Tahun Baru

182 38 0
                                    

Sinar matahari yang menerobos jendela membuat Dinda terbangun dari tidurnya.

"Bangun tuan putriku," ujar seseorang yang membuka gorden jendela itu.

Dengan samar-samar Dinda membuka matanya dan berkata, "Loh kok Ka Mikko ada disini."

"Udah siang, ayo makan," ajak Mikko.

"Iya duluan aja, nanti Dinda nyusul."

"Oke deh."

Tak lama kemudian Dinda turun kebawah untuk sarapan.

"Mamah mana ka?" tanya Dinda yang tidak melihat keberadaan mamah Mikko.

"Mamah lagi ada urusan, kalau papah dari kemarin belum pulang katanya," jelas Mikko.

"Oh gitu."

Itulah yang biasa dialami Mikko saat dirumah, sendiri dalam kesunyian.

Tapi hal itu tidak pernah membuatnya bosan, karena dia selalu meluangkan waktunya untuk ngegym dan melakukan aktivitas lainnya.

Setelah selesai makan Mikko berniat mengajak Dinda untuk pergi ke suatu cafe yang biasa ia kunjungi.

"Din sana mandi, gue mau ngajak lo keluar," ucapnya.

"Emang harus mandi gitu?"

"Yaudah lo enggak usah mandi juga nggak papa, ayo jalan." Menarik tangan Dinda.

"Eh bentar dong, gue mau mandi dulu!" ketus Dinda lalu dilepaskanlah tangannya dari genggaman Mikko.

Dasar cewek labil, untung gue sayang.
Dalam hatinya.

Sekitar 20 menit Mikko menunggu Dinda diruang tamu, akhirnya dia melihat Dinda yang menuruni anak tangga dengan berjalan anggun. Dia menggunakan hijab pashmina abu, baju putih dan celana abu. Ditambah sedikit polesan makeup yang membuatnya sangat cantik.

"Masya Allah." Kagum Mikko ketika melihat cewek itu dengan mata yang berbinar.

"Kenapa?" Sinis Dinda saat melihat Mikko yang sedang memandanginya tanpa berkedip.

"Kaga, udah ayo berangkat." Mengalihkan pertanyaan.

Mereka berdua berjalan menuju mobil yang sudah terparkir dihalaman rumahnya. Mikko membukakan pintu mobil itu untuk Dinda.

"Silahkan tuan putri." Mempersilahkan Dinda untuk masuk dengan senyum menggoda.

"Apaan sih." Dinda salting karenanya.

Mikko memang suka menggoda Dinda, tapi entah apa alasannya ia berbuat seperti itu.

Di dalam mobil, Dinda tak henti menanyakan akan di bawa kemanakah ia bersamanya. Tetapi Mikko menanggapinya dengan tidak serius, sehingga membuat Dinda jengkel.

Sampai akhirnya tibalah mereka didepan sebuah cafe dengan gaya vintage yang membuatnya terlihat aeshtetic.

"Ayo," ajak Mikko.

Dinda mengikuti Mikko dari belakang, seketika Mikko menghentikan langkahnya. Lalu meraih tangan Dinda dan menggenggamnya layaknya seorang pacar.

"What?!" Dinda terkejut sebab ulahnya.

Mikko menggandeng Dinda sampai ke dalam cafe.

"Mau pesen minum apa?" tanya Mikko.

"Terserah."

"Makan?" tanyanya lagi.

"Terserah."

"Jurus cewek kalo ditanya makan apa, minum apa pasti jawabanya terserah," dengus Mikko.

He So Cool [REAL STORY END]Where stories live. Discover now