Keluar Kota

201 39 2
                                    

2 hari menjelang tahun baru

Diruang tamu Dinda sedang duduk sendirian, pandangannya keluar jendela melihat halaman rumahnya yang dipenuhi banyak tumbuhan hijau.

Tapi tiba-tiba saja ada seseorang yang ikut duduk disana untuk menemaninya.

"Dinda, kamu sendirian aja. Mikko mana?" tanya orang itu.

"Eh mamah, Ka Mikko lagi keluar buat beli makanan pedes," jawab Dinda.

"Oh..."

Ditengah-tengah perbincangan antara Dinda dan mamahnya, Mikkopun datang dengan membawa banyak makanan pedas di kantong belanjanya.

"Assalamualaikum, nih Din." Memberikannya ke Dinda.

"Waalaikumsallam," jawab kedua orang itu bersamaan.

"Wah, kok banyak banget?" Mamahnya terkejut dengan makanan yang dibawa Mikko melebihi 3 kantong plastik.

"Iya nih mah, si Dinda dari tadi malem ngoceh terus pengen makan pedes," adu Mikko.

"Ish.., Dinda jangan makan pedes banyak-banyak ah. Nggak baik buat kesehatan," ujar mamahnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Hehehe, iya mah. Mamah mau?" tawar Dinda supaya mengalihkan pembicaraan.

"Enggak ah, oh ya kalian mau berangkat kapan?" bertanya kepada kedua anak-anaknya itu. Iya Susanti memang sudah menganggap Mikko sebagai anak kandungnya sendiri, ia menyayangi Mikko seperti dia menyayangi Dinda.

Susanti selalu senang dengan kehadiran Mikko, apalagi saat mereka berkumpul seperti ini. Rasanya harmonis, Dinda dan Mikko selalu membuatnya bahagia.

Mikko bisa begitu dekat dengan Susanti karena dulu ia dibesarkan olehnya. Dari kecil Mikko sudah dititipkan oleh kedua orang tuanya kepada Susanti, hal itu dikarenakan kesibukan pekerjaan yang membuat mereka tidak bisa memperhatikan Mikko dengan baik.

Mikko adalah anak dari kakak mantan suaminya, mamah dan papahnya bernama Amirah dan Herman. Mereka berdua adalah pengusaha yang sukses.

Herman dan Amirah tidak akan pernah lupa atas jasa Susanti yang sudah merawat putranya.

Dulu tempat tinggal antara Susanti dan Herman juga Amirah hanya berbeda daerah tapi masih dalam kota yang sama. Akhirnya saat Mikko akan menginjak SMP ia dibawa oleh kedua orang tuanya untuk kembali bersamanya.

Karena Mikko tidak mau jauh dari Dinda, maka ia sering berkunjung kerumahnya bahkan sering menginap sampai tak mau pulang.

Dan saat Mikko akan menginjak ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA, ia dibawa keluar kota karena tuntutan pekerjaan ayahnya.

"Besok pagi mah," jawab Mikko.

"Kalau begitu, nanti malam mamah bantu kalian beres-beres ya."

"Oke!" jawab Mikko.

"Yaudah mamah mau ke kamar dulu." Beranjak pergi dari tempat duduknya.

"Iya mah, eh Din kita main RE lagi yuk!" ajak Mikko dengan tersenyum lebar.

"Yuk!" Dinda mengiyakannya, kemudian Mikko mengambil laptopnya yang berada dikamar Dinda.

Malam harinya.

Kini mereka berdua sedang merapikan pakaiannya untuk persiapan besok.

Tok..tok..tok..
Suara ketukan pintu dari luar kamar Dinda.

"Dinda..," panggil mamahnya sambil membuka pintu kamar.

"Eh mamah, mamah mau nitip oleh-oleh apa nih," canda Dinda.

He So Cool [REAL STORY END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें