Penjelasan Dari Dimas

181 32 4
                                    

‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍Selasa, Februari 2019

Dengan berjalannya waktu, kini Dinda sudah mulai  melupakan seseorang yang dulu sempat dibuat jatuh hati karenanya.

"Din, ayo ke lab," ajak Via yang bersiap-siap dengan membawa bukunya.

"Otw," balas Dinda yang masih duduk dibangkunya.

"Ya ayo berangkat, lo kira itu kursi ajaib bisa jalan sendiri," ujar Via.

"Lagi posisi wenak gue," ucap Dinda yang masih bersantai-santai dikursinya.

"Yaudah gue tinggalin nih." Beranjak pergi meninggalkan Dinda.

"Tungguin woi!" teriak Dinda lalu mengejarnya.

Brrukkhh!!!
Saat Dinda berlari mengejar Via, tak sengaja ia menabrak seseorang didepannya.

"Awh...," ringis Dinda, "eh sorry ya."

"Iya selow Din, lain kali hati-hati ya." Balas orang itu, Dia bernama Dafa teman sekelasnya. Dafa dikenal banyak orang karena ia adalah anggota pramuka dengan ketampanannya yang menawan, badannya tinggi, rahangnya kekar, alisnya tebal dan mempunyai bola mata bewarna coklat yang indah.

Tapi Dinda tidak menyukainya, karena ia kurang tertarik dengan semua cowok di kelasnya.

"Iya, duluan ya," kata Dinda tergesa-gesa, lalu pergi meninggalkannya.

"Tunggu!" teriak Dafa menghampiri Dinda, "bareng dong."

"Oke."

Ketika Dinda menaiki anak tangga bersama Dafa, banyak kakak kelas yang berbisik seperti membicarakannya.

Kenapa sih?!
batinnya.

"Hai Dafa," sapa cewek yang berpapasan bersama mereka ditangga.

"Eh kakak," ujar Dafa kemudian menyalaminya.

Dinda tidak menghiraukannya, ia tetap berjalan menaiki anak tangga menuju lantai 3.

"Dinda...," sapa Tio yang berpapasan dengan Dinda bersama gerombolannya.

"Eh, Ka Tio," jawab Dinda kikuk saat melihat seseorang yang berada disamping Tio.

"Mau kemana Din?" tanya Tio.

"Ke lab, udah dulu ya Dinda buru-buru," ujarnya, kemudian ia sedikit berlari menaiki anak tangga.

"Aduh tuh tatapannya bikin nggak kuat!"

Siapa dia? sudah pasti dia Tama. Dinda memang sudah tidak menyukainya tapi kalau ditanya kenapa dia selalu kikuk saat melihat Tama, karena Dinda terlalu terpesona dengan kumis tipisnya.

Lab

"Din lo kemana aja?" tanya Via saat melihat kedatangan Dinda.

"Kok lo ngos-ngosan gitu," tambahnya lagi.

"Ssstt..." desit Dinda kemudian menghampirinya.

"Tadi gue ketemu Ka Tama ditangga," tutur Dinda pelan.

"Lah, gue kira lo ketemu Ka Dimas."

Dek
Hatinya seperti ditusuk saat mendengar nama itu, Via memang tidak tahu tentang hubungannya sekarang dengan Dimas.

"Hmm, bukan."

"Soalnya tadi sebelum lo dateng, gue liat Ka Dimas masuk ke lab sebelah," ucap Via dengan mengarahkan pandangannya kearah lab itu.

"Oh begitu."

Jam pelajaran terakhir ini Dinda lalui dengan semangat, entah apa yang membuatnya sampai seperti itu.

He So Cool [REAL STORY END]Where stories live. Discover now