Graduation

167 24 1
                                    

‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍5 Juni 2019

Berbulan-bulan sudah berlalu, setelah menyelesaikan ujian kenaikan kelas, hal terakhir yang akan dilaksanakan adalah Graduation.

Dimana setelah itu mereka yang sudah lulus akan menuju ke kehidupan yang sebenarnya, dan Dinda kini naik ke kelas 11 walaupun kelasnya tidak naik tetapi masih dibawah.

"Besok graduate, kebayang deh sedihnya liat kakak-kakak kelas yang nangis sambil berpelukan," ujar Dinda dengan membayangkan hal itu.

Drt...drt...drt...
Hpnya bergetar, ternyata itu panggilan masuk dari Via.

Via : "Assalamualaikum mamang."

Dinda : "Waalaikumsalam Jubaedah."

Via : "Wih ngada-ngada aja lu main ganti nama gue jadi Jubaedah."

Dinda : "Ya lo sendiri ngapain manggil gue mamang."

Via : "Canda sayang, eh besok gue jemput lo ya."

Dinda : "Ngapain jadi lo yang jemput gue, yang graduate siapa yang di jemput siapa."

Via : "Yaelah, sebenernya gue iri nih. Besok kakak kelas pada cantik-cantik, yang cowoknya ganteng-ganteng."

Dinda : "Terus?"

Via : "Gue pengen pakai kebaya juga."

Dinda : "Kalo lo pake kebaya yang ada bukan mau graduate, tapi mau jadi penjaga prasmanan kondangan tau kaga lo?"

Via : "Bhahaha! kampret bener nih anak."

Dinda : "Udah ah pengen tidur gue."

Via : "Yaudah besok gue jemput titik! Assalamualaikum."

Tut...
Telfon dimatikan.

"Waalaikumsalam Ibu Jubaedah."

***

Graduation

06.30

Via sudah menunggu Dinda diruang tamu.

"Nih sebenernya yang mau graduate siapa sih, lama bener tuh bocah!" gerutu Via, kemudian iseng-iseng memainkan Hpnya supaya menghilangkan rasa jengkelnya.

"Assalamualaikum Ibu Jubaedah," ucap Dinda yang keluar dari kamarnya.

"Waalaikumsalam Mpok Siti, ngapain aja lu hah?! berasa mau graduate lo ya," pekik Via.

"Hehehe, santai dong bu. Ayo berangkat."

Mereka berduapun berangkat menggunakan sepeda motor, tak lupa memakai helm.

Saat sampai di gang sekolah, mereka melihat banyak sekali cowok yang memakai jas hitam. Rambutnya dipomade, memakai jas rapih, memakai dasi, dan diselipkannya bunga mawar disaku jasnya.

"Berasa ngeliat orang mau ngedate ini mah sumpah," celetuk Dinda.

"Hahahah! ganteng-ganteng ya Din?"

"Kaga."

"Oh gue tau, hanya Ka Tama yang ganteng ya kan?" ledek Via membuat pipi Dinda memerah.

"Apaan sih lo, kaga lah!" elak Dinda.

"Turun napa! udah di tempat parkir masih mau nongkrong aja, lo kira ini odong-odong," kelakar Via membuat Dinda tidak bisa menahan tawanya.

"Hahaha! tolong lah lo jangan ngelawak disini, banyak orang."

He So Cool [REAL STORY END]Where stories live. Discover now