U

218 26 0
                                    

Rencana hanya bisa diciptakan oleh kalian para manusia. Tapi tentang apa yang terjadi di kemudian hari, itu adalah rahasia Ilahi.

***

Semesta, izinkan kubercerita malam ini. Di tengah kelambu dingin beralaskan kardus usang. Jika kau bisa menjawab sedikit pertanyaan bodohku, mungkin aku sangat bahagia.

Kau tahu cinta? Apa definisi cinta itu sendiri? Cinta yang di dalamnya hanya ada dua musim. Musim bahagia, dan musim sedih.

Semesta, cinta bagiku adalah sebuah negara. Negara yang memiliki dua musim. Negara yang memiliki penduduk. Siapa penduduknya? Penduduknya ialah Baper, Kasih, Sayang, Komitmen, Janji, Jujur, Setia, Bucin, dan lainnya. Kamu juga pasti tahu, 'kan kalau di setiap negara pasti memiliki kebijakan.

Kebijakan di negara cinta sendiri adalah, sesuatu yang dibuat oleh presiden laki-laki dan wakilnya perempuan. Hanya itu, tidak ada mentri atau apa pun. Dan jika salah satunya melanggar, maka akan terjadi musim sedih. Tapi kalau keduanya menaati peraturan bersama, maka sepanjang tahun yang ada hanyalah musim bahagia.

~ Vienneta Frisdania.

***

Malam hari Vie tutup dengan bersenandung. Membuat catatan kecil yang bisa mengusir rasa bosannya. Ponselnya terasa sepi, ia hanya mendengarkan beberapa podcast galau yang bisa menghiburnya di malam ini.

Ayahnya tadi bilang seperti ini, "Cepatlah tidur. Besok akan ada yang menemui kita dan aku harus bersiap-siap."

Entah siapa lah itu. Vie tidak peduli. Baginya, tamu ya ... tamu. Soal tamu spesial atau bukan, hanya cara si tuan rumah menganggapnya spesial dengan memberinya emas atau hanya tamu biasa yang diberi teh manis.

Podcast itu menenangkan, Vie terlalu larut di dalamnya. Hingga tidak sadar, matanya terpejam dan berangsur-angsur tidur. Membiarkan ponselnya yang terus menyala.

***

Pukul delapan pagi. Nyenyak sekali tidur Vie sampai-sampai anak gadis bangun sangat siang. Seketika, ada rasa rindu yang terbayarkan. Inilah tampilan kamarnya di pagi hari. Kamarnya di rumah Jakarta. Dominan warna merah jambu dipadu putih, dan barang-barang yang berwarna putih. Vie yang mendesign sendiri ruang tidurnya ini. Orang tuanya memberikan kebebasan atas itu.

Vie segera mandi, membersihkan tubuhnya lalu keluar menuju meja makan. Ini hari minggu, minggu yang entah akan menjadi hari bahagia atau malah sebaliknya. Harapnya sih, akan terus bahagia. Tapi rasanya monoton.

"Pagi, Sayang?" sapa ibu Vie sembari membawa piring berisi roti isi.

"Pagi, Ma," sahut Vie datar.

Di belakang ibunya, seorang asisten rumah tangga membantu majikannya membawa dua piring roti isi lagi dan meletakkannya di atas meja makan.

Vie duduk di kursinya, kursi yang hampir dua tahun tidak ia duduki. Tapi posisinya dan segala bentuknya tidak ada yang berubah. Ia yakin, pekerja di rumahnya itu sangat merawat barang-barang yang ada.

"Gimana tidur kamu, Nak?"

"Baik-baik aja, Ma. Enggak gimana-gimana," jawab Vie lagi, ia meminum segelas susu yang tersaji di atas meja.

Jerawat (TAMAT) ✔Where stories live. Discover now