BRILIAN|35

11.3K 315 6
                                    

Separuh langkahku saat ini berjalan tanpa terhenti, hidupku bagaikan keringnya dunia tandus tak ada cinta, hatiku mencari cinta ini sampai ku temukan yang sejati walau sampai letihku kan mencarinya seorang yang ku cinta, ohhh... Kini ku menemukanmu di ujung waktu ku patah hati lelah hati menunggu cinta yang selamatkan hidupku, kini ku telah bersamamu berjanji tuk sehidup semati sampai akhir sang waktu kita bersama tuk selamanya.

[Seventeen-
Menemukanmu]

-----

"Aku sungguh kehilanganmu. Berat rasanya mengubah kebiasaan yang sudah kita lalui sepanjang waktu ini. Bagiku, mencintaimu adalah perasaan terdalam yang pernah kumiliki. Dan kini aku sudah tenggelam dalam kehilangan sepenuh hati."

Boy Candra

-----

1 tahun berlalu.....

Hari ini tepat hari kelulusan Brilian, tak terasa waktu berjalan begitu cepat.

"Setelah ini Lo bakal lanjut kemana?" tanya Arsen pada Brilian.

"Gue dapat beasiswa ke Jerman mungkin, akan gue terima karena itu adalah mimpi kak Angkasa." ujar Brilian.

"Semoga Lo bisa sukses! Jangan lupakan kita." ucap Rendy kemudian menepuk pundak Brilian.

Rendy menatap Brilian, cowok itu kini tampak sangat berubah dari sebelumnya, memang benar bahwa semua akan berubah seiring berjalannya waktu dan benar kata itulah yang ada pada cowok itu.

Brilian yang dulu dengan sifat dinginnya sekarang berubah menjadi orang baik dan ramah pada semua orang.

"Kalian pada mau lanjut kemana?" tanya Brilian.

"Gue sih mau sekolah di Indonesia aja negara tercinta ini!" ucap Arsen dengan gaya lebaynya.

"Kalau gue sendiri, paling di dekat sini." jawab Rendy.

"Kalo Lo sendiri disana sampai kapan?" tanya Arsen.

"Paling kalau gak empat lima tahunan ya sekitar itulah." jawab Brilian.

"Lama banget! Namanya itu Lo hidup disana dong, kalau gue gak betah berlama-lama apalagi tempat asing." kata Arsen berdecak.

Tak terasa sudah satu tahun berlalu, Brilian menatap langit malam sambil tersenyum ia bersyukur atas takdirnya.

Bri udah lulus kak, Terimakasih atas semuanya maaf bri belum bisa membalas semua kebaikan kakak.

-----

Brilian memasuki rumahnya, setelah sampai di depan ruang tamu ia dikejutkan oleh suara riuh di iringi dengan tepuk tangan dan lagu.

Happy birthday to you
Happy birthday to you

Happy birthday happy birthday happy birthday to you

Brilian terharu melihat pemandangan dihadapannya hatinya menghangat, ternyata inilah kebahagiaan yang sesungguhnya sederhana tak harus tentang hal mewah.

Tiup lilinnya tiup lilinnya tiup lilinnya

Tiup lilinnya sekarang juga sekarang juga, sekarang juga......

"Horee!"

"Potong kuenya kak!" seru Dara.

Potong kuenya potong kuenya potong kuenya sekarang juga sekarang juga....

Semua bersorak gembira, terlihat keluarga kecil tersebut sedang merasakan kebahagiaan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

"Anak papa sudah besar, entar mau lanjut kemana?" tanya Darren sambil mengelus rambut hitam putranya itu.

"Bri dapat beasiswa ke Jerman pa, dan bri akan ngambil beasiswa itu." jawab Brilian.

Darren melihat bahwa putranya itu sekarang lebih dewasa dan tak seperti dulu yang hanya diam ketika ditanya.

"Yah, berarti Dara gak bakal punya teman lagi dong!" rajuk gadis itu dengan pipi menggembung.

"Adik kakak gak boleh cengeng dong! Masa ditinggal sebentar cuman sekolah ngambek." sindir Brilian.

"Iya iya! Dara gak cengeng kok!" bela gadis itu.

"Kamu bakal masuk SMA, mau masuk sekolah mana nih?" tanya Brilian pada Dara adiknya itu.

"Dara bakal masuk sekolahnya  kak bri aja deh." jawab gadis itu.

"Jaga diri ya, jangan rindu kakak gak pantas dapatkan itu!" tutur Brilian.

Dara menghampiri Brilian kemudian memeluk tubuh tegap kakak satu-satunya yang ia miliki itu.

"Kakak jangan ngomong kayak gitu dong." ucap Dara.

Darren dan Dewi yang sedang memperhatikan keduanya hanya tersenyum tipis, mereka bersyukur karena keluarganya masih bisa diberi kesehatan dan kebahagiaan, walaupun salah satu anak sulungnya telah berada disisinya.

Darren melihat ada sosok Angkasa dalam diri Brilian, benar Angkasa memang dapat memberi pengaruh besar pada seseorang terutama orang terdekatnya.

"Anak kita udah besar ya wi? Aku harap kita akan seterusnya diberi kesempatan untuk melihat senyuman bahagia mereka." harap Darren.

Skenario Tuhan memang lebih indah daripada rencana kita, maka dari itu kita harus lebih bersyukur dan terus berdoa agar hubungan tetap berjalan baik.

-----

Seorang cowok tengah menatap kegelapan malam dari balkon kamarnya, ia merindukan sosok orang itu yang pernah mengusik kehidupannya.

Menelisik jauh keberadaan orang tersebut, berbagai pertanyaan telah memenuhi otaknya entah berapa kali pun ia menepisnya.

Sekarang yang ada di otaknya hanyalah apakah gadis itu tahu tentang kematian Angkasa?

Lo dimana?

Brilian cowok itu kini tengah menulis sebuah sajak mengutarakan isi hatinya itu lewat sebuah tulisan.

Malam ini dalam kesepian yang sunyi ku terduduk termenung bersama angin malam yang berhembus kencang menerpa diri.

Ribuan menit ku menunggu kedatangan yang tak pernah ada. Ku menangis dalam diam Tuhan tolong jaga dia.

Tak pernah ada dalam angannya bahwa gadis itu akan pergi dan menghilang tanpa kabar, mungkin akhir kisahnya akan seperti ini.

Semua hanya akan tinggal kenangan dan kejadian yang akan diingat bahwa mereka pernah saling mengenal satu sama lain.

Dan semua sudah selesai....

Kisah penuh luka, tawa dan kesedihan semua telah berakhir pada hari ini.

Kisah yang akan terus terukir dan terlukis indah dalam ingatan setiap detiknya.

Moment yang pernah ada dan terjadi dalam masa lalu itu adalah sebuah cerita menarik yang pernah ia temui selama ini.

-----

Selesai!







Eitsss! Belum guys😆

Jangan lupa vote and komen!
Terimakasih sudah membaca Brilian ❤️

Belum ending tunggu terus oke?

05 Juli 2020

BrilianWhere stories live. Discover now