🌻 Chapter 04 : Damn

243 31 56
                                    

Damn : Mengutuk.

"Rasanya percuma saja, aku selalu berusaha untuk menggapaimu. Tetapi, kamu tidak pernah mau peduli dengan apa yang aku gapai."

🌻

"Nah, adek-adekku yang ganteng dan cantik, tapi tetep cantikan gue, ini namanya perpustakaan," ucap Yora sembari menunjuk bangunan yang cukup besar di hadapannya. "Di sini, ada banyak banget buku yang bisa kalian baca."

"Nggak cuma itu aja, loh. Kalian juga bisa gunain perpustakaan di sekolah ini buat ngerjain tugas, santai sambil foto-foto. Soalnya, kan perpustakaan kita lumayan instagram-able," tambah Naomi dengan senyuman khasnya.

Hari ini adalah saatnya membawa para murid baru untuk berkeliling sekolah SMA Gemintang yang luas bangunannya hampir sama dengan stadion sepak bola.

Yora dengan Naomi kini tengah membimbing para adik-adik kelasnya untuk berkeliling sekolah. Dan, langkah mereka berhenti saat berada di depan perpustakaan.

Seorang perempuan berambut pendek sebahu tiba-tiba mengangkat tangan kanannya. "Kak, katanya di perpustakaan ini kita boleh bawa makan sama minum, ya?"

"Boleh, dong. Tapi, jangan lupa untuk menjaga kebersihan, ya!" Yora mengedipkan sebelah matanya. Setelahnya, dia terkekeh. Dia sudah seperti Bayu saja yang gemar mengedipkan sebelah matanya pada perempuan.

"Kalau tidur di perpustakaan boleh nggak, Kak?"

"Heh, dikira perpustakaan tuh hotel apa," cibir Yora sambil tertawa.

Naomi terkekeh, dia kemudian berkata, "Nggak boleh, Dek. Di perpustakaan kalian boleh ngelakuin apa aja. Kecuali, melakukan hal yang tidak senonoh dan tidur di sana."

"Kalian mau masuk dan lihat-lihat ke dalam, nggak?" tawar Yora sambil memberikan senyuman terbaiknya.

Jelas saja, para adik kelasnya itu sangat bersemangat untuk memasuki bangunan yang dari luarnya saja memang sudah tampak mengesankan. Apalagi bagian dalamnya, ya? Pasti terlihat berkali-kali lipat lebih mengesankan.

"Kita kasih waktu lima belas menit untuk lihat-lihat perpustakaan, ya? Soalnya, habis ini kita harus lanjutin perjalanan ke laboratorium sains," ucap Naomi, yang kemudian ditanggapi dengan tanggapan baik dari adik kelasnya.

Yora bersidekap seraya tersenyum memandangi adik kelasnya. "Jadi inget waktu kita MPLS dulu ya, Nom?"

"Iya. MPLS tuh seru banget. Apalagi sekolahnya di SMA Gemintang," sahut Naomi, terkekeh.

Kedua mata Yora kemudian menemukan teman sekelasnya yang tengah mengambil sebuah buku yang jaraknya tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Nom, gue ke sana dulu, ya!" Seperti biasanya, tanpa menunggu tanggapan dari Naomi, Yora sudah melarikan diri dari pandangan perempuan bermata sipit itu.

"Reno!!"

"Anjir, kaget!!" Lelaki bermata sipit itu refleks menjatuhkan buku yang dipegangnya saat mendapati suara dan tepukan bahu yang cukup keras. Dia menoleh ke belakang dan mendapati Yora tengah tersenyum lebar menatapnya. "Ngagetin aja sih lo!"

Yora terkekeh pelan. "Ngapain, lo?"

"Bikin anak," sahut Reno, ngawur.

"HEH!" Yora memukul lengan Reno, membuat lelaki itu tertawa pelan.

"Udah tahu lagi nyari buku buat dibaca. Masih aja nanya," cibir Reno.

"Basa-basi doang," sahut Yora.

Reno mengangguk-anggukkan kepalanya. Kedua matanya kemudian menemukan Naomi yang tengah bersidekap sembari menatap sekelilingnya. "Lo sama Nomi lagi tur dunia?"

Sunflower (Completed)Where stories live. Discover now