🌻 Chapter 28 : Baseless

49 14 92
                                    

Baseless : Tidak berdasar.

"Ini aneh. Mengapa aku merasakan tidak nyaman saat kamu dengan yang lain? Apa dia juga merasakan hal yang sama ketika kamu bersamaku? Kalau iya, mengapa rasanya begitu tidak nyaman?"

🌻

Yora berdecak kesal ketika pintu kamarnya diketuk-Oh! Ralat. Digedor dengan brutal oleh Andra. Please, deh! Ini masih pagi, adiknya itu benar-benar menyebalkan sekali telah merusak pagi yang indah milik Yora!

Dengan kesal, Yora meletakkan sisir yang tadi dipakainya untuk membantu mengikat rambut pirangnya. Dia kemudian melangkah menuju pintu kamarnya.

"Apaan sih lo!? Berisik banget!" semprot Yora saat membuka pintu kamarnya.

Seketika Andra terperanjat sambil mengelus-elus dadanya. "Astagfirullah, kaget!!"

"Lagian ngapain, sih? Pagi-pagi gedor-gedor pintu kamar orang! Kurang kerjaan banget!"

Andra mencebik. "Kurang kerjaan pala lo! Gue udah ketuk itu pintu kamar lo beberapa kali, tapi lo-nya aja yang budeg! Di depan ada Kak Reno, noh!"

Yora melongo. Reno? Reno menjemputnya untuk berangkat bareng sekolah ke SMA Gemintang, kah? Kok, tiba-tiba sekali?

"Reno?" beo Yora.

Andra menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian, dia berkacak pinggang. "Wah, emang bener-bener budeg lo, ya!"

Yora mencebik. Dia kemudian melangkahkan kakinya untuk mengambil tas putihnya yang tergeletak di atas kasurnya. Yora lalu melangkah menuruni anak tangga diikuti Andra. Matanya kemudian menemukan Reno yang tengah duduk santai di sofa ruang tamu dengan papanya.

"Reno?"

Mendengar itu, Reno menoleh. "Hai, Yor!"

"Lo, mau ngajak gue berangkat bareng ke sekolah? Kok nggak ngabarin dulu, sih," kata Yora sambil mengambil roti bakar isi selai cokelat di meja makan.

Reno kemudian bangkit setelah berpamitan pada Cakra untuk menghampiri Yora yang tengah memakan roti bakar untuk sarapan.

Reno menumpukan kedua lengannya di atas kitchen bar sembari terkekeh memandangi Yora yang tengah memakan rotinya. "Emang gue nggak boleh anter lo ke sekolah?"

Yora yang kini tengah meminum susu cokelatnya pun, seketika menoleh. "Bukannya nggak boleh, sih. Tapi, ya kan ngerepotin lo banget kesannya. Kan lo jadinya dua kali bolak-balik ke sekolah."

Reno kembali terkekeh. "Kata siapa gue dua kali bolak-balik? Orang gue udah nggak tinggal di asrama lagi kok."

Yora terkejut. "Hah? Serius?"

"Iya. Kemaren sore pas pulang dari rumah lo, nyokap dateng ke asrama gue, terus minta gue buat pulang. Karena, bokap belakangan ini sering ke luar kota, dan nyokap sendirian," jelas Reno.

Memang benar adanya yang dikatakan oleh Reno. Kemarin sore saat Reno kembali ke asrama dengan diantar oleh Yora dan Andra, bundanya tiba-tiba saja datang dan mengajaknya pulang.

Jadilah saat itu juga dia pulang ke rumahnya. Dan, sekarang tanpa mengabari Yora dahulu, Reno berniat menjemput gadis itu untuk berangkat sekolah bersamanya.

"Terus? Putra sama Jae?" tanya Yora, tiba-tiba saja ia memikirkan kedua sahabatnya itu. Mereka berdua pasti kesepian karena ditinggal Reno pulang.

"Jae juga katanya mau pulang. Kalau Putra, gue nggak tahu. Coba kita tanyain aja nanti," jawab Reno.

Yora mengangguk-anggukkan kepalanya. "Lo naik motor?"

Reno menggeleng. "Gue naik mobil."

"By the way, lo udah sarapan? Mau sarapan bareng?"

Sunflower (Completed)Where stories live. Discover now