Mikko lagi

149 25 0
                                    

‍‍‍‍‍‍"Hmmm, oke tapi ada syaratnya," kata Dinda yang berniat mengerjai Mikko.

"Apa?"

"Intinya apapun nanti yang gue mau dan gue minta lo harus turutin dan ya nggak boleh nolak," tutur Dinda dengan tersenyum jahil.

"Hmmm." Mikko berdeham, ia merasa ada yang tidak beres.

"Oke oke, tapi jangan yang aneh-aneh ya," pintah Mikko.

"Tenang aja."

Rumah Dinda

"Mah, Mikko ajak Dinda liburan bareng lagi ya," ujar Mikko meminta izin kepada Susanti.

"Boleh aja, tapi emang Dindanya mau?"

"Mau ya Din? nanti gue traktir banyak makanan deh," bujuk Mikko dengan mata yang berbinar.

Dinda hanya membalasnya dengan anggukan yang berarti iya.

"Tuh mah, Dindanya juga mau kok."

"Yaudah, tapi jangan sering-sering keluar malem ya Din. Dan Mikko tolong jagain Dinda ya nak," pesan mamahnya.

"Siap mah!" seru Mikko.

"Ih, orang mamah ngomong ke gue kok kenapa lo yang nyaut!" cetus Dinda.

"Kan gue yang nanti jagain lo," balas Mikko.

"Ya kan mamah ngomongnya ke gue!"

"Kan tadi juga mamah nitip pesan ke gue, suruh jagain lo."

"Ya tetap aja mamah itu..."

"Stttt, kalian ini kalo ketemu selalu aja berantem. Dulu kalian kalo deket itu harmonis, rukun dan damai kok sekarang jadi begini," potong mamahnya.

"Mikko nya aja yang ngeselin," cicit Dinda.

"Ngeselin tapi ngangenin kan?" ledek Mikko membuat Dinda gemas ingin mengacak-acak rambutnya.

"Ih, games banget gue!" geram Dinda.

"Kenapa? bener kan gue ini ngangenin."

"Kaga! gue nggak pernah tuh kangen sama lo," ketus Dinda berbohong, padahal kemarin ia sangat merindukannya.

"Iya gitu?" Mikko memang sangat suka membuat Dinda marah ataupun kesal, karena menurutnya disaat itulah Dinda terlihat lucu dan menggemaskan.

"Udah ah pengen makan!" elak Dinda kemudian beranjak dari tempat duduknya.

"Tuh kan mengalihkan pembicaraan," cicit Mikko.

Susanti yang melihat itu hanya tersenyum sembari memikirkan jika suatu saat nanti mereka berdua sudah tumbuh dewasa kemudian menikah dengan pilihan masing-masing. Apakah ia masih bisa melihat tingkah lucu mereka seperti ini?

"Mikko," panggil Susanti pelan.

"Iya mah?"

"Hmmm, menurut kamu Dinda itu kayak gimana?"

Waduh, kok mamah nanya kaya gini ya.
Dalam hatinya.

"Eee, Dinda itu ngeselin mah. Cerewet banget dan nggak mau diem," ungkap Mikko dengan terbata-bata.

Susanti menaikkan satu alisnya kemudian berkata, "benar begitu Mikko? mamah merasa ada sesuatu yang kamu sembunyikan."

"Eee enggak kok mah, beneran deh nggak ada," umpat Mikko.

"Hmmm, kalo ada hal yang mau di ceritain tinggal cerita aja ke mamah ya Mikko," ujar Susanti kemudian pergi meninggalkannya sendiri diruang tamu itu.

Mikko diam dengan tatapan kosong, kata-kata mamahnya mulai terngiang-ngiang difikirannya.

He So Cool [REAL STORY END]Where stories live. Discover now