BRILIAN|23

7.7K 339 1
                                    

"Saat orang yang kita cintai meninggalkan kita tidak seharusnya kita menjadi orang asing, bangun dan sambut hari barumu dengan lembaran baru karena tidak ada gunanya juga berterus terusan berpaku pada apa yang sudah pergi."

-----

Pagi ini Suasana SMA Nusa Pelita nampak berduka mendengar kabar kematian Renata, semua merasa kehilangan sosoknya terutama Brilian orang yang paling terpukul atas kepergian Renata.

"Kamu yang sabar, nak bri!" ucap pak Setyo sambil menepuk pundak Brilian.

"Iya pak." jawabnya dengan lemah.

"Yasudah nanti, kita barengan pergi ke tempat peristirahatan terakhir Renata." ucap pak Setyo.

"Baik pak." jawab mereka dengan serempak.

"Kalau begitu kalian boleh kembali ke kelas masing-masing." perintah pak Setyo.

-----

"Cepat lari 5 putaran!" perintah Pak Rudi.

"Si bapak, pemanasan aja udah kayak gini." protes Tio.

"Kamu ini! Cepat laksanakan." ulang pak Rudi dengan nada lebih tinggi dari yang tadi.

Semua siswa kelas Venny berlari mengelilingi lapangan tersebut di bawah terik matahari pagi.

Venny gadis itu kini mengubah gaya rambutnya yang semula di ikat dua sekarang menjadi kuncir kuda, peluh telah membasahi seluruh bagian wajahnya.

Brilian cowok tersebut tengah duduk bersandar di bawah pohon belakang sekolah tepatnya menghadap lapangan yang kini tengah di isi oleh kelas Venny.

Wajahnya datar tanpa ekspresi, pikirannya sangat kalut dia merasa kesepian kehilangan seseorang yang kita cintai itu memang berat.

"Arghh!" erangnya seperti orang kesetanan.

"Kamu ngapain disitu?" tanya Pak Rudi.

"Lagi butuh udara Pak." jawabnya.

"Bapak tau kamu merasa kehilangan tapi, jangan buat diri kamu sendiri tersiksa, semua orang wajib bahagia termasuk kamu! Yang sudah pergi mungkin itu belum tentu yang baik buat kamu." ucap Pak Rudi.

"Iya Pak."

Venny gadis itu menatap Brilian sekilas saat mata mereka bertemu, dengan segera Venny mengalihkan pandangannya, dia tak mau berurusan lagi dengan cowok itu, sudah cukup selama ini.

"Yasudah, bapak akhiri." ucap Pak Rudi secara mendadak.

"Kok gitu pak?" tanya Rika.

"Bapak ada urusan, jadi kalian bisa pakai jam bapak secara bebas." ucap Pak Rudi sebelum pergi meninggalkan mereka.

"HAPPY DAY!!" teriak Tio dan Vino secara bersamaan.

"Kantin kuy!" ajak Cika dengan semangat kemudian di angguki oleh Venny serta Rika.

Tanpa sengaja mereka melewati seorang cowok, ya siapa lagi kalau bukan Brilian si dingin! Venny gadis itu berjalan tanpa menoleh sedikitpun pada cowok tersebut, dia merasa kesal jika melihat cowok tersebut pasti dia akan mengingat kejadian itu kembali.

"Ven!" panggilan itu menghentikan langkahnya seorang Venny.

Venny gadis itu membeku di tempatnya, apakah dia sedang bermimpi? Mengapa cowok tersebut memanggil dirinya?

Venny menoleh dan pandangannya bertemu dengan cowok tersebut. "Hmm?"

"Lo bisa kan jauhin gue?" pintanya benar bukan, tak mungkin jika cowok tersebut akan berbaik hati padanya.

BrilianWhere stories live. Discover now