Penjelasan TAMA (ENDING)

298 15 9
                                    

‍‍‍Tak terasa bulan-bulan berlalu begitu cepat, sekarang Dinda sudah akan menjadi senior disekolahnya.

Besok adalah pembagian buku rapor, ia berharap dan berdoa supaya nilai-nilai mata pelajarannya tidak membuat dirinya kecewa.

Sekolah

Dinda datang bersama Via, mereka memasuki kelas dengan tergesa-gesa.

"Woi!" teriak seseorang dari pojok kelas, siapa lagi kalau bukan ke 2 sahabatnya.

"Sini Din," ujar Tina dari kejauhan.

"Ayo kita kesana," ajak Dinda yang dibalas anggukan dari Via.

"Kangen banget gue sama kalian," ungkap Via dengan merangkul ke 3 sahabatnya.

"Gue juga kangen banget!" seru Tina.

"Gue sih biasa aja ya," canda Aurel membuat ketiganya menyorakinya bersamaan.

"Huuuu!!!"

"Giliran di grup aja lo banyak bacot, segala kangen lah, rindu lah," celetuk Dinda.

"Hahaha iya bener banget," tambah Via.

Tak lama wali kelas pun datang dengan membawa buku rapor.

"Assalamualaikum anak-anak," salam guru itu.

"Waalaikumsalam..."

"Kangen nggak nih sama sekolah," ujar guru tersebut.

"Kangen banget, kangen sama jamkos terutama!" seru Ramdani si ketua kelas.

"Hahaha iya bu, kita lebih milih sekolah dari pada dirumah terus," celetuk Nur.

"Hahaha kalian ini, yaudah yang sabar aja. Sekarang kita mulai ya pembagian rapornya, yang namanya disebut langsung maju kedepan."

Setelah Dinda menerima dan melihat nilai-nilai di rapornya, ia sangat senang ternyata hasilnya begitu memuaskan.

Lebih bagus dari yang kemarin syukurlah.
Dalam hatinya.

Saat semua rapor selesai dibagikan setelelahnya semua anak-anak kelas berfoto bersama, bahkan ada seseorang yang ingin berfoto bersama Dinda.

"Din, boleh nggak gue foto bareng lo?" ucap cowok itu, dia adalah Dafa.

"Lo mau foto sama gue?" Dinda memastikannya.

"Iya, boleh?"

"Asik, ada yang baru nih," sindir Via yang di dengar oleh mereka berdua.

"Apaan sih!" pekik Dinda kepada Via, kemudian ia beralih kearah Dafa. "Hmmm..., boleh."

Perasaan kikuk muncul saat Dafa berpose dengan melingkarkan tangannya di bahu Dinda, alias merangkulnya.

"Thanks ya Din, sampai ketemu dilain hari," tutur cowok itu sembari tersenyum manis.

"Iya kembali kasih," balas Dinda dan tiba-tiba Via menghampirinya sambil membisikkan sesuatu yang membuat cewek itu terkejut.

"Din itu ada Ka Tama, dari tadi dia ngeliatin lo dari bengkel TP," bisik Via.

"Hah?!" Dinda mencoba tenang, dirinya berusaha bersikap biasa-biasa saja.

"O-oh..., yaudah buruan balik yuk," ajak Dinda menarik tangan Via.

"Eh, sabar dikit dong."

"Dafa gue duluan," teriak Dinda yang hampir lupa berpamitan dengannya.

"Hati-hati," balas Dafa dengan menahan raut wajah yang sedih.

Ketika Dinda melewati bengkel TP, tiba-tiba saja ada yang memegangi pergelangan tangannya. Sontak Dinda terkejut sehingga menghentikan langkahnya.

"Eh!"

Saat Dinda melihat orang yang mencekal tangannya, dirinya membeku.

Ka Tama?!
Batinnya.

"Din, gue mau ngomong sama lo," ucap cowok itu.

"Kalau gitu gue duluan ya Din." Via pun berlari kecil untuk menjauh dari mereka.

"Eh Via tunggu!"

"Din, please gue mau ngomong penting," pintah Tama yang benar-benar ingin membicarakan sesuatu kepadanya.

Dinda mendengus. "Iya, silahkan." Tatapannya ia alihkan ke arah lain supaya tidak melihat wajah Tama dengan jelas.

"Hmmm, sebelumnya gue mau minta maaf banget sama lo. Gue tau lo pasti kecewa banget atas semua yang gue lakuin ke lo, tapi asal lo tau itu semua bukan kemauan gue," jelas Tama, perlahan Dinda mengalihkan pandangannya menjadi kearah dada Tama.

"Jadi satu hari sebelum gue ngejauhin lo, mantan gue telfon gue. Dia minta ketemuan, sejujurnya gue nggak mau ketemu sama dia tapi pas dia ngomong kalo bokapnya yang ternyata pengen ketemu sama gue jadilah gue setuju. Sebelum gue ketemu sama bokapnya dia bilang kalo dia nggak boleh pacaran sama siapapun kecuali gue, dan ternyata pas gue ngobrol sama bokapnya, bokap dia minta buat gue balik sama dia. Disitu gue pengen nolak tapi gue nggak bisa, bokapnya udah naruh kepercayaan ke gue. Jadi please maafin gue." Penjelasannya seketika membuat hatinya teriris kembali, Dinda berusaha menahan air matanya.

Setelah menjelaskan semuanya, tangannya merogoh saku kemeja mengambil sesuatu barang disana. Perlahan ia memegang tangan Dinda dan memakaikannya sebuah gelang.

"Gelang yang udah gue janjiin ke lo, kalo lo nggak suka jangan dibuang ya. Simpen baik-baik," pintahnya dengan mata yang berbinar.

Dinda baru mengingatnya bahwa dulu Tama pernah menawarkan sebuah gelang etnik kepadanya.

"Terima kasih, kalo gitu semoga kalian langgeng ya permisi." Kemudian Dinda pergi begitu saja, Tama yang kembali menahannya untuk tidak pergi kini di tepis oleh Dinda membuat tangan cewek itu lolos dari genggamannya.

Dengan perasaan campur aduk Dinda keluar dari gerbang sekolahnya, tapi saat ia mendongakkan kepalanya dirinya kembali tercengang melihat seseorang yang sudah lama menghilang dari kehidupannya yaitu Mikko.

"Ka Mikko," cicit Dinda dengan perasaan tidak menyangka.

Mikko yang berdiri didepan mobilnya sembari membawa coklat dan bunga dikedua tangannya langsung tersenyum lebar saat melihat Dinda, tangannya ia rentangkan berharap cewek itu berlari kemudian memeluknya. Dan benar saja Dinda berlari lalu memeluknya, perasaan rindu yang begitu berat kini terbayarkan sudah.

Dalam dekapnnya Dinda meringis, tak peduli banyak orang yang memperhatikannya. Ia begitu merindukan Mikko dan luar biasanya cowok itu selalu datang disaat waktu yang tepat.

"Tunggu, bukannya lo bilang kalo lo kuliah diluar negeri?" ucap Dinda teheran-heran.

Mikko tertawa terbahak-bahak. "Gue becanda Dinda sayang, sebenarnya gue itu kuliah diluar kota bukan diluar negeri. Karena gue udah nggak tahan kangen banget sama lo makadari itu gue kesini," jelasnya.
Dinda yang mendengar penjelas itu sangat kesal dan saking geramnya ia menarik rambut Mikko dengan sangat kencang.

Itulah yang membuat cewek itu tersenyum kembali, dan sekarang Dinda sedang fokus dengan sekolah juga novelnya.


Terimakasih banyak yang udah baca dan vote
Happy 17 old

Follow Ig : @bungaaly_
kalo ada yang mau nanya2 tinggal dm ya Insya Allah aku bales👍🏻
Jangan lupa baca ceritaku yang baru ya judulnya "The Kuker Gang"

See u❤️❤️❤️

He So Cool [REAL STORY END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang