L

314 41 0
                                    

Sedikit memberi hadiah kepada diri sendiri, bisa jadi akan menambah kualitas kepercayaan diri dalam diri. Menghukum diri juga perlu, hanya jangan berlebihan.

***

Sabtu pagi. Udara sejuk Kota Bandung di akhir pekan membuat siapa pun yang ada di sini menjadi semangat. Menikmati secangkir teh ditemani biskuit sebagai pelengkap, bagaikan surga duniawi di pagi hari.

Sejak pukul tujuh, Vie sudah heboh dengan dandanannya. Penampilannya. Seperti ingin ketemu gebetan tapi sama sekali tidak punya gebetan. Tita yang dibuat repot akan hal itu pun hanya bisa pasrah, mengikutinya wara-wiri ke sana kemari hatiku senang.

Mal Trans Studio Bandung. Menyajikan banyak sekali pilihan menu es krim. Hal itu tidak luput dari pengelihatan Vie. Sekali sudah dia membeli, akan ketagihan bahkan sampai merengek.

"Vie, lo jangan makan es krim terus nanti uang lo habis. Enggak bisa pulang, gimana?" ucap Tita. Menyesal sudah dia menuruti permintaan Vie yang berangkat pukul delapan. Padahal Gramedia di sini buka pukul sepuluh. Astaga, dua jam bisa ia gunakan untuk hal-hal positif lainnya.

Nyatanya, Vie hanya sedang menikmati es krimnya. Mungkin untuk yang terakhir kali. Setelah es krim gigitan terakhirnya habis, ia bingung akan melakukan apa.

"Masih lama ya, Ta?"

Tita melihat jam yang ada di ponselnya. "Tiga puluh menit lagi," jawabnya singkat.

"Hufftt ... gue bosan, Ta!"

Vie mengeluarkan ponselnya, memainkannya siapa tahu bisa menjadi obat penghilang rasa jenuhnya.

"Siapa suruh lo ajak gue berangkat terlalu cepat. Jadi gembel, kan lo di sini."

Lagi-lagi tidak digubris oleh Vie. Menurutnya ini tidak salah. Apa salahnya menunggu Gramed buka sebelum jam bukanya tiba. Tidak ada ruginya.

"Ta, fotoin gue dong," pinta Vie, matanya berbinar.

"Hah?! Emang gue tukang fotoin orang, apa!"

Vie masih berharap, seraya tangannya menyodorkan ponsel pintarnya pada Tita agar ia mau menolongnya. Dengan sangat terpaksa, akhirnya Tita menuruti lagi apa yang diinginkan Vie.

"Cepat, atau enggak sama sekali!" Tita meraih ponsel Vie.

Vie tersenyum girang, lantas ia segera mencari gaya yang pas dan menurutnya bagus untuk berfoto ria.

"Bagus juga. Lo enggak mau foto?"

Tita menggeleng. Tanpa minat sekalipun, ia hanya ingin menyudahi hari ini. Jalan-jalan dengan Vie ternyata sangat melelahkan.

"Ayo dong Ta, sekali aja. Kapan lagi kita foto berdua," kata Vie dan disetujui Tita. Mereka beberapa kali berselvie dengan gaya yang beragam ala-ala cewek.

Vie : "Bener, kan gue sama Tita. Enggak sendiri."

Aldo : "Iya oke. Tapi gue tetap mau ke sana. Gue ajak Kak Vidie, deh buat temani gue."

Vie : "Terserah."

Lenyaplah sudah quality time-nya bersama sepupunya itu. Aldo dengan keras kepalanya ingin datang ke sini, kalau tahu gitu dia takkan membalas pesan Aldo.

Jerawat (TAMAT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang