BRILIAN|17

8.3K 371 5
                                    

"Jangan memaksa sesuatu yang tidak bisa kita paksa, karena itu hanya akan melukai dirimu sendiri."

-----

"Bri, tunggu!" seru Renata sambil berlari mengejar cowok tersebut.

Brilian hanya menghentikan langkahnya tanpa ada niatan untuk berbalik.

"Gue mohon dengerin penjelasan gue dulu." pintanya.

"Apalagi? Gak ada yang perlu Lo jelasin lagi!" ucap Brilian.

"Bri tapi, itu bukan seperti yang Lo liat." ucap Renata.

"Terus kalau bukan seperti yang gue lihat, berarti seperti yang Lo lihat kan?" ucapan Brilian membuat Renata mati skakmat dengan perkataan cowok tersebut.

"Udah?"

Tanpa adanya persetujuan dari gadis itu Brilian meninggalkan Renata dengan kepala tertunduk.

Brilian cowok itu menaruh tas miliknya dengan kasar hingga menimbulkan bunyi yang nyaring.

"Lo kenapa Bri?" tanya Arsen.

"Kalo Renata nyariin gue bilang aja gue gak menerima tamu." ucap cowok itu kemudian menenggelamkan wajahnya di lipatan lengannya.

"Hem, siap bos!" jawab Arsen seraya mengangkat tangannya layaknya orang hormat kepada bendera.

Seorang gadis berjalan dengan santainya setelah dinyatakan sehat kembali oleh dokter beberapa hari yang lalu kini, wajah cantik itu kembali tersenyum.

"Hai." sapa seseorang.

"Eh hai, kakak ngapain disini?" tanya gadis itu heran.

"Emang gak boleh ke kelas adik sendiri?" tanya Angkasa.

"Hmm, boleh kok." jawab Venny sambil tersenyum.

"Venny masuk dulu ya kak." pamit gadis itu sebelum memasuki kelas Brilian.

"Arsen! Rendy!" panggil gadis itu.

"Eh Venny, kenapa?" tanya Rendy.

"Bri ada gak?"

"Ada lagi tidur kayaknya, masuk aja." ucap Rendy kemudian memberi celah untuk Venny.

"Bri, hey." panggil Venny seraya mengguncang lengan cowok itu.

"Hmm, apansih!" kesal Brilian karena merasa tidurnya terganggu.

"Ayo dong, bangun!" ucapnya tak mau berhenti.

"LO BISA DIEM GAK! GUE MAU TIDUR! JANGAN LO GANGGU!!" bentakan Brilian mengundang perhatian seisi kelas.

"Bri, maaf yaudah Venny cuman mau ngasih ini." ucap gadis itu kemudian menyodorkan sebuah bekal, saat gadis itu hendak pergi tangannya ditarik oleh Brilian.

hup.

Gadis itu terdiam saat cowok tersebut mendekap dirinya ada rasa nyaman yang mulai menghinggapi gadis itu.

BrilianWhere stories live. Discover now