BRILIAN|22

7.4K 307 4
                                    

"semua orang mungkin memiliki alasan setiap membenci orang lain namun, ada juga yang tidak karena benci itu terjadi dari salah satu kita tidak ada yang mau memahami satu sama lain."

-----

Venny gadis itu berjalan menuju tempat Brilian namun, saat melihat seorang gadis juga tengah menghampirinya ia urungkan niat tersebut.

"Hai bri." sapa Renata.

"Hmm."

Venny sedaritadi yang menatap kedua remaja tersebut hanya bisa menggeram kesal namun, ada seseorang yang menepuk pundaknya pelan.

"Ehh kak Angkasa." ucap Venny setelah berbalik sempurna.

"Kalau sakit ngapain masih di pandangin, gak baik loh!" ujar Angkasa.

"Yaudah Venny pergi dulu." pamit gadis itu kemudian melanjutkan langkahnya.

"Hemm, aneh deh!" ucap Angkasa sambil terkekeh kecil melihat kisah percintaan adiknya.


"Sudahlah ven! Jangan sia siakan waktu Lo buat dia." ucap Rika dia paling tidak suka saat melihat Venny seperti ini.

"Apa susahnya sih! Coba Lo perlahan mulai bodo amat gitu." ucap Cika mulai ikut memberi penjelasan.

"Gue pengen juga tapi, Lo tahu sendiri kan? Semua itu bisa berjalan dengan baik jika ada niatan sedangkan gue? Niat aja gak ada." jelas Venny dengan lesu.

"Udahlah, sabar aja." final Rika pada akhirnya, bukankah hal kecil itu tidak seharusnya di perpanjang?

-----

Tringgg.

Saatnya pulang sekolah seluruh siswa SMA Nusa Pelita kini telah memenuhi parkiran sekolah untuk segera pulang ke rumah mereka masing-masing, menyambut istirahat yang tiada tara.

Venny gadis itu berjalan melewati gerbang sekolahnya sendiri, dia tak habis pikir kenapa akhir-akhir ini dia harus pulang jalan kaki terus emang gak capek apa.

Seorang cowok sedang mengikuti Venny namun, gadis itu tak mengetahuinya.

Sebuah mobil melaju kencang ke arah Venny yang sedang berjalan di trotoar bahkan mobil tersebut hampir menabrak dirinya hingga ada seseorang yang mendorongnya, membuat dirinya selamat.

"Untung gue selamat." syukur Venny sambil berusaha bangkit walau tubuhnya kayak seperti remuk semua.

Ia tak melihat keberadaan cowok yang menolongnya tadi namun, didepan sana banyak orang bergerombol seperti memenuhi sesuatu tanpa pikir panjang gadis itu segera menuju tempat dimana keramaian itu berada.

Sesampainya di tempat tersebut gadis itu berusaha menyelinap masuk setelah sampai betapa terkejutnya dia ketika melihat seorang perempuan yang di penuhi darah di bagian kepala, tak ada lagi suara yang berasal dari gadis itu, dan mata itu terpejam sempurna.

"Kak, bangun!" seru Venny namun, tak ada jawaban apapun dari sang empunya.

"Kak! Ya Allah." ucap Venny mulai panik.

Seorang cowok menerobos masuk ke dalam kerumunan itu dan saat melihat apa yang terjadi di hadapannya, hatinya sangat hancur melihat siapa orang tersebut.

BrilianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang