B

822 104 4
                                    

Gue yang pacarnya enggak dianggap, dia yang temannya berlagak macam pacar. Apa gue pacar transparan?

***
_____________________________
Mengandung unsur sakit hati!
_____________________________

Perasaan Vie menjadi tidak enak, seorang guru fisika berkumis tebal itu duduk tanpa ekspresi yang menyenangkan. Oh Tuhan, jangan hari ini, jangan pagi ini.

"Keluarkan kertas selembar, hari ini kita kuis. Seperti biasa, lima soal terjawab, dia yang mendapatkan poin," ucap pak Samsul masih dengan wajah tanpa ekspresi.

"Mati gue ... fisika gue, kan parah banget. Parah, parah, pokoknya parah. Mana Sasa enggak masuk, lagi." gumam Vie yang merutuki kebodohannya sendiri. Siapa suruh dia hanya mengandalkan Sasa saja di setiap pelajaran fisika. Alhasil, kalau cermetnya itu enggak masuk gini, dia akan kalang kabut enggak karuan kayak orang ling-lung.

"Gue duduk sini, iya. Enggak kedengeran di belakang," kata seseorang yang tiba-tiba sudah duduk cantik di sebelahnya.

Vie tidak menggubris, ia masih kewalahan tak habis pikir dengan jalan pikiran gurunya yang satu itu. Tiba-tiba kuis, tiba-tiba ulangan, tiba-tiba remedial ulangan. Kenapa gitu, dia enggak sekali-sekali gitu tiba-tiba kasih duit. Eh, mimpinya ketinggian.

Pak Samsul mulai mendikte soal. Dia paling malas nulis di papan tulis, karena dia paham tulisannya itu tidak lebih bagus dari anak TK.

"Al, lo ngerti?" tanya Vie yang sudah kehabisan asupan kesabaran.

"Ngerti, kok. Lo gak ngerti? Sini gue ajarin," ucapnya seraya mengambil buku fisika latian milik Vie.

Katanya ngajarin, tapi kok diam-diam aja enggak ngomong. Kalau gini caranya, mana bisa selesai.

"Kok diam aja sih? Sini gue kerjain sendiri!"

Aldo tersenyum pada Vie, dia segera bangkit dari kursinya dan mendekat ke pak Samsul. "Yuk, kumpulin. Lo pinter, kok."

"Astaga, ngapain dia ke Pak Samsul? Jangan-jangan mau laporin gue nanya ke dia nih."

Pikirannya semakin enggak karuan. Sebelum guru itu menegurnya, Vie segera pura-pura mengerjakan soal. Tapi hanya coret-coret tanpa sadar kalau semua soal itu sudah dijawab oleh Aldo.

Suara tapak sepatu pak Samsul terdengar nyaring, ia menghampiri seorang murid dan berhenti tepat di samping meja Vie.

"Mati gue!"

"Vie, biasanya kamu cepat kalau mengerjakan kuis. Coba Bapak lihat," ucap pak Samsul tanpa aba-aba dan persetujuan dari Vie, dia sudah melihat hasil kerja Vie.

"Bagus, kok ini benar semua. Kenapa enggak kamu kumpulkan?"

Vie yang sedang menyembunyikan wajahnya di atas meja seketika melihat ke arah pak Samsul dengan tatapan tidak percaya.

"Se---serius, Pak?"

Pak Samsul manggut-manggut. "Iya," jawabnya singkat kemudian berlalu pergi.

Aldo yang sejak tadi sudah duduk di sebelah Vie lagi dan memperhatikan interaksi antara guru fisikanya dan teman perempuannya, sejak tadi hanya menyimak.

Jerawat (TAMAT) ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora