S

225 25 1
                                    

Lebih baik, kusimpan rasa ini dalam diam bersama kebahagiaan yang senantiasa terpancar dari cantiknya paras dan hatimu.

***

Sabtu pagi, lagi-lagi Ema, ibu Aldo meminta agar bisa bertemu Vie. Ia sudah sangat rindu bagai anak kandungnya sendiri. Namun sayang seribu sayang, pertemuan kemarin terpaksa dibatalkan karena Vie sedang tidak ada di rumah. Sebagai penebus, Aldo mengatakan akan menemui Vie pagi ini.

"Halo, Vie. Lo sibuk, enggak?"

Panggilan Aldo tersambung. Ia berniat kali ini akan menghubungi Vje terlebih dahulu sebelum mendatangi rumahnya dan wanti-wanti jika orangnya sedang tidak di rumah.

"Halo, Al. Memangnya ada apa?"

"Ibu mau ketemu lo katanya hari ini."

Suara di ujung telepon terhenti. Bukan karena panggilannya yang terputus, melainkan memang yang sedang bicara diam.

Aldo masih menunggu jawaban Vie. Jika ia tidak sibuk, mungkin ibunya akan sangat senang.

"Maaf ya, Al. Tapi kayaknya gue enggak bisa deh. Soalnya udah ada janji sama Kak Sam mau liat pertandingan basket di sekolah."

Suara Vie penuh dengan rasa penyesalan. Kali ini, Aldo harus mengembuskan napas kasar. Kedua kalinya ia harus mengalah. Mungkin ini bukan saat yang tepat.

"Hmm ... ya udah enggak apa-apa kok, Vie. Nanti gue sampaikan ke ibu."

"Iya, Al. Maaf banget, ya. Bilang ke Tante Ema gue minta maaf dan titip salam buat Tante, iya."

Vie pun mematikan panggilan teleponnya, setelah suara seseorang yang Aldo yakini adalah suara Tita itu memanggil Vie.

Aldo mengempaskan ponselnya di atas kasur. Membayangkan kembali kekecewaan ibunya saat Vie lagi-lagi tidak bisa menemuinya.

***

Sepasang sepupu itu sudah duduk manis di dalam angkot. Pakaian yang mereka kenakan santai. Tak lengkap rasanya jika perempuan tanpa polesan make up. Mereka mengenakannya sangat tipis hampir tersamarkan. Tapi tak apa, natural.

Beberapa menit kemudian, gerbang SMA Bintang Angkasa terlihat berbeda hari ini. Banyak pengunjung yang datang, sebuah banner berukuran sedang terpasang di depan sekolah bertuliskan "TURNAMEN BASKET ANTAR SEKOLAH SEKABUPATEN BANDUNG".

Sebelum memasuki area lapangan, mereka membeli tiket terlebih dahulu. Selepas keluar dari kerumunan orang saat membeli tiket, Tita disambut oleh pangeran kodoknya. Memboyongnya ke dalam sampai melupakan Vie ada bersamanya.

"Woy, di sini masih ada orang kali," celetuknya yang menimbulkan tawa dari Vidie dan Tita. Nasib jomlo enggak bawa gandengan. Tiang pun jadi, untuk menemani.

Lima menit lagi pertandingan dimulai. Sam dan tim termasuk Novan sedang mendengaran intruksi dari pelatih dan mengatur strategi. Namun tiba-tiba, sudut matanya menampilkan ia. Gadis yang ia tunggu-tunggu hadirnya. Vie.

Pandangan mereka bertemu, Sam melemparkan senyumnya dan dibalas oleh Vie. "Semangat!" teriak Vie di tengah keramaian. Namun masih bisa terdengar olehnya.

Jerawat (TAMAT) ✔Where stories live. Discover now