ENDING

375 33 4
                                    

3 Bulan berlalu

Akhir-akhir ini ada yang berubah dari Tama, dia sering menghilang bahkan 5 hari sebelumnya sedikitpun Dinda tidak mendapatkan kabar dari cowok itu.

Apa yang terjadi dengannya? kenapa dia seperti ini? Dinda berfikir mungkin dia sedang sibuk dengan kuliahnya, tapi fikirannya itu terbantah saat ia melihat Tama yang ternyata sering memposting instastory di instagramnya.

Apalagi yang terjadi dengan kisah cintanya ini, apa cewek itu mempunyai salah? lantas apa kesalahannya? padahal terakhir percakapan mereka baik-baik saja, bahkan bisa dibilang Tama sangat romantis kepadanya.

"Apa salahku? kenapa tiba-tiba dia menjauh? dan apakah rasa yang sekarang ada dihatiku ini salah? bukan kah dia yang mengatakan bahwa dirinya ingin mendekatiku? salahkah aku merasakan nyaman karena sikapnya yang membuatku luluh seperti dulu, perasaan yang menyukainya seketika muncul kembali."

Ternyata rasa nyaman itu hanya jebakan, nyatanya dia pergi begitu saja tanpa memperdulikan perasaan seseorang. Jika tidak ingin bersinggah jangan pernah memberikan suatu harapan bahkan kenyamanan.

Dinda duduk dipojok tempat tidur sembari menekuk kedua lututnya.

"Salah, aku salah! kenapa perasaanku bisa muncul kembali begitu saja, kenapa dengan mudah aku menerimanya dan kenapa Tuhan harus menakdirkan kita bertemu jika pada akhirnya kita tidak bisa dipersatukan."

Di sekolah cewek itu banyak melamun, bahkan ia sangat sulit untuk menerima pelajaran di kelas.

"Lo kenapa Din? lagi nggak enak badan kah?" tanya Via memperhatikan Dinda yang akhir-akhir ini banyak diam dan jarang ingin untuk berbicara.

Dinda menggeleng. "Gue nggak papa kok."

"Tapi kayaknya lo kurang vit deh, mau gue temenin ke UKS?" tawar Via yang pada akhirnya tetap ditolak oleh Dinda.

"Udah nggak usah, lagian gue nggak kenapa-kenapa," balas Dinda mengalihkan pandangannya ke papan tulis kelas.

Via tersenyum kecil, ia bisa merasakan ada yang disembunyikan dari sahabatnya itu. Namun ia tidak akan memintanya bercerita sekarang, karena  ia tau Dinda hanya butuh waktu.

***

1 bulan berlalu, Dinda mencoba menghadapinya dengan tegar. Dirinya percaya kebahagiaan akan datang di suatu hari nanti, tapi baru saja ia berfikir positif tiba-tiba Anton menelfonnya.

Drt...drt...drt...
Hp nya bergetar, dengan cepat Dinda langsung meraihnya.

"Ka Anton, ngapain dia nelfon," cicit cewek itu, kemudian ia angkat telfon dari Anton.

Anton : "Hallo Dinda."

Dinda : "Iya kak, ada apa ya?"

Anton : "Gue mau curhat nih, lo bisa temenin gue curhat nggak?"

"Gue kira mau apa," batinnya.

Dinda : "Bisa kok."

Anton : "Jadi gini..."

Setelah Anton bercerita tentang kisah cintanya dan Dinda sudah memberikan nasihat untuknya, kini dirinya iseng bertanya tentang Tama yang 1 bulan ini tidak tau kabarnya.

Dinda : "Kak Dinda mau nanya boleh?"

Anton : "Boleh banget, mau nanya apa?"

Dinda : "Ka Tama, hmmm..."

Anton : "Oh Tama, apa lo masih deket sama dia?"

Dinda : "En-enggak, udah lama jauh."

Anton : "Pantes aja, soalnya kan dia sekarang balikan lagi sama mantannya."

Dek...
Semacam ada benda yang menusuk tepat di jantungnya, rasanya sakit tapi tidak berdarah.

Ia sempat diam beberapa menit, mengulang-ulang kembali perkataan Anton yang baru saja di lontarkannya.

Anton : "Din."

Dinda : "Eh, iya. Oh gitu..."

Anton : "Lo nggak papa kan?"

Dinda : "Dinda baik-baik aja, oh iya kakak tau dari mana dia balikan sama mantannya?"

Anton : "Kemarin baru aja gue nongkrong sama dia terus katanya dia udah lama balikan sama mantannya lagi."

Penjelasannya membuat dadanya semakin sakit, rasanya sesak, ia tidak menyangka ternyata ini adalah alasan dibalik semuanya.

Dinda : "O-oh begitu."

Mungkin mulai hari ini aku akan menjadi aku yang dulu yaitu seseorang yang menganggumi dalam diam, mencintai dalam heningnya rahasia. Memang aku belum mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya kepadanya tapi mungkin tanpa aku harus mengatakannya pun akan memiliki akhir yang sama.

Sadar diri itu penting, memang aku bukanlah pilihannya. Aku hanya harus menerima kenyataan bahwa yang dipertemukan bukan berarti akan disatukan.

Lambat laun akhirnya Dinda bisa menerimanya, mungkin dia yang diinginkan bukan yang terbaik untuknya. Tuhan hanya memberikan kesempatan kepada hambanya untuk mengetahui sifat dan sikap seseorang yang dulu pernah kita inginkan, mungkin ini adalah jawaban yang dulu sempat aku ajukan kepada-Nya. Bisa kah aku dekat dengannya?
dan inilah jawabannya.

Takdir bisa berkata lain tapi kebahagiaan tidak berarti selamanya bukan?

Rasa pertanyaan dalam diri memang banyak terutama "Mengapa aku harus ditakdirkan seperti ini? memang dia lah yang dulu aku inginkan tapi jika pada akhirnya seperti ini, aku akan lebih memilih untuk tidak akan pernah dipertemukan dengannya."

Tapi kita juga harus ingat, Tuhan akan memberikan yang lebih baik dari orang yang pernah membuat kita kecewa. Ini adalah ujian, ini adalah cobaan, jangan pernah berfikir bahwa Tuhan jahat, Tuhan hanya ingin kita mengharapkan seseorang dengan melibatkan-Nya, berdoa dan bertawakal mungkin adalah kunci untuk segalanya.

Follow my instagram: @bungaaly_

Allhamdulillah aku bersyukur banget, akhirnya novel ini bisa selesai tapi ada 1 part lagi yaitu penjelasan dari Tama. Terimakasih semuanya sudah membaca, memberikan vote dan berkomentar, dan terimakasih banyak untuk orang yang selalu support aku selama ini, I love you all.

Semoga bisa menginspirasi kalian yang sedang patah hati, jangan pernah down dan tetap semangat.

Thanks teman-teman❤️❤️❤️

He So Cool [REAL STORY END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ