Acara

142 20 1
                                    

‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍09.30

‍"Din bangun!" teriak Mikko dari ruang tamu.

Tak ada jawaban dari Dinda.

"Nih anak kalo ngebo bener-bener ya," gumam Mikko berjalan ke kamar Dinda.

"Din bangun, astaga." Mikko terkejut saat membuka pintu kamar itu ia melihat sosok yang sangat cantik berdiri dihadapannya.

"Lo, lo mau kemana dandan cantik gitu?" tanya Mikko yang masih memandangi Dinda dengan kagum.

"Berangkat sekarang kan?" tutur cewek itu.

"Iya, tapi lo dandan begini kayak mau ketemu pacar aja. Kan ngedate nya nanti malem," ucap Mikko keceplosan.

"Maksudnya?" Dinda tidak paham dengan apa yang baru saja Mikko katakan.

"Eh, enggak. Yaudah bawa koper lo ke bagasi mobil, gue mau siap-siap dulu," lontar cowok itu kemudian pergi begitu saja.

"Yaelah harusnya bantuin dulu kek," gerutu Dinda kesal.

***

Di mobil mereka hanya diam, Dinda hanya memandangi keluar jendela mobil sedangkan Mikko fokus mengendarai mobilnya.

Kruyuk...kruyuk...

"Bunyi apaan tuh?" celetuk Dinda.

"Hehehe gue laper," ungkap Mikko sambil mengelus-elus perutnya yang lapar.

"Hahaha, perasaan lo tadi udah makan deh," tutur Dinda dengan tertawa kecil.

"Makan roti doang."

"Mau mampir ke tempat makan dulu kah?" Dinda menawarinya tapi Mikko menolaknya, bukan karena ia tidak mau tapi karena rasa malas yang membuatnya menolak itu.

1 jam kemudian mereka sampai dirumah Mikko, seperti biasa Dinda merapihkan baju-bajunya saat tiba di kamar inapnya.

Malam harinya

Dinda dibuat menunggu didepan kamarnya karena ada Mikko yang sedang mempersiapkan sesuatu di dalam itu.

"Cepet ih!" decak Dinda dari luar kamar.

"Iya bentar lagi."

Cekreot...
Pintu dibuka oleh Mikko.

"Ada apa sih?" tanya Dinda yang penasaran.

"Liat aja sendiri," balas Mikko dengan tersenyum jahil.

Begitu ia memasuki kamarnya terlihatnya sebuah long dress bewarna hitam dan hijab disampingnya.

"Maksudnya apa?" tanya Dinda tak mengerti.

"Lo ganti baju, terus dandan secantik mungkin. Malam ini kita pergi ke acara pernikahan temen gue," jelas Mikko kemudian pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap juga.

Udah gila tuh ya orang, kenapa coba harus gue yang nemenin dia. Kenapa nggak cewek lain aja gitu.
Keluh Dinda dalam hati.

Dengan terpaksa ia mengganti pakaiannya, Dinda memang tidak terlalu pandai makeup. Tapi berkat ilmu yang ia dapat dari tontonan youtube, kini dirinya mencoba menerapkan apa yang dia bisa.

"Semoga nggak fail," cicitnya.

Beberapa menit kemudian.

Tok...tok...tok...
Suara ketukan pintu dari luar.

Perlahan Dinda membuka pintu kamar itu, karena malu ia menundukkan kepalanya.

Mikko POV

Tok...tok...tok...
Ia mengetukkan tangannya ke pintu kamar itu.

He So Cool [REAL STORY END]Where stories live. Discover now