🌻 Chapter 07 : Glance

201 22 121
                                    

Glance : Pandangan sekejap, sekilas.

"Kamu selalu bersemangat ketika bercerita tentang dia. Dan, aku hanya bisa menjadi pendengar sejati. Tanpa kamu tahu, aku juga ingin menjadi bagian dari ceritamu."

🌻

Pagi ini pukul 7 kurang 20 menit, Yora sudah duduk santai di bangkunya sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya di meja. Mulai hari ini, Yora berpindah tempat duduk dengan Reno. Dan, kini Yora duduk satu meja dengan Jae.

Raina yang tadinya teman satu bangku Yora, kini Raina duduk satu meja dengan Tika. Bukannya Yora tidak nyaman duduk satu meja dengan Raina, Yora nyaman-nyaman saja. Tetapi, jika duduk satu meja dengan Jae, itu amat banyak keuntungannya.

Salah satunya adalah Jae itu sangat mahir dalam pelajaran matematika. Dan, duduk satu meja dengan Jae ketika pelajaran matematika membuat Yora untung. Karena, Yora bisa menyontek tugas matematika dari Jae.

Nasib Reno yang notabenenya teman satu meja Jae sejak kelas sepuluh, kini Reno duduk dengan Putra tepat di belakang meja Yora dan Jae.

Kedua bola mata hitam jernih milik Yora menatap kosong ke arah papan tulis putih yang berada tidak jauh di depannya. Dia menurunkan kedua tangannya, kemudian digembungkan sebelah pipinya. Pikirannya masih terisi tentang kertas aneh itu.

Bisa-bisanya ada orang kurang kerjaan yang menaruh kertas aneh itu pada loker Yora. Namun, Yora heran dengan tulisan semerah darah pada kertas itu, tulisan 'Tolong aku!'. Siapa yang menulis itu? Dan, apakah Yora harus menolong orang yang mengiriminya kertas itu?

Yang Yora heran juga, mengapa bisa si pengirim kertas aneh itu bisa membuka lokernya dan memasukkan kertas itu? Ini aneh.

"Woy! Ngelamun teros!"

Suara seruan dan juga tepukan di punggung kanan Yora amat sangat membuat ia terkejut, sangat. "Ngagetin aja sih lo, Jahe!" Yora dengan geram lalu menjambak rambut si pelaku, siapa lagi kalau bukan Jae.

Jae meringis, dia memegangi rambutnya yang kena jambak Yora. "Aduh! Sakit, woy! Pagi-pagi udah dapet jambakan aja gue!"

Yora bangkit dari duduknya, dia lalu berkacak pinggang. "Lagian lo, sih! Ngagetin gue aja!"

"Ligiin ili, sih! Ngigitin gii iji!" Jae lalu mendudukan dirinya di bangkunya, lalu diikuti oleh Yora.

Yora celingukan mencari seseorang. "Reno mana, Jae?"

"Ke kantin, beli permen."

"Kok, lo nggak nemenin dia? Tadi dari asrama ke kelas nggak bareng emang?"

"Bareng. Cuma pas mau ke kantin, gue kebelet. Jadi, gue ke toilet dulu. Terus gue langsung ajalah ke kelas, kali aja lo udah kangen sama gue yang ganteng ini." Jae menyeringai.

Yora terkekeh, ia lalu menoyor kepala Jae. "Dih! Najis banget gue kangen sama lo!"

"Good morning! How are you everybody? Ketua kelas kalian yang mirip Jeno NCT dateng, nih! Mana sambutannya?" seru Reno sambil merentangkan kedua tangannya dan jangan lupakan senyuman lebar yang bertengger di bibir manisnya yang seketika membuat matanya menjadi menyipit segaris.

Satu kelas kemudian kompak menjawab salam dari Reno, dan setelah itu mereka kompak berkata 'huu' panjang pada Reno.

"Bagus banget sambutannya, guys!" Reno terbahak sambil melangkah menuju bangkunya.

Reno mendudukan dirinya, dia lalu menepuk pundak Jae. "Eh, Jae! PR matematika udah belum?"

Mendengar ucapan Reno, Yora menepuk jidatnya. "Oh, iya! Gue lupa! Gue belum ngerjain PR matematika lagi!"

Sunflower (Completed)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora