BRILIAN|19

6.8K 330 7
                                    

"Setiap orang pasti memiliki kesalahan, sebagai manusia kita harusnya memaafkan setidaknya rantai kebencian kita terputus walau, maaf tak akan mengubah keadaan kembali seperti semula."

-----

Seorang gadis berkuncir kuda kini tengah berlari di koridor sekolah dengan tergesa-gesa.

"Aduh habisnya keasikan nonton video, bodoh!" makinya pada dirinya sendiri.

Bruk.

"Lo punya mata gak?" suara bentak memekakkan telinganya.

"Maaf." ucap gadis itu lalu mendongakkan kepalanya.

"Bri?"

"Lo!"

"Jalan itu yang benar! Udah sana pergi!" usir cowok tersebut.

"Venny minta maaf, maaf bri." ucap gadis itu sebelum melanjutkan langkahnya kembali.

"Lo telat?" pertanyaan seseorang menghentikan langkahnya.

Gadis itu berbalik menghadap lawan bicaranya. "Bisa lihat sendiri kan?" ketus gadis itu kemudian melanjutkan langkahnya.

Buat apa cowok tersebut menanyakan dirinya telat, apa dia tidak melihatnya huh! Peduli apa dia mungkin, cowok tersebut hanya penasaran bukan peduli pikir Venny.

"Hai bri." sapa Venny kemudian duduk disamping Brilian.

"Bri mau cokelat?" tanya gadis itu seraya menyodorkan sebatang cokelat pada Brilian.

"Enggak!"

"Bri mau apa? Brownies? Bakso? Teh manis? Apalagi ya, pancake?" tanya Venny sembari mengetuk ngetuk meja kantin.

"Diem gak Lo!" kini ketenangan cowok tersebut telah terusik.

"Gak! Bri mau apa?" tanya gadis itu lagi.

"Gue mau Lo pergi!" usir Brilian merasa ketenangannya terganggu oleh keberadaan gadis gila itu.

"Hmm." jawab Venny pasrah pada akhirnya.

"Lo jangan kayak gitu dong bri sama Venny." tegur Arsen dia merasa kasihan pada gadis itu.

"Emang ada urusannya sama Lo?" tanya Brilian.

Arsen hanya mampu menggeleng kuat, rasanya ia tak mampu untuk mengangkat suaranya jika telah berhadapan dengan Brilian yang sekarang sedang tersulut emosi.

-----

Venny gadis itu berjalan menyusuri koridor sekolah.

"Heh!" seru seseorang.

Venny menoleh ke arah sumber suara, dia hanya memutar bola matanya malas.

"Apa?" tantang Venny.

"Ikut!" ajak gadis itu.

Renata menarik tangan Venny menuju belakang sekolah, setelah sampai dia langsung menghempaskan genggaman tangan itu.

"Lo jauhin brilian! Kalau enggak Lo tau akibatnya." sentak Renata.

BrilianWhere stories live. Discover now