P

246 40 2
                                    

Banyak kita mendengar, budayakan membaca sebelum mengeluarkan pertanyaan. Karena manusia sekarang, lebih banyak mempergunakan lidah daripada akal.

***

Berkhayal menjadi salah satu pekerjaan manusia yang timbul karena rasa keinginan yang ingin dicapai. Malam ini udara sangat dingin, Vie memutuskan untuk merebahkan dirinya di atas kasur, di bawah sinar lampu kamar yang menerangi seluruh ruangan.

Entah sudah berapa kali Vie menarik ulurkan layar ponselnya. Mencari-cari konten menarik agar malamnya tidak sunyi-sunyi sekali. Dia mengabaikan Tita. Bukan. Lebih tepatnya membiarkan sepupunya itu fokus mengerjakan tugas sekolah yang entah apa. Tapi telinga Vie mendengar dengan jelas, ada sesuatu yang sedang dikunyah dengan nikmat.

"Ta, lo bawa apaan hari ini?" Vie meletakkan ponselnya di atas kasur, melirik sebentar ke Tita yang belajar di meja belajarnya dengan tenang. Tentu dengan camilan.

"Es batu," jawabnya santai.

"Bagi dong!"

"Turun sini. Kalau makan di kasur nanti basah," kata Tita dan Vie segera menghampiri es batu lalu mencomot satu persatu.

Begitu nyaring saat Vie menggerakan mulutnya seperti mesin penghancur. Tanpa terasa, es yang ada di dalam mangkuk tersisa tiga potong. Lantas Tita refleks memukul tangan Vie yang akan mengambil benda dingin itu untuk yang kesekian kalinya.

"Bagi gue baru makan dikit lo abisin!"

"Ehehe. Abisnya enak, Ta. Ngomong-ngomong, tumben lo nyemilin es batu. Emangnya enggak ada makanan?"

Tita menggeleng, dan masih mengunyah es batu yang tersisa. Ia membawa mangkuk berusi es batu itu dalam pelukannya agar Vie tidak mencurinya lagi. Mereka sama-sama pencinta benda dingin itu. Memang giginya macam pisau mesin penghancur. Tajam dan kuat.

"Ta, lo kok enggak pernah jerawatan sih, Ta."

"Siapa bilang."

"Maksud gue jarang gitu ... jarang banget malah. Enggak kayak gue gini." Vie meraih kembali ponselnya yang ia letakkan di atas kasur.

"Ya lo genit kali," jawab Tita asal.

Ck!

Tita berdecak sebal. Banyak sekali yang mengatakan ini adalah jerawat genit. Sebetulnya siapa sih yang menciptakan jerawat itu berasal dari genit-genitnya orang? Lagipula, Vie menganggap masuk akalnya adalah orang itu kebanyakan mikir yang membuat otak tertekan dan menimbulkan jerawat di wajah.

"Ta, lo mau dengar enggak?"

"Apaan?"

"Kalau ternyata garam itu bisa buat menghilangkan jerawat." Vie membaca tulisan di ponselnya, sebuah caption panjang di beranda Intagram salah satu satu selebgram yang membahas konten make up dan sejenisnya.

"Yang pertama itu, pakai air mawar. Dicampur terus baluri ke wajah pakai spray juga bisa. Yang ke dua, garam campur gula pakai air, caranya sama kayak yang pertama. Terus ke tiga, garam campur madu. Ini penggunaannya dilumuri ke wajah terus tunggu kurang lebih lima belas puluh menit. Yang ke empat, garam campur lemon. Yang ke li---"

Jerawat (TAMAT) ✔Where stories live. Discover now