Kabar Buruk

277 53 1
                                    

21.00

Malam harinya seperti biasa Dinda duduk disamping jendela sembari memandangi bintang-bintang dilangit.

Malam ini langit tidak seperti biasanya, sedikit mendung dan tak banyak bintang berkilauan disana.

"Kok tumben ya mendung kek gini."

Tiba-tiba angin kencang menerpanya, membuat rambutnya terbang dan berantakan.

"Haduh." Sambil menutup jendela kamarnya.

Dinda berjalan menuju depan cermin lalu duduk di depannya.

"Gue nggak suka malam ini, dan kok perasaan gue tiba-tiba jadi nggak enak ya." Berbicara sendiri didepan kaca.

Dinda berdiri lalu beranjak untuk mengistirahatkan tubuhnya.

***

05.00

Dinda terbangun saat mendengar adzan subuh, lalu ia langsung beranjak mandi dan bersiap-siap untuk sholat.

Setelah selesai mengerjakan ibadahnya Dinda menuju mamahnya yang berada di dapur.

"Mah Dinda sarapan roti aja ya," ucap Dinda dengan lesu.

"Lah kenapa? kok roti kenapa nggak nasi kan biar kenyang."

Seperti kata-kata orang tua kebanyakan.

"Lagi nggak mood aja mah."

"Yaudah sana ambil rotinya, mamah mau ngelanjutin masak dulu."

"Oke deh mah."
Ia pun mengambil roti dan selai yang berada dilemari dapur.

Dinda mengoleskan selai coklat diatas roti lalu langsung menyantapnya.

06.30

Seperti biasa pukul 06.30 Dinda sudah berada di sekolahnya.

Saat Dinda masuk keruang kelasnya, tiba-tiba Aurel yang melihat Dinda sudah datang langsung menghampirinya.

"Din!" panggil Aurel sedikit berlari menuju Dinda.

"Kenapa?"

"Ka Tama yang lo suka namanya Yosua Pratama ya?"

Dinda yang mendengar Aurel mengetahui nama lengkap Tama sontak terkejut.

"Iya, emang kenapa ya?"

"Dia ngedm gue di instagram tau, nih liat."
Sambil memperlihatkan dm'annya.

Tak disangka itu memang benar Tama, di dalam dmnya Tama menanyakan tentang Aurel.

"Ohhh." Mencoba menutupi cemburunya.

"Tenang gue nggak bakal rebut dia dari kok." Bermaksud menenangkan Dinda.

"Semua orang berhak menyukai dia Rel." Langsung menaruh tasnya, lalu pergi meninggalkan Aurel begitu saja.

Dinda beranjak keluar kelas lalu tak sengaja melihat Via yang sedang mencopot sepatunya.

"Via." panggil Dinda, suaranya sedikit bergetar.

Via memperhatikan raut wajah Dinda yang tidak seperti biasanya. "Kenapa din? lo ko kek sedih gitu."

"Lo tau nggak?"

"Lo berangkat sama Ka Tama lagi?" tebak Via.

"Kalo gue berangkat sama dia nggak mungkin dong gue sedih begini," ungkapnya.

"Iya sih, terus lo kenapa?"

Dinda menghela nafasnya panjang. "Hmm, Aurel dia dichat sama Ka Tama. Mungkin Ka Tama suka sama dia."

"What The Hell?!" Via begitu terkejut mendengarnya.

"Iya tadi dia cerita ke gue."

"Hmm sabar ya, gue tau kenapa Aurel di deketin Ka Tama."

"Karena dia populer?" tukasnya lalu beranjak pergi begitu saja meninggalkan Via.

"Eh Din!" Langsung mengejar Dinda yang pergi masuk kedalam kelas.

Saat Via memasuki ruang kelas, Aurel melihatnya dan ia langsung menghampirinya.

Via POV

"Din lo nggak papa kan?" tanya Via kepada Dinda yang sedang duduk dibangkunya dengan wajah yang masam.

"Via sini sini bentar, hehehe bentar ya Din." Aurel menarik Via keluar kelas.

"Kenapa dah?"

"Keknya Dinda marah sama gue deh, karena Ka Tama ngedm gue."

"Hmm, nggak ko Dinda lagi pms mangkanya dia cemberut terus." Mencoba memberikan fikiran positif karena ia tak mau kedua temannya itu bertengkar.

"Enggak mungkin lah." Aurel masih tidak percaya.

"Udah lah ayo ke dalam, bentar lagi bell masuk nih."

***

Thanks For Reading ❤️
Dont Forget To Vote And Comment guys
Enjoy!

He So Cool [REAL STORY END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang