13-Hello Jerman!

680 58 3
                                    

Play now: Everytime - Chen (EXO) ft Punch🎶


"Baik-baik ya disana, jangan lupa tetep kabar-kabaran walaupun kita beda negara dan beda benua." Caca berucap dengan nada sok sedihnya dan raut wajah yang dibuat semurung mungkin.

Saat ini Veyla ditemani dengan teman-temannya tengah berada di bandara Soekarno-Hatta. Hari ini Veyla hendak melakukan sebuah penerbangan dari Indonesia ke Jerman. Hampir dua minggu berada di Indonesia telah memberikan banyak kenangan pahit lagi. Namun, Veyla tetap tanah air tercintanya ini.

Veyla memeluk Caca dan Fika dengan erat, "Gue gak bakal ngelupain kalian. Jadi, kalau kalian sampai lupain gue, gue pastiin lo pada jomblo seumur hidup."

"VEYLA!" Seru Caca dan Fika secara bersamaan disertai dengan wajah kesal mereka. Veyla tertawa renyah, entah mengapa membuat kesal Caca dan Fika adalah sesuatu yang menyenangkan di mata Veyla.

"Kalau undangan gue sama Yadi udah kesebar, lo harus datang ya?"

Veyla mengangkat kedua jempolnya ke udara, "Siap. Atur aja," Veyla mendekatkan dirinya kepada Yadi yang berdiri anteng dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana. "Jagain Fika ya, sampai lo nyakitin dia gue penggal kepala lo." Ancam Veyla yang mendapat persetujuan dari Evan dan Tama.

"Penggal aja kepalanya, Vey!" Sahut Tama penuh antusias.

"Sama badannya kalo perlu." Timpal Evan yang langsung membuat Yadi melirik tajam ke arahnya.

Mereka ber-enam pun tertawa bersama. Rasanya Veyla berat meninggalkan para sahabatnya yang selalu mempunyai cara untuk membuatnya bahagia seperti ini. Tentunya Veyla akan sangat merindukan mereka ketika kembali berkutat dengan kuliahnya di Jerman.

Veyla mengedarkan pandangannya ketika terdengar sebuah attention untuk penumpang pesawat yang akan Veyla tumpangi nanti telah terdengar di seluruh penjuru bandara.

"Gue pergi dulu." Veyla melambaikan tangannya ke arah lima orang sahabatnya itu sambil berjalan menjauh.

"Hati-hati Vey!" Seru Tama yang sudah mulai mengecil tubuhnya dari pandangan Veyla.

"Jangan lupa kabarin kita kalau udah sampai!" Seruan Caca tak kalah nyaringnya hingga membuat Veyla terkekeh pelan.

Kelima orang tersebut semakin mengecil dari manik mata Veyla yang membuatnya menghentikan lambaian tangan tersebut. Veyla pun membalikkan badannya, berjalan tegap sambil memamerkan senyum manisnya tersebut.

Sebelum bertolak ke Jerman, Veyla menyalakan ponselnya yang beberapa hari terakhir tak ia mainkan sama sekali. Data selularnya ia matikan dan daya-nya ia matikan juga. Pertengkaran yang terjadi antara dirinya dan Jevan benar-benar sangat berpengaruh pada Veyla.

Ketika daya ponsel telah ia nyalakan dan data selular sudah ia aktifkan, notifikasi dari WhatsApp langsung menyerbu ponselnya hingga tembus 1000+ chat yang masuk dan 190 panggilan tak terjawab.

Veyla membuka aplikasi WhatsApp-nya yang langsung menyuguhkan pemandangan beratus-ratus chat dari Jevan.

Veyla kemudian memeriksa log panggilan WhatsApp-nya. Ternyata 190 panggilan tak terjawab itu berasal dari Jevan juga. Astaga, sebegitu rindunyakah Jevan terhadap Veyla? Baru saja ia menghilang beberaoa hati sudah dipertontonkan sikap posesif dari Jevan apalagi kalau ia menghilang berbulan-bulan.

Senyum kecil terbit dari bibirnya ketika membaca satu per satu chat yang diberikan Jevan. Dari sebuah kemarahan tentang acara jalan-jalannya ia dengan Daniel tempo hari, sumpah-serapah tentang menghilangnya Veyla, dan ungkapan rasa kangen dan maaf darinya. Ah, Jevan baru saja sukses membuat pipi Veyla memanas!

Enggan menanggapi satu per satu chat dari Jevan, ia malah out of topic dan mengatakan kalau hari ini ia akan melakukan penerbangan ke Jerman.

Hari ini aku balik ke Jerman. Kalau udah sampai sana, baru kita bicarain masalah ini. Aku kangen kamu juga, my husband❤️

Send! Veyla tersenyum penuh arti ketika balasan darinya tersebut bertanda ceklis dua abu-abu. Ia akan menantikan sumpah-serapah Jevan ketika membaca balasan singkat darinya ini.

"Selamat bersumpah-serapah sayang!" Ucap Veyla kemudian mematikan data beserta daya ponselnya. Perjalanan kali ini tidak akan terasa panjang karena keadaannya dengan Jevan telah membaik.

17 jam merasa lelah karena berada di dalam pesawat akan terbayarkan nantinya dengan obrolan seru bersama Jevan, suaminya.

***

Berlin, Jerman

Perempuan berambut kecoklatan dengan koper besar berwarna biru langit itu tengah berjalan santai sambil bersenandung ria mengikuti nada sebuah lagu yang ia dengarkan melalui earphone rose pink miliknya.

17 jam berada di dalam pesawat sedikit membuat badannya pegal. Namun, dengan hadirnya hari ini perempuan yang diketahui bernama Veyla itu cukup terhibur dan melupakan rasa lelah yang melandanya.

"VEYLA!" Seru seseorang dari jarak beberapa meter dari tempat Veyla sekarang sambil melambaikan tangannya.

Senyumnya semakin merekah lalu mempercepat langkahnya agar cepat bertegur sapa dengan teman dekatnya selama berada di Jerman. Berkat kehadirannya, Veyla tak merasa asing di negara ini.

Veyla langsung menghamburkan dirinya ke pelukan Agnethe ketika jaraknya dengan Agnethe sangat dekat, "Ich vermisse dich, Agnethe!"

"Aku juga, Veyla!"

"Sama Uncle gak nih?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Jack barusan seketika membuat Veyla terkekeh lalu melepas pelukannya pada Agnethe dan berpindah kepada sang Paman.

"Veyla kangen berat sama Uncle!"

Ucapan Veyla itu tentu saja membuat Jack tersenyum simpul. Tangannya yang mulai berkeriput mun mengelus pelan rambut sang keponakan.

"Sama aku gak, Vey?" Zavid bertanya dengan nada sok sedihnya.

"Aku kangen semua yang ada disini." Veyla melepaskan pelukannya pada Jack lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar bandara.

"Ish, kamaruk kamu, Vey. Nanti Jevan marah lagi." Sahutan dari Agnethe membuat mereka berempat sontak tertawa secara bersamaan.

"Kita pulang dulu yuk, acara melepas rindunya nanti saat sudah berada di rumah." Keputusan Jack itu tentu diangguki Veyla, Agnethe dan Zavid. Empat orang tersebut pun berjalan keluar dari area bandara menuju sebuah mobil berwarna putih yang Veyla ketahui itu adalah milik Pamannya.

Sekali lagi, Veyla mengedarkan pandangannya ketika telah berada di luar bandara. Di dalam hati, Veyla berdoa agar selama ia berada di negara ini, ia dibuat bahagia selalu. Entah itu berasal dari sang Paman, kedua temannya yang telah menjadi sepasang suami-istri itu atau mungkin Jevan.

Pilihan ketigalah yang paling ia harapkan saat ini. Sang rindu sudah menelasak masuk ke relung jiwanya hingga membuat dirinya tersiksa dengan sendirinya.

Jevan kesemogaanku cuma satu selama aku berada disini. Semoga tak akan ada lagi kesalah pahaman diantara kita, Van. Seberat apapun masalahnya, aku ingin nantinya kita berdamai. Berdamai dengan keadaan dan berdamai dengan waktu.

Veyla menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan perlahan. Semoga Jerman menjadi negara pembawa kebahagiaan baginya.

"Hello Jerman!"

To be continued

Masih setia dengan cerita Stay? Masih penasaran sama kelanjutannya? Hmm.. apa harapan kalian sama hubungan Jepey nantinya?

Btw, lagi kangen SongSong couple makanya mulmednya diisi lagu itu:( kalian kalo punya rekomendasi drakor boleh komen disini yak, wkwk.

Jangan lupa komen dan berikan vote kalian!❤️

Kamus STAY

Ich vermisse dich: Aku kangen kamu

Stay Where stories live. Discover now