🌻 Chapter 33 : Gaffe

41 14 129
                                    

Gaffe : Kesalahan.

"Mengenalmu adalah hal yang paling membahagiakan untukku. Tetapi, lambat laun, aku merasakan ada sebuah kesalahan saat aku mengenalmu. Ada yang salah pada diriku. Mungkin, itu karena kamu. Kamu penyebab hadirnya perasaan yang salah ini. Maaf, tetapi, aku menganggap bahwa mengenal dan jatuh cinta padamu itu, adalah sebuah kesalahan."

🌻

Reno memasukkan motornya ke dalam garasi rumahnya. Dia tersenyum ketika melihat bundanya tengah menyirami tanaman di samping rumah. Sepertinya saat ini, Reni belum menyadari kepulangan Reno dari sekolahnya.

"Bunda!"

Reni menoleh, kemudian dia tersenyum menemui anak laki-lakinya itu. "Eh, anak Bunda sudah pulang."

Reni mengernyit memandangi wajah anaknya ini, wajahnya agak lain. Seperti menampilkan raut wajah yang tengah merasakan kecewa. Reno tidak biasanya seperti ini.

"Kamu kenapa? Kok, mukanya kusut gitu?" tanya Reni sambil membenarkan rambut Reno.

Reno tersenyum paksa. "Nggak apa-apa kok, Bun."

"Kamu kalau lagi ada masalah, cerita aja sama Bunda, ya? Jangan dipendam sendiri, oke?"

"Reno nggak ada masalah apa-apa kok, Bun. Serius." Bohong. Masalah satu-satunya yang tengah dihadapi Reno adalah masalah hatinya.

"Ya udah, kamu masuk. Ganti baju, terus makan. Bunda mau ngelanjutin nyiram tanaman dulu."

Reno mengangguk. Dia kemudian melangkahkan kakinya masuk menuju rumahnya. Lalu langkahnya terus berlanjut sampai ke kamarnya.

Reno melemparkan tas abu-abunya ke atas kasurnya. Setelahnya, dia kemudian membanting tubuhnya di atas kasurnya.

Lelaki itu tengah memikirkan seseorang kini. Yora. Gadis itu selalu saja mendominasi pikirannya. Sepertinya, Reno harus cepat-cepat berbicara pada Yora soal perasaannya ini.

Karena, Reno sudah mulai penat dengan jatuh cinta sendirian ini.

Sedetik kemudian, ponselnya berbunyi sekali. Menandakan ada satu pesan masuk. Mendengar bunyi notifikasi itu, Reno kemudian merogoh saku celana abu-abunya untuk mengambil ponselnya.

Reno menghela napasnya saat membaca pengirim chat itu. Seseorang yang ada di pikirannya tadi. Yora. Reno lalu membuka dan membaca chat itu.

Yoraaa

Ren, lo marah sama gue?

Reno mengernyit. Marah? Bagaimana bisa Yora berpikir kalau Reno marah padanya? Dan, atas dasar apa Reno marah pada gadis itu? Tidak ada. Reno hanya kesal dan menyesal pada dirinya sendiri karena telah menaruh rasa pada temannya sendiri.

Oh, apa jangan-jangan karena sikap datar Reno tadi di kelas? Jadi, Yora berpikir bahwa Reno marah padanya. Mungkin saja.

Reno membiarkan chat dari Yora hanya terbaca olehnya. Reno tidak ingin membalas chat yang dikirimkan Yora dahulu.

Setelahnya, Reno bangkit dan melepaskan blazer navy-nya kemudian menaruhnya pada gantungan baju di belakang pintu kamarnya.

Reno menoleh ke arah kasur saat mendengar ponselnya berbunyi dan menandakan ada satu panggilan masuk.

Yoraaa is calling...

Reno kembali mengembuskan napasnya. Dia lalu menolak panggilan telepon dari Yora. Reno tersenyum memandangi layar ponselnya yang menampilkan panggilan dari Yora, ditolak olehnya.

Sunflower (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang