23-TOD Pengungkap Rasa

421 57 17
                                    

Wanita berambut panjang kecoklatan itu kini tengah memakan seporsi nasi goreng yang ada di hadapannya dengan begitu lahap. Siapa lagi kalau bukan Veyla yang telah menjadi seorang istri dari pria dingin bernama Jevan Alvaro, tetapi sedang saling menjaga jarak karena ada sesuatu masalah yang membuat Veyla sedikit kecewa.

Saking fokusnya ia dengan nasi goreng buatan Bi Imah yang sebenarnya titipan dari Jevan, Veyla sampai menghiraukan Rina yang sedari tadi memanggil namanya dari arah dapur.

Ketika suapan terakhir sudah ingin ia masukkan ke dalam mulutnya, tiba-tiba dari arah belakang Rina mengambil sendok berisi nasi goreng yang ada di tangannya lalu menyuapkan ke dalam mulutnya yang membuat Veyla melebarkan matanya dan bersiap meluncurkan protes kepada sang Bunda.

"Bunda, ih! Kok main nyuap aja?!" rajuknya sambil memajukan bibirnya beberapa senti yang membuatnya sekarang terlihat seperti anak kecil.

Rina yang masih mengunyah sendok terakhir nasi goreng kepunyaan Veyla itu mengangkat sebelah tangannya ke udara guna menginterupsi anaknya tersebut untuk diam sejenak yang tentu membuat Veyla mendesah pelan.

Setelah nasi goreng yang ada di mulutnya meluncur sempurna ke dalam perutnya, Rina pun menatap Veyla yang sekarang masih saja memasang wajah cemberutnya. "Kamu ini umurnya udah berapa, sih? Masih aja pasang muka cemberut kayak anak kecil gitu. Lagian salah situ juga, dipanggil beberapa kali nggak nyahut juga."

"Ya, 'kan Veyla nggak dengar, Bun," sahut Veyla membela diri.

"Alibi," gumam Rina yang masih bisa didengar Veyla. Wanita itu kini memilih diam dan melemparkan dirinya di sofa panjang yang ada di  dekatnya. Percuma saja jika ia beradu argumen dengan Rina. Nyatanya mulut emak-emak lebih tajam dan mampu melumpuhkan lawan bicaranya.

"Lagian 'kan kamu udah banyak makan nasi gorengnya. Masa Bunda minta satu sendok terakhir aja gak boleh?"

Veyla mendesah pelan. "Ya, karena 'kan itu dari Jev--" Wanita itu langsung membungkam mulutnya ketika secara tak sengaja mengatakan kepada Rina jika sebenarnya nasi goreng buatan Bi Imah itu Jevan yang memesan khusus untuknya.

Rina mengulum senyumnya ketika ia sudah berhasil membuat anaknya itu keceplosan tentang siapa sebenarnya pengirim nasi goreng itu. Rina yang ingin menggoda anaknya itu lagi kini ikut duduk di samping Veyla yang sekarang tengah menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

"Dari siapa, Vey? Bunda nggak dengar." Rina mendekatkan telinganya ke wajah Veyla agar lebih jelas mendengar nama siapa yang disebut Veyla barusan.

Namun, bukannya menjawab, Veyla malah langsung bangkit dari duduknya lalu mengambil piring bekas nasi goreng yang ada di meja ruang tamu. Kemudian  bergegas pergi dari hadapan Rina dengan kedua pipi yang memerah tomat.

Hal itu tentu membuat Rina kembali angkat bicara. "Loh, Vey, mau ke mana?! Bunda penasaran siapa orangnya!" teriak Rina kemudian bangkit dari duduknya menyusul Veyla yang sudah berada di dapur.

•••

Untuk kali ini, bersih-bersih menjadi pengisi waktu luang seorang Veylania Callista yang suasana hatinya cukup baik dari sebelum-sebelumnya. Setelah membersihkan sebagian ruang yang ada di lantai dasar, kini Veyla beranjak naik ke lantai dua tepatnya ke ruang kamarnya.

Tak seperti dahulu saat ia masih menginjak masa remaja, kamar Veyla saat ini lebih tertata. Hanya saja, debu masih ada yang bertebaran di sudut-sudut ruang kamarnya karena setelah kepergian Veyla ke Jerman selama beberapa waktu kemarin, Rina maupun Rio tak pernah menyentuh atau sekedar masuk sebentar ke dalam kamarnya.

Veyla mengedarkan pandangannya sejenak ke arah ruangan yang selalu menemaninya dan memberi kenyamanan untuknya sedari kecil hingga remaja. Kemudian, sebuah lengkungan tipis terbit di bibir Veyla.

Stay Où les histoires vivent. Découvrez maintenant