BRILIAN|15

8.3K 423 2
                                    

"Jika benci adalah awal dari mencintai maka, mencintai adalah awal dari kebencian."

-----


Seorang gadis sedang berjalan menyusuri koridor sambil tersenyum manis.

"Eh Venny." seru seseorang yang tak lain adalah Renata kakak kelasnya.

"Kenapa kak?" tanya Venny mulai jengah dengan tingkah laku kakak kelasnya itu yang sok alim.

"Nyari Brilian ya?" tanya Renata.

"Emang penting buat kakak?" balas gadis itu.

Venny berjalan mendekati gadis itu kemudian sedikit mendorongnya membuat gadis itu terjatuh ke lantai namun, itu hanya akal akalannya saja karena Venny hanya sedikit menyenggolnya.

"Ih sakit tau." ujar kakak kelasnya itu.

"Kamu kenapa Nat?" tanya seorang cowok yang sangat dia kenali.

"Dia itu nyenggol aku, sakit tau!" adunya pada Brilian.

Brilian menghampiri venny dengan berdiri sangat angkuh dihadapan gadis itu.

"Lo kalau gak suka sama Renata jangan kayak gini caranya!" sentak Brilian.

"Bri, itu gak kayak yang kamu liat." ucap Venny dengan menundukkan kepalanya dia tidak berani menatap cowok tersebut.

"HEH! MAU NGELAK LAGI? APA BUKTI LO? UDAHLAH MURAHAN! DIEM AJA KALAU TAUNYA CUMAN NYUSAHIN ORANG!!" bentak Brilian.

Venny menatap Brilian dengan sorot mata yang sendu entah ke berapa kalinya cowok itu mengatai dirinya.

"ASAL BRI TAU! VENNY GAK DORONG KAK RENATA SAMPEK JATUH KAYAK GITU, DIANYA AJA YANG LEBAY! KALAU BRI MASIH MAU PERCAYA SAMA KAK RENATA GAPAPA KOK!!" ucap gadis itu dengan lantang.

"JELAS GUE BELA DIA, KARENA DIA PENTING DALAM KEHIDUPAN GUE!" serunya.

Plak.

"DAN ASAL BRI TAU, VENNY BUKAN CEWEK MURAHAN!!" bentak gadis itu.

Brilian hanya terdiam saat gadis itu menampar dan membentak dirinya, seperti ada sengatan untuk tetap bungkam.

Venny meninggalkan cowok tersebut hatinya mencelos mendengar perkataan tak enak Brilian tersebut untuk ke sekian kalinya.

Seluruh siswa yang sedang menonton pertengkaran itu hanya bisa diam tanpa ada yang mau melerai, mereka sangat takut untuk hal seperti itu.

Ternyata seorang Renata bukanlah gadis yang baik mereka semua telah salah menduga, benar tampang tak selalu sama dengan kelakuan aslinya.

-----


"Ishh!! Gue kesal sama bri." dumel gadis itu seraya melempar tas miliknya ke atas mejanya.

"Napa Lo? Pagi pagi udah sensian." tanya Cika.

"Itu tuh bri, ngatain gue lagi didepan banyak orang gue kan emosi gitu!!" kesalnya.

"Udahlah ven, gue kan pernah bilang sama Lo perjuangin yang pantas aja kalo dia udah nolak Lo berarti dia emang gak pantes buat Lo."

"Emang melupakan segampang ngucapin gitu? Kalau bisa gue bakal lakuin kok." ucap Venny dengan polos.

"Gak usah sok polos deh, Lo pasti ngerti maksud gue." ujar Cika.

"Hehehe, iya kok." jawab Venny seraya tertawa kecil.

"Rika mana?" tanya Venny.

"Gak tau tuh." sahut Cika.

"Yaudahlah tapikan, entar pelajaran dimulai." ucap Venny khawatir.

BrilianWhere stories live. Discover now