Kami Pamit

668 53 14
                                    

Sebelumnya, aku ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para readers setiaku (Jepey shipper) yang sudah mau menunggu kelanjutan sequel dari cerita Cool Boy VS Ratu Judes yang berjudul Stay.

Maaf sekali kalau selama dalam menulis cerita Stay, aku banyak ngaret. Bahkan sempat stuck di tengah-tengah jalan karena sibuk sekolah dll. Maaf juga kalau selama dalam menulis cerita Stay ini masih banyak kesalahan dalam penggunaan kata, typo, dll. Kalau kalian menemui kata-kata yang belum memenuhi aturan PUEBI di ceritaku (tidak di cerita Stay saja) , mohon komen yaa☺️ Kalau mengingatkan agar diri kita semakin baik ke depannya, kenapa enggak? Asalkan tetap sopan dalam menegurnya😉

Sebelum kita benar-benar berpisah dengan kisah cinta Veyla dan Jevan, mari kita baca sebuah ending yang kubuat untuk kalian. Ending yang mungkin diharapkan para Jepey shipper selama ini. 

Happy reading and enjoy!♥️


Now playing : Teman Bahagia-Jazz🎶


Beberapa bulan kemudian....

Di mana ada awal, di situ ada akhir. Begitu juga dengan kisah aku dan Jevan. Bagai hukum alam yang sudah seharusnya manusia alami, hal yang kunanti-nanti dari akhir kisah cinta kami akhirnya terjadi.

Dari memutuskan untuk memulai hubungan, aku dan Jevan sudah diuji dengan berbagai persoalan, kesalahpahaman, dan hal-hal lain yang memicu timbulnya rasa amarah yang beberapa kali membuatku ingin menyerah dari hubungan ini. Merasa paling tersakiti di dunia ini pun pernah kurasakan.

Tapi aku tak pernah membuka mata dengan sekitar bahwa ada yang lebih tersakiti daripada aku. Dia adalah orang yang paling dekat denganku dan sekarang menjadi pasangan hidupku. Jevan Alvaro, ya, laki-laki yang dulu kalian kenal paling dingin di sekolahku dulu. Seseorang yang dulu sangat kubenci hingga tak pernah terpikirkan sedikitpun untuk bersamanya. Namun, dengan segala keajaiban skenario Tuhan, laki-laki itu mengubah benciku menjadi benih-benih cinta.

Terdengar klise memang. Dari benci menjadi cinta. Tapi memang itulah kenyataannya. Setelah mengalami berbagai kesalahpahaman disaat aku masih memiliki hubungan pacaran dengannya, akhirnya Jevan memiliki niat serius untuk membangun sebuah rumah tangga denganku.

Kupikir, semua pasti berjalan dengan baik-baik saja. Tapi dugaan ku salah. Menyatukan dua insan manusia yang berbeda sifat, visi dan misi, dan berbeda pandangan itu tak semudah yang dibayangkan. Kita harus menyamakan perbedaan yang terjadi di antara kita dan menahan ego masing-masing agar terwujud keharmonisan di keluarga kecil ini.

Namun, dengan segala kebodohan ku dulu, aku malah selalu menomorsatukan egoku yang menjadi pemicu utama kesalahpahaman besar antara aku dan Jevan. Dan lebih parahnya lagi, aku malah merasa paling tersakiti dan membutakan mata dan menulikan telinga dengan segala penjelasan dan kebenaran yang sebenarnya hingga Jevan harus memendam rasa sakitnya sendirian.

Dari kesalahan-kesalahan yang aku lakukan, aku sadar bahwa kita harus membuka mata dan telinga lebar-lebar dengan kebenaran yang ada. Dan yang paling penting, jangan selalu menomorsatukan egomu. Tak mengapa sekali-kali kita menggunakan ego untuk hal yang tertentu, tapi jangan terlalu sering karena biasanya yang membunuh kita adalah ego kita sendiri.

Saat ini, aku sudah membuang jauh-jauh sifat buruk ku itu. Selagi bisa menjadi pribadi yang lebih baik, mengapa tidak?

Aku sedang berada di salah satu cafe, ralat di depan cafe yang jaraknya cukup lumayan dari rumah Uncle Jack.

Stay Where stories live. Discover now