkat dengan Reno saja. Karena, kata Arka, lelaki itu akan memberikannya kejutan malam nanti.

Dan, Yora akhirnya berangkat bersama Reno. Di dalam mobil, Yora terus mencoba menghubungi Arka. Memastikan apakah kekasihnya itu sudah berangkat ke sekolah atau belum.

Namun, ponsel Arka mendadak tidak bisa dihubungi. Yang menyahut hanya suara mbak-mbak operator yang mengatakan bahwa nomor telepon Arka tidak aktif. Kan Yora jadi khawatir!

Padahal, Arka sudah berkata kalau dia tidak ada tugas kuliah hari ini, dan dia akan datang ke acara prom night SMA Gemintang untuk Yora. Namun, sampai sekarang, tidak ada tanda-tanda Arka datang ke sini, bahkan membalas chat-nya ataupun menelponnya untuk sekedar mengabari Yora pun tidak ada.

Menyadari Yora yang tengah gelisah, Reno kemudian menepuk bahu Yora. "Lo tenang aja, Kak Arka pasti dateng, kok."

Yora menghela napasnya. "Gimana gue bisa tenang, Ren? Ponselnya Kak Arka dari tadi nggak bisa dihubungin! Gue kan jadi khawatir!"

Putra memandang sinis pada Jae yang tengah merangkul Alena. "Lo bantu nenangin Yora kek, Ginger! Si Alena dirangkul mulu! Nggak bakal hilang si Alena!"

Alena meringis, kemudian dia melepaskan rangkulan Jae dari bahunya. Alena kemudian merangkul Yora lembut. "Kita masuk dulu aja yuk, Yor. Aku yakin, Kak Arka pasti dateng kok."

Kini, Jae malah beralih merangkul Putra. "Noh, dengerin omongan cewek gue. Tenang aja, Kak Arka pasti dateng. Percaya deh sama kita."

"Diharapkan pada seluruh murid-murid kelas dua belas, untuk segera memasuki aula. Karena, rangkaian acara akan segera dimulai."

Mereka semua kemudian menoleh pada sumber suara, suara itu berasal dari dalam aula dan mengharuskan mereka untuk masuk ke dalam aula. Karena acaranya sebentar lagi dimulai.

"Kita masuk, guys!" Putra tersenyum lebar. Sepertinya, lelaki ini sangat bersemangat sekali untuk mengikuti acara malam ini.

Sunflower (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang