Seseorang Dibalik Pintu

206 44 4
                                    

15.23

Sore itu Dinda sudah pulang dari sekolahnya.

Kamar Dinda

Ia merasa kini hari-harinya semakin sunyi, tidak ada pesan masuk dari Dimas membuatnya bosan dan kesepian.

"Cepet balik ya," cicit Dinda dengan memandangi langit yang dipenuhi awan-awan yang indah.

"Dinda...," panggil seseorang dari balik pintu kamarnya.

"Iya," jawabnya.

Orang itu membuka pintu kamar Dinda, terlihatlah sosok pria tampan, ia tinggi, dadanya bidang, hidungnya mancung, memiliki bola mata bewarna coklat dan gaya rambut medium haircut korean yang membuatnya terlihat cool.

Ia mengenakkan baju putih yang dikeluarkan dari celana abunya.

"Eh Ka Mikko, tumben mampir kesini?" ujar Dinda.

Mikko adalah sepupu Dinda, ia berbeda sekolah dengan Dinda dan kini ia menempati kelas 3 SMA, kata Mikko ia mengambil jurusan MIPA. Dilihat dari segi penampilan ia sedikit badboy, kenapa sedikit? karena dia pintar. Tidak ada satupun nilai rendah di raportnya.

Dikatakan badboy karena ia suka merokok, tanpa rokok hidupnya akan hambar, bukan ambyar. Itulah pengakuan dari mikko.

Mikko memang jarang menemuinya karena ia berbeda kota dengan Dinda, tapi jika ada waktu luang Mikko pasti mengunjunginya.

"Iya nih, mulai besok gue mau nginep disini, lo libur kan?" Mikko bertanya, lalu beranjak ketempat tidur Dinda untuk merebahkan tubuhnya.

"Iya libur, tapi bukan berarti nginep dikamer gue kan?" sindir Dinda yang melihat sepupunya itu terlentang di ranjangnya.

"Emang enggak boleh kalo gue tidur disini?" tanyanya dengan tersenyum nakal.

"Enggak boleh!" ketus Dinda.

"Yaelah ketimbang tidur bareng doang masa kaga boleh," canda Mikko membuat pipi Dinda memerah.

"Ih!" geram Dinda lalu mengambil bantal dan melemparkannya kewajah Mikko, membuat Mikko meringis.

"Mamah..., itu Dindanya nakal!" teriak Mikko mengadu.

"Ish! kaya bocah beraninya ngadu!" cetus Dinda.

"Biarin wlee," ledek Mikko membuat Dinda semakin kesal.

Dinda mengambil bantalnya lagi lalu ia tutupi wajah Mikko sehingga membuatnya susah untuk bernafas.

"Arghh..., mamah itu Dindanya nakal!" jerit Mikko yang berusaha melepaskan tekanan bantal itu.

"Heh..., Dinda Mikko kalian ini ya udah besar masih aja kelakuannya kayak anak kecil. Nih mamah beliin mie ayam, pada mau nggak?"
ucap mamahnya yang tiba-tiba datang.

"Mau!" jawab mereka serentak.

Ruang Makan

"Mah, Ka Mikko enggak tidur dikamar Dinda kan?" tanya Dinda memastikannya.

"Untuk sementara ini Mikko tidur dikamar Dinda dulu, soalnya kamar tamu lagi dipakai buat naruh barang-barang yang mau diberesin," jelas mamahnya membuat Dinda tercengang.

"Yes!" seru Mikko dengan tertawa bahagia.

"Tapi inget Mikko, jangan macem-macem sama Dinda ya," pesan mamahnya.

"Siap mah!" ujar Mikko penuh semangat.

Ish! awas aja.
Dalam hati Dinda.

Night

He So Cool [REAL STORY END]Where stories live. Discover now