🌻 Chapter 11 : Knotty

123 19 129
                                    

Knotty : Rumit.

"Ada yang acuh. Namun, dalam diri terpaku."

🌻

Panik. Tanpa memikirkan apa pun, Arka langsung menceburkan dirinya ke kolam renang untuk menyelamatkan Yora.

Padahal, sebenarnya Yora hanya berpura-pura tidak bisa berenang dan tenggelam pada Arka. Karena Yora kesal. Pasalnya, Arka sudah membuatnya jatuh ke kolam renang dan pergi meninggalkannya begitu saja tadi.

Dan, kebohongan yang Yora buat itu bertujuan agar Arka akan berbalik melihat dan menolongnya. Ternyata, kebohongan yang dilakukan Yora itu cukup baik, sampai-sampai Arka rela menceburkan dirinya sendiri ke kolam renang itu untuk menyelamatkan Yora.

Karena Yora tahu, walaupun Arka tidak suka kepadanya, Arka akan tetap menyelamatkan dirinya. Karena, pada dasarnya seorang lelaki itu tidak akan tega jika melihat seorang perempuan berhadapan sendirian dengan bahaya. Sekalipun itu bukan perempuan yang disukainya.

Walaupun Yora juga sempat berpikir jika Arka berbalik dan menyelamatkannya karena Arka khawatir padanya. Itu adalah salah satu harapan utama Yora.

Kini, kebohongan Yora semakin menjadi-jadi. Dia berpura-pura tenggelam dan pingsan. Padahal kalau kalian ingin tahu, Yora itu gadis yang sangat pandai sekali berenang.

Masih dalam keadaan panik, Arka kemudian membawa Yora ke kursi panjang terdekat yang terletak di tepian kolam renang.

Arka kemudian menepuk-nepuk pipi Yora. "Woy, barbar! Bangun, woy!"

Dalam mode pura-pura pingsannya, Yora menahan diri untuk tidak tersenyum lebar di hadapan Arka saat ini. Duh! Kayaknya gue bener deh, Kak Arka khawatir banget sama gue.

Arka berdecak, perempuan berambut pirang ini belum kunjung membuka matanya juga. Padahal, tadi Arka sudah berkali-kali menepuk-nepuk pipi perempuan itu.

Ini semua salahnya, nyawa orang menjadi taruhannya sekarang.

Arka memandang ke kanan dan ke kiri, sepi. Ia harus meminta tolong pada siapa sekarang? Lelaki itu lalu mengacak-acak rambutnya yang basah kuyup. Sial! Gue harus gimana?!

Lalu, tanpa bisa dicegah, satu inisiatif tentang pertolongan pertama pada orang yang tenggelam menghampiri pikiran Arka.

Arka menggaruk tengkuknya. "Apa gue harus banget lakuin ini?"

Masih dalam mode pura-pura pingsan, Yora mengernyit. Ngelakuin apaan, sih? Kok gue jadi takut, ya.

Arka lalu menundukkan tubuhnya. "Kira-kira kalo gue ngelakuin itu, dosa nggak sih?"

Hah? Kok bawa-bawa dosa? INI SEBENERNYA KAK ARKA MAU NGAPAIN SIH?! pekik Yora dalam hatinya.

Karena Yora masih diam dan belum membuka matanya juga, akhirnya dengan sangat-sangat-sangat terpaksa, Arka memilih melakukan inisiatif itu. Biarkan saja nanti dia menyesal di kemudian hari karena telah melakukan ini. Dari pada anak orang nanti meninggal, kan? Merepotkan juga.

Sedetik kemudian, Arka kemudian menjepit hidung Yora dengan ibu jari dan telunjuknya. Dan, dengan terpaksa juga setengah hati---tetapi dilakukan juga---Arka mulai memajukan wajahnya pada wajah Yora.

Ingat, Arka. Ini adalah salah satu bentuk dari pertanggungjawaban.

Dan, Yora kini tengah kelimpungan sendiri di tempatnya karena Arka menjepit hidungnya. WHAT?! Apa jangan-jangan Kak Arka mau kasih gue nafas buatan?! Mau, sih! Eh, tapi bukan muhrim! Gue bangun aja deh! Maaf ya, Kak Arka. Napas buatannya dipending dulu!

Sunflower (Completed)Where stories live. Discover now